🐿10.Brothership

1.3K 157 4
                                    

 Jisung terbangun tengah malam karena tenggorokannya terasa kering

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jisung terbangun tengah malam karena tenggorokannya terasa kering.Ia bangkit dan mengambil gelas kosong yang berada diatas nakas.Dengan mata yang setengah terpejam,dia berjalan keluar dari kamar,berniat menuruni tangga sebelum cahaya remang-remang menyapa indra penglihatannya

Pintu kamar milik Chan yang berada disamping kamar Changbin itu sedikit terbuka.Membuat rasa penasaran hinggap pada Jisung.Dia berjalan mendekat sambil mengerjapkan mata,untuk menetralkan penglihatannya

Kepala milik Jisung sedikit menyembul,memperhatikan seisi kamar,yang kemudian terpaku pada punggung seseorang

Sedang apa laki-laki itu tengah malam begini?

Semakin ditelisik,ternyata Chan tengah berkutat dengan buku pelajaran.Pensil ditangannya bergerak seakan sedang menulis sesuatu.Sesekali desahan kecil keluar dari mulut Chan,lalu dengan kesal menghapus tulisan miliknya

"Kenapa susah banget,sih?" Dia menggeram kecil sembari mengacak rambutnya frustasi "Gimana bisa ngisi soal,kalo gini"

Dari ambang pintu,Jisung mengernyit heran "Lagi ngerjain apa,sih?" Gumamnya

Tanpa ingin mengganggu,Jisung menarik tubuhnya dan kembali melanjutkan langkah ke dapur.Dia meneguk air yang dia ambil dari dispenser.Kemudian dengan inisiatif,ia membuatkan coklat panas untuk Chan

Diambilnya cangkir dan coklat bubuk,tak lupa gula pasir yang ia ambil beberapa sendok saja.Karena yang dia tahu,Chan tak terlalu suka manis.Ia tuangkan air panas secukupnya,dan setelah dia aduk,dia membawanya kedalam kamar sang kakak

Pintu kayu itu sedikit berdecit ketika Jisung buka,membuat Chan yang sedang fokus pada buku,mengalihkan atensinya.Dia terkejut kala Jisung datang dengan secangkir coklat ditangannya

"Eh?Kok belum tidur?" Dia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam "Habis ngapain?"

Jisung meletakkan cangkir itu disamping tubuh Chan "Gue kebangun karena haus,dan gue lihat lo masih belajar" Kemudian telunjuknya menunjuk "Itu buat lo"

Yang lebih tua tersenyum tipis "Makasih"

Jisung mengangguk kecil "Lagi belajar apasih?Kok belum tidur?" Tanyanya sambil memperhatikan beberapa buku tebal diatas meja

Chan menghela nafas "Lo tahu kan,besok gue ujian nasional?Gue gak percaya diri bisa dapet nilai bagus"

Jisung mengerutkan dahinya "Kok gitu?Harusnya lo yakin sama kemampuan yang lo punya,dong.Untuk hasil bagus atau enggak,itu tergantung nanti.Yang terpenting,lo udah berusaha.Lagipula,gue yakin kok,lo pasti bisa" Dia naik keatas kasur milik Chan

"Jangan terlalu diforsir,nanti kalau lo jadi gak konsentrasi gimana?Mending sekarang lo istirahat"

Chan memperhatikan Jisung yang memeluk bantal miliknya,kemudian beralih pada buku yang terdapat banyak coretan tangannya.Dia menghela nafas sekali lagi "Terus,kenapa lo disini?Tidur sana,udah tengah malam"

Jisung merengut "Gue gak ngantuk,gara-gara kebangun tadi.Gue mau disini"

Chan berdecak pelan.Dia membereskan buku-buku itu ketempat semula,lalu meneguk coklat yang dibuatkan Jisung tadi sampai tersisa setengah

"Lo mau tidur disini?"

Jisung bergumam tak jelas,kemudian mengangguk "Boleh,deh.Tapi bentar,belum bisa tidur.Lo kalau mau tidur duluan aja" dia jatuh dikasur dengan posisi terlentang,menatap langit-langit kamar yang tidak menarik sama sekali

"Gak bisa!Lo juga harus istirahat.Cepetan tidur" Chan berbaring disamping Jisung,dan menyingkirkan tangan kecil itu yang sedikit menghalangi tempatnya.Setelah menaikkan selimut hingga menutupi tubuh keduanya,Chan memeluk tubuh Jisung

"Ish!Jangan peluk-peluk" protes si manis,dan dengan kuat mendorong tubuh Chan untuk menjauh.Tapi sepertinya tenaga pemuda yang lebih tua masih terisi penuh,hingga tak bergeser sedikitpun.Atau memang Jisung yang tidak bertenaga?

Chan menggeleng kecil dalam pejaman matanya "Lo gak kangen gue pelukin kayak gini?Padahal waktu kecil,lo selalu ngerengek minta gue peluk saat tidur"

Jisung meringis "Ya itukan dulu,sekarang gue udah gede,kali"

Chan mengercutkan bibirnya "Kok gue gak rela ya,lo tumbuh secepat ini?Harusnya,lo jadi anak kecil aja terus,biar  gue bisa gendong lo kayak dulu lagi" ujarnya tanpa membuka mata.Dia semakin mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya pada lengan atas Jisung

"Enak aja!Gue juga pengen kali jadi besar.Bisa ngerasain jatuh cinta,sama malam mingguan" candanya,kemudian terkekeh geli

Chan tersenyum "Enggak!Lo gak boleh pacaran.Tunggu gue nikah dulu,baru pacaran"

Jisung mendelik tak suka "Kelamaan!Gimana kalau nanti lo gak nikah-nikah?Atau gue udah gak ada?Sama aja bohong"

Chan terdiam sejenak,mencerna kalimat yang baru saja diucapkan sang adik "Maksud lo apa?Gue itu ganteng,jadi mudah buat gue taklukin hati perempuan.Dan gue yakin,lo pasti bisa lihat keponakan lo dari gue juga Changbin"

"Kalau enggak?"

Mereka saling bersitatap.Sorot mata Jisung seketika terlihat sayu,dan Chan tak bisa melihatnya lebih lama "Pasti bisa!Lo juga harus nikah,kasih cucu buat ayah dan bunda"

Jisung tersenyum kecut.Bagaimana bisa Chan mengatakan itu?Padahal sudah jelas kian hari penyakitnya semakin parah.Meski dia tak tahu apakah Tuhan akan memberinya sebuah kesempatan hidup lebih lama,tapi dia sudah terlanjur putus asa oleh vonis dokter

"Kak"

"Heum?"

"Lo tahu gak?Terkadang setiap malam gue selalu takut.Takut pada hal yang memang akan terjadi suatu saat nanti"

".."

"Gue takut kalau besok gue gak bisa lihat matahari lagi,gak bisa lihat bunda yang setiap pagi selalu teriak bangunin kita,atau ayah yang selalu minta dipakein dasi padahal bisa sendiri.Juga lo dan kak Changbin yang rusuh karena terlambat ke sekolah.Gue takut gue gak bisa lihat wajah dan senyum kalian.Gue takut gak bisa bangun lagi" Satu lelehan air mata berhasil menerobos keluar.Bibirnya terkatup rapat,menahan sesak yang kini terasa menghimpit dadanya

"Kematian itu seakan selalu mengintai,dan mencari celah.Hingga pada saat gue lengah,bisa aja gue pergi.Tapi gue belum siap.Gue belum bisa kasih kalian apa-apa.Gue belum bisa buat kalian bangga" Suaranya mulai bergetar,terlihat begitu menahan tangisan yang sebentar lagi akan pecah

Chan menatap wajah Jisung yang mulai memerah.Jejak-jejak air mata itu seakan telah menghianati pertahanan Jisung selama ini,yang berusaha terlihat kuat didepan orang lain.Dia pun tak bisa mengelak,bahwa hatinya ikut meringis,ia juga ingin menangis,namun tak bisa.Ini terdengar lebih menyakitkan hingga air mata saja tak mampu keluar

"Sejak dulu gue selalu minta sama Tuhan untuk diberi kesempatan sekali lagi,sampai gue bisa buat kalian bahagia.Gue gak mau menyesal setelah pergi nanti" Netra legam yang biasa menampilkan keceriaan,kini hilang entah kemana.Terganti dengan mata sayu yang terlihat kosong.Senyuman yang biasa diperlihatkan anak itu lenyap oleh keputus asaan.Chan tak dapat lagi mendeskripsikan keadaan Jisung yang jauh dari kata baik-baik saja

"Gue ada disini.Jangan pernah merasa takut.Gue akan selalu peluk lo,hingga lo merasa nyaman.Gue,Changbin,Ayah dan Bunda akan terus berdo'a dan memberi lo semangat.Gue yakin lo bisa lewatin ini semua"

_▪▪▪_

Dahlah!
Acak-acakan..Otakku hampir buntu😣

Dream Catcher ✓Where stories live. Discover now