2

21.1K 765 10
                                    

Co-translator : bilipako

Chapter 2

“Masih marah?”

“aku tidak marah”

“ya, percaya setan, pagi-pagi sudah ketat seperti pantatmu”

Pagi-pagi besoknya, yang juga akhir minggu dimana Tharn libur, tapi tidak berarti bahwa Type juga libur. Sebagai Pacar yang bertanggung jawab, Tharn, pagi-pagi, sudah meninggalkan kasur untuk mengantar Type ke Rumah sakit, tapi keduanya tidak berkata apapun sepanjang perjalanan.

Sebenarnya, Type juga berfikir seperti itu, karena sekarang dia sangat mengantuk, dia ingin tidur, tidak ingin pergi bekerja, mengingat apa yang dilakukannya dengan pacarnya tadi malam, itu sedikit berlebihan.

Ingin tahu apa yang dia lakukan… dia menendang suaminya dari tempat tidur.

Apakah itu begitu buruk ketika dia melakukannya?! Type berfikir dengan marah.

Akhirnya, Tharn terpaksa membawa bantal dan selimutnya berlari ke ruangan sebelah, karena dia sangat mengantuk tadi malam, jadi… dia sudah malas untuk menenangkan seseorang.

Pagi ini, suasana sudah lumayan membaik, ditambah orang itu mengambil inisiatif untuk bangun pagi dan mengantarnya ke kantor, Type hanya bisa menghela nafas.

“baiklah, aku mengakui aku sedikit keterlaluan tadi malam”

“…”

Pria ini hanya membalas dengan diam, ini sangat tidak baik. Jadinya aku menyalahkan diriku sepanjang jalan juga!

“ayolah Tharn, kamu bukan anak kecil lagi. Haruskah kamu melakukan ini? Dan kamu yang memulai tadi malam.”

“Apa yang kamu lakukan dengan orang yang mabuk? Sebagai orang yang sadar apakah akan berkelahi dengan orang yang mabuk?”pertama kali dia ingin meludahkan semulut penuh darah kepada lawannya.

Ya, aku tidak mabuk, tapi aku sangat lelah brengsek!

Hidup bersama bertahun-tahun, selama itu pasti punya banyak masalah satu sama lain. Type sudah melihat bagaimana lawannya marah, dia hanya bisa mengingatkan dirinya untuk tenang, tidak terbakar, kemudian menggelengkan kepala, berkata:

“ya, dibandingkan dengan yang mabuk, aku salah.”

“…”

Sial, aku mengaku salah dan kamu masih tidak senang?

“kamu bahkan tidak mau berkata apapun sekarang? Ingin perang dingin?”

“pinggangku sakit!” orang berdarah campuran itu tidak pandai berbicara.

“nanti…”

“itu karena kamu menendangku jatuh dari tempat tidur!”

“berbicara seperti kamu tidak pernah membuat pinggangku sakit sebelumnya, pinggangku seperti mau patah tapi dimana aku pernah menyalahkanmu!”

“mungkin sama?”

Type sangat ingin berteriak apa bedanya, tapi dia tidak ingin bertengkar dan karena Dia (Tharn) telah menggosok pinggangnya berkali-kali sejak pagi, sepertimya memang sakit jadi dia mencoba menenangkan dirinya.

Baiklah, baliklah, aku akan istirahat besok. Pikirkan saja apa yang kamu inginkan.” Akhirnya type kalah dengan orang egois di sampingnya.

Suatu waktu, Type merasa bahwa dialah yang egois, Tharn selalu mengikuti kemauannya, tapi melihat sekarang sepertinya Tharn yang begitu… sebenarnya itu hanya selubung asap (pura-pura), dan pada akhirnya tipuan itu selalu berhasil… sperti sekarang.

“tidak ada janji dengan No?”

“jika saja dia tidak bertengkar dengan suami mudanya dan datang padaku untuk mengeluh.”

“hei, tidak bisakah kamu membiarkan mereka sendiri?”

“kamu mengatakan seperti aku ingin mengurus urusan mereka! Itu No yang selalu datang padaku!” Type menjawab tidak sabar. Teman “susah mati” ini dan suami mudanya telah berkencan selama setahun dan setiap mereka bertengkar, No, akan datang kepadanya berharap dia (Type) bisa membantunya menyelesaikan masalah emosionalnya.

Dia pikir aku ini siapa? Dewa Nang Kwak atau ahli dalam masalah keluarga? Aku tidak ingin berkata bahwa keluargaku juga menggantung pada sehelai rambut.

“Besok aku tidak akan membiarkan No datang, aku juga lelah, hanya ingin beristirahat dengan tenang” Akhirnya Type menjawab. Tharn mendengarkan dengan penuh semangat, memikirkan minggu lalu, selain tidak melakukan sex satu sama lain, hidup keduanya seperti terpisah oleh jalan yang berbeda. Minggu lalu Tharn melakukan perjalanan dinas, kembali lelah dan tidur hingga tidak tau bulan berada dimana, mereka tidak punya waktu berbicara satu sama lain .

“Kalau begitu ayo kita makan keluar besok.”

Ketika Tharn puas, ujung bibirnya akhirnya terangkat menjadi senyum dan dia menyalakan music di mobil, bernyanyi mengikuti irama. Type juga merasa tenang, dia bersandar pada kursinya dan menutup mata. Tharn tidak keberatan hingga mobil sampai di gerbang rumah sakit.

“ah, um, apakah kita sampai? Terima kasih sudah mengantar”

Saat mobil berhenti, Type mengatakan dengan secepat kilat sambil membuka pintu untuk keluar dari mobil tapi ditarik oleh orang sebelahnya. Dia menoleh dan dia sadar untuk menambahkan kalimat:

“tidak ada ciuman perpisahan hari ini, aku sudah terlambat”

Tharn tertawa, berada pada perasaan yang bagus dimana sangat berbeda dengan keadaan tadi pagi.

“Tidak ciuman, aku akan meminta gantinya besok… oh iya aku harus mengingatkanmu lagi tentang nanti malam.”

“nanti malam?” Type mengulangi kata-kata Tharn bingung, dengan memasang muka “aku tau kamu akan lupa” Tharn kemudian mengingatkan orang yang terlambat bekerja itu.

“kita aan bertemu Tum nanti malam.”

“oh… dan Tar?”

Orang yang disebut adalah orang yang pernah putus dengan orang lain (Tharn) dan sekarang sudah berhubungan baik, Type sebagai gantinya  menarik sangat panjang “oh” dan menyebut nama orang yang lulus dari prancis dan kembali kerumah untuk waktu yang lama, nada suara yang keluar terasa asam, terutama orang itu sebelum kembali telah mengirim email memberi tahu pacarnya dan mengajak bertemu, rasa cemburu langsung membalik, khawatir pacarnya dan orang itu akan menghidupkan kembali cinta mereka, walaupun baranya sudah lama padam namun ada kemungkinan akan bangkit kembali. Tapi Type masih yakin bisa mengatasinya. Jadi sekarang mereka kadang bertemu dan hubungan pacarnya dan anak muda itu seperti cermin. cinta antar saudara, bahkan walaupun lebih tetaplah cinta antar saudara!

“pergi ke rumahnya untuk makan, kan?”

“ya, aku akan menjemputmu nanti” kata-kata Tharn membuat Type berhenti sejenak, lalu menggelenkan kepala:

“aku akan naik bus saja, rumahnya dan rumah sakit berbeda arah, kita bertemu di rumahnya saja”

“oh… okay”

“Tharn, bajingan kau”

Saat menjawab Type, si penjawab tidak menjawab dengan benar, tapi mendekat dan memberi kecupan di pipi ketika berbicara, orang yang dicium langsung mengutuk. Jangan berfikir jika yang dikutuk akan takut, tidak, orang itu tertawa dan sesenang anak kecil yang makan permen. Setelah tersenyum dia menunduk ke jam tangannya dan berkata,

“kamu akan terlambat”

“sial!” dengan bersumpah serapah, Type berjalan menuju gedung tempatnya bekerja, dia dengan berani berbalik dan mengangkat jari tengahnya kepada Tharn. Tidak peduli berapa tahun sudah berlalu, pria ini tidak berubah sedikitpun, kapan dia akan bosan menciumnya!

“Type, Type, apakah orang itu akan datang lagi hari ini?”

“orang yang mana?”

“orang tampan dengan muka bersih dan kulit yang lembut”

“Siapa juga itu, nona Teng?”

Ketika Type akhirnya bergegas ke rumah sakit, dia kehabisan nafas, dan teman kantornya tidak tau datang darimana, dengan muka kosong dan mata yang bingung (artinya dia tidak mengerti) tidak tahu siapa yang dia bicarakan. Teman kantor perempuan itu sedikit tidak senang, dia menggunakan tanganya untuk mendeskripsikan dan mengatakan “anak itu, yang tinggi, setinggi ini, yang memakai anting”

“aku tidak punya gambaran sama sekali”

“astaga, orang yang melakukan operasi lutut itu lho”

“oh… Dia, ada apa dengannya?” mendengarkan penjabaran dari teman kantornya, Type sekarang tahu siapa yang dimaksud, mengingat penampilan anak itu dan dengan tidak mengerti bertanya “ada ada dengannya?”

“Dia tampan”

“Tharnku jauh lebih tampan dari dia!

Type hampir mengatakan itu tapi ditelannya lagi. Dia hanya mengangguk dan berkata “ya dia setampan yang kamu katakan”. Teman kantornya itu tidak hanya tertarik dengan muka tampan ala korea. Sekalinya ketemu yang sesuai langsung terbang menuju orang itu.

Kembali ke anak yang baru-baru ini operasi. Jika dia mengingat dengan benar, anak itu harusnya di tahun kedua universitas, di universitas yang cukup terkenal, ya dia terlihat seperti pemeran utama dalam drama korea, sesuai seperti selera teman kantornya itu. Anak itu punya mata yang indah, besar dan bersinar, hidung mancung, bibir merah dan gigi putih yang membuat para gadis malu pada diri mereka sendiri. Kulitnya putih, jenis kulit putih dimana tidak bisa dibandingkan dengan gadis Thailand. Tidak heran membuat para gadis berdecak kagum.

Tapi apabila tidak disinggung, Dia (Type) sebenernya lupa punya pasien tampan. Type mengangkat bahu ketika memikirkannya, jika dia harus jujur anak itu tidak begitu tampan di matanya. Mungkin karena dia sudah bersama Tharn begitu lama jadi standar ketampanan untuknya jadi sangat tinggi dan ketampanan pacarnya yang berdarah campuran, bentuk muka tegas, badan yang tinggi dan kekar yang bisa bermain drum berjam-jam tanpa pingsan, dan dia… sexy! Sangat bagus di tempat tidur, hanya saja libur akhir-akhir ini, jadi tidak banyak olahraga.

“Apakah anak itu punya janji pemeriksaan denganmu hari ini?”

“hmm, ya”

“aku iri padamu”

“kanapa kamu iri padaku? Aku bahkan lebih tampan dari dia”

Nona Teng menunjukan muka seperti menelan obat yang pahit, dan berkata “kamu bukan tipeku”

Kapan aku berkata aku ingin jadi tipemu!

“kamu tipe yang dingin dan tampan, aku suka tipe yang halus dan tampan”

“yay a ya, asal kamu gembira” Type hanya bisa menggelengkan kepala dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan teman kantornya yang sedang bermimpi. Jika mengingat alasan anak itu datang untuk berobat… dia mengalami kecelakaan saat bermain olahraga, ligamennya sobek, datang ke rumah sakit dua minggu lalu untuk operasi, sekarang masa pemulihan yang menjadi tanggungjawab pasien sendiri. Pasien itu ingin segera kembali bermain olehraga, tapi itu mustahil dengan hanya 100 hari, paling tidak membutuhkan waktu beberapa bulan.

Jika tidak salah ingat, anak itu menggila saat pertama kali dibawa kesini, mungkin karena merasa kecewa dan tidak dapat melakukan apa yang dia inginkan. Tapi sekarang dia ingin mengajari anak itu, dia tidak yakin apakah dia harus melakukan itu, mungkin dia akan menendangnya dari rumah sakit. Kemudian mengambil keuntungan saat pemeriksaan dan menggunakan tangan lebih keras, sehingga anak itu kesakitan dan berlutut memohon ampun.

“aku memang berdarah S” akhirnya Type menggeleng-geleng karena pikirannya sendiri, tapi hanya bisa memikirkannya saja, bekerja berbeda dengan sekolah, mengikuti isi hati tidak bisa digunakan dalam pekerjaan.

“halo kak Type”

Anak ini kesurupan?

“oh.. halo”

“aku membelikanmu kue”

Tidak, aneh, apakah orang ini sama dengan anak remaja rewel yang kemarin? Type melihat anak tampan ini dengan muka tercengang, anak itu menunjukan senyum yang cerah, berbalik mengambil tas disamping tongkat dan memberikannya. Type masih tercengang dengan senyum anak itu, ketika dia sadar, dia langsung menolak “kakak tidak bisa menerimanya” karena anak itu memanggilnya kakak, jadi dia menamai dirinya kakak.

“terimalah kak, waktu itu aku kembali dan memikirkannya, itu tidak benar untuk marah padamu saat itu, jadi aku minta maaf, aku sedikit terbawa emosi karena operasi, waktu itu dokter berkata bahwa paling tidak butuh waktu 6 bulan untuk sembuh, saat itu lukanya sangat sakit jadi siapapun yang mendekat jadi kena amarahku. Aku merasa bersalah, jadi aku memebawa kue untuk minta maaf padamu” kata remaja itu dengan muka bersalah.

Siapapun yang melihatkan akan melembut.

Kalau dilihat lagi anak ini lumayan imut.

Type berkata pada dirinya sendiri di dalam hati, ingin menyangkal teman kantornya: remaja ini tidak tampan, tipe kulit putih ini, seperti pemeran utama pada drama korea yang imut, tipe yang disukai orang-orang, terutama apabila ditambah dengan muka tersesat dan senyum canggung, tidak ada yang bisa bilang tidak.

“terimalah kak Type, jika tidak aku akan membuangnya”

Kenapa rasanya familiar? Seperti seseorang yang aku kenal.

“aku bahkan membelikan satu untuk dokter yang berjaga”

Jadi kamu memaksaku menerimanya, kan?

“kalau begitu terima kasih, tapi jangan memebelikanku lagi lain kali, aku akan malu”

“Okay!”

Aku tahu seperti siapa dia!

Type memberi tahu dirinya sendiri dalam hati bahwa remaja yang tersenyum begitu gembira dengan mata penuh dengan kepuasan itu seperti pria yang dia tendang dari tempat tidur tadi malam. Yang terlihat di wajahnya ketika dia mendapatkan apa yang dia mau hampir seperti ‘itu sudah pasti’, remaja ini manja, mungkin lebih gegabah karena dia baru 19 tahun.

“bagaimana keadaanmu?”

“lukanya tidak sakit lagi, Faires masih melakukan yang kakak ajarkan dan melakukan senam otot setiap hari. Pada awalnya sangat sakit bahkan suatu hari sangat sakit sampai aku tidak bisa melakukannya lagi” Type menaikkan sedikit alisnya. Anak ini menggunakan nama panggilan untuk berbicara dengannya, membuat kesan sangat dekat, tapi tidak usah dihiraukan, anak-anak jaman sekarang suka menggunakan nama panggilan ketika berbicara kepada orang yang lebih tua, mungkin dia memperlakukannya(Type) sebagai orang tua.

Apakah aku terlihat begitu tua?

Type tertawa di dalam hati, remaja ini masih melanjutkan pembicaraannya.

“Kak, apakah ada cara supaya sembuh lebih cepat?”

“semua cara butuh waktu, juga perlu kedisiplinan. Lakukan senam otot setiap hari nanti kalua sudah waktunya kamu akan bisa kembali berolahraga, luka ini sebagai pelajaran supaya lain kali kamu bisa berhati-hati. Tubuh itu bukan mesin yang apabila rusak bisa diperbaiki dan langsung dipakai lagi. Tubuh manusia tidak seperti itu, terutama bagi atlit. Jika tidak menjaga tubuhnya dengan baik, ini lah yang terjadi” Ketika remaja itu bertanya cara penyembuhan, Type mengambil kesempatan ini untuk memberikannya ceramah, dan remaja itu mendengarkan dengan seksama melihat ekspresinya yang menyedihkan dan menggaruk mukanya karena malu.

Melihat itu, Type merasa tidak tega “aku tahu kamu ingin cepat kembali ke lapangan, aku dulu seorang pemain sepak bola jadi aku mengerti perasaanmu”

“benarkah kakak dulu pemain sepak bola?” mukanya terlihat tidak percaya, dia mencondongkan mukanya dengan bersemangat.

“wakil kapten, tapi pensiun saat mengambil S2” Type menganguk sambil berkata.

“Ah, kakak sudah lulus S2?”

“ya aku sudah lulus sekarang”

“wow kak, keren!”

Semakin banyak yang remaja ini dengar semakin bersemangat dia, bahkan suaranya penuh dengan semangat dan matanya penuh dengan pujaan. Membuat Type malu. Sejujurnya, ada beberapa junior yang mengaguminya tapi tidak berlebihan seperti remaja ini. Dilihat bagaimanapun kekagugam remaja ini bukanlah pura-pura, karena jika pura-pura, Dia (Type) pasti bisa melihatnya. Yang ditunjukan oleh anak ini adalah ketertarikan yang tulus.

“itu tidak sebagus yang kamu pikirkan” Type melambaikan tangannya

“tapi kakak bisa membagikan sedikit pengalaman kan? Bisakah kakak memberiku kontak Line kakak?”

“…”

Type membeku dan menengok menatap remaja yang sedang melihatnya dengan tatapan berharap.

“baiklah kak, mungkin aku terlalu merepotkan kakak, tapi kadang-kadang aku tidak tahu harus bertanya ke siapa saat lututku sakit. Aku pikir kakak bisa memberikan nasehat, ayolah kak… demi sesama atlit tolong berikan padaku” dengan muka memohon dan suara manja membuatnya luluh. Hanya akun Line, pikirnya.

“Um, baiklah”

Pikirkan bahwa ini sebagai cara untuk menyayangi anak-anak. Walaupun Type juga berfikir… bukannya anak itu terlalu gembira?






Ting tong
“ini dia… halo kak Tharn, kakak datang cepat!”

“aku sudah tidak punya pekerjaan, jadi aku pulang cepat”

Sampai di depan pintu rumah dua bersaudara, menekan bel, beberapa saat pintu terbuka, tampak muka lembut yang dulu pernah disukainya. Seorang anak dengan celemek mengangkat tangan untuk menyapa, kemudian melihat-lihat belakang Tharn.

“dimana kak Type?”

“hari ini dia bekerja, akan menyusul nanti, ini untuk kalian” Tharn menyerahkan tas kertas panjang kepada Tar yang melihatnya dengan riang.

“bagus, hari ini aku membuat bebek oren dan anggur merah sangat cocok!”

“kalau begitu pas, jika kamu membuat makanan Thai botol anggur itu akan tidak berguna. Nanti Type harus turun untuk membeli Bir”

“kak, aku ini chef makanan Perancis, jadi aku memilih makanan dengan ahli” anak yang lebih kecil itu tertawa, mata besarnya bercahaya, siapa yang menyangka bahwa mata cerah itu pernah tenggelam dalam kegelapan.

Seorang remaja yang diingat oleh semua orang, dia periang dan punya mata bening, tapi kemudian dia mati membawa kepolosannya terkubur bersamanya, tidak ada yang tahu apa yang telah dilewatinya, mungkin dia mati saat kekacauan di masa mudanya. Selama tujuh tahun ini, Tar mengalami banyak hal… begitu banyak hingga dia sempat tenggelam begitu dalam, di lumpur masa lalu yang tidak ada jalan keluar. Dia berpikir tidak ada orang yang bisa menyelamatkannya dari belenggu itu, jadi dia menutup diri, hanya hidup di dunianya sendiri, pintu ke hatinya tertutup, dia tidak keluar dan orang lain tidak bisa masuk. Tidak pernah terpikirkan bahwa suatu hari, akan ada orang yang tidak peduli dengan apapun menghancurkan pintu hatinya, yang tidak peduli dia akan bersamanya (Tar) atau tidak, hanya penuh cinta di hatinya. Kemudian karat pada kunci mulai luntur, dan dia merasa mungkin dia bisa melihat matahari lagi.

Ya, remaja itu secara tak terduga sekarang telah menjadi chef di restoran berbintang di Bangkok.

Faktanya, Tar dan Tharn tidak begitu berkomunikasi satu sama lain melalui email, takut Type akan cemburu, namun sebalikanya pacarnya dan remaja itu menjadi lebih dekat, seperti saudara, dia mengetahui dari mulut pacarnya  soal Tar di Perancis setelah lulus SMA, belajar di akademi chef yang terkenal, lalu melanjutkan magang selama satu tahun sebelum akhirnya kembali ke Thailand.

Sekitar waktu itu juga dimana Tum berusaha keras membuka hati adiknya. Kemudian dia menyadari jika sahabatnya yang bermain music satu band dengannya punya perasaan kepada adiknya, perasaan cinta. Mengetahui bahwa temannya bersikeras, walaupun pada akhirnya mungkin mereka berdua tidak bisa bersama, dia masih berkomitmen untuk dengan sukarela mencintai adiknya.

“sampai kapan kamu akan berdiri di pintu ngobrol dengan adikku?” orang yang tadi berfikir keluar entah dari mana, tanpa malu melingkarkan lengannya ke pinggang adiknya dan menatap Tharn waspada, seperti induk ayam yang melindungi anaknya, ditambah dia tidak melihat Type dengannya (Tharn). Tharn seperti bisa mendengar ada alarm berbunyi pada kepala orang di depannya itu. Tharn berfikir di dalam hati: jika aku melanjutkan cintaku dengan Tar, tidak perlu menunggu 7 tahun untuk menemukan tulang rusukku berada di aliran air.

“kak, apa yang aku minta kakak lakukan?”

“…”

Mendengar itu, Tum bergerak sedikit, menunduk dan berkata “kau memintaku menjaga kompor”

“jadi apa yang kakak lakukan sekarang?”

“Hmmm, Tar…”

“kak, jangan ‘hmm” padaku, kembalilah dan jaga kompornya untukku. Jika pancinya gosong, kamu harus memasak dan makan sendiri minggu ini. Aku akan pulang, tidur dan tidak peduli denganmu. Kamu akan memelihara dirimu sendiri”. Orang yang tadi menantang Tharn ingin membantah, tapi melihat ekspresi tajam adiknya, bahunya merosot. Dia menengok kearah Tharn dan memberikan peringatan dengan matanya kemudian kembali ke dapur dengan menunduk… meninggalkan adiknya dengan orang yang disebut adiknya sebagai ‘saudara’.

Melihat keadaan Tum, Tharn tidak bisa tertawa karena penampakan Tum terlihat familiar. Tidak, aku tidak begitu takut pada Type, kecuali dia melakukan sesuatu yang tidak biasa dan aku menolak dengan keras kalau aku takut dengan istriku.

“maaf kak Tharn”

“huh?” permintaan maaf Tar yang mendadak membuat Tharn menunduk tidak mengerti, anak itu menjawab dengan malu-malu:

“maaf, perilaku kakakku tidak baik, aku sudah memberitahunya bahwa cerita kita sudah bertahun-tahun berlalu dan aku hanya saudaramu sekarang” bola mata remaja tampan itu terlihat menyembunyikan kesedihan, mencerminkan permukaan air laut, membuat orang tenggelam.

Tharn tersenyum dan berkata “aku pikir alasan dia melakukan itu padaku karena kamu belum memberikannya tanggapan”

“…”

Tar membeku beberapa saat dan menengok ke dalam ruangan diikuti dengan suara pelan “bagaimana bisa aku merespon? Kita saudara”

“tapi Tum, dia tidak peduli tentang itu…”

“ya, kakakku ingin memberitahu ibu tentang kita tapi aku tidak membiarkannya. Ibu sudah tua, aku takut dia tidak bisa menerimanya. Katakanlah saudara hidup bersama karena dekat dengan kantor dan lebih mudah untuk pergi kerja. Walaupun situasi sebenarnya adalah…” Tar tidak melanjutkan kata-katanya, dia hanya menggelengkan kepala, beberapa kata yang tersangkut di hatinya tidak bisa dia katakan dan itu sulit, bukan karena dia tidak ingin mencintai lagi, tapi orang yang membuka hatinya adalah saudaranya sendiri.

“ayolah… jangan menunjukan muka seperti itu, Tum akan berfikir aku mengganggumu jika dia melihatnya” Tharn menggosok rambut remaja itu menggoda dan remaja itu berkata:

“aku telah mengeluarkan air mata lebih banyak untuk kakakku daripada untukmu, dan empat tahun telah berlalu sejak kakakku menunjukkan hatinya padaku”

“jangan lupa, mungkin dia sudah mencintaimu lebih dari 4 tahun”

Aku cukup yakin itu sudah terjadi lebih dari 7 tahun, tidak, ketika aku bersama Tar berarti 8 atau 9 tahun dari sekerang, orang bernama Tum ini pasti sudah mencintai Tar sebelum itu, Tharn berfikir di otaknya tapi tidak mengatakannya.

“uhuk uhuk!” Tum batuk-batuk tanpa malu.

“kak, tolong urus dapur dengan baik untukku, jangan membuatku mengulang dua kali, atau…” Tar tidak perlu menyelesaikan kata-katanya, orang yang berdiri disana sudah ketakutan dan berlari kembali ke dapur. Tar hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tar bertanya:

“jam berapa kak Type pulang kerja kak Tharn?”

“dia seharusnya sudah pulang kerja sekarang, kemungkinan sedang dalam perjalanan kesini, aku menghitung waktu dari saat aku membersihkan rumah”

“kamu melakukan pembersihan sendiri, aku tidak bisa percaya itu” Tar mengubah topik dengan mata lebar menggoda. Tharn hanya tersenyum.

“ya, tugas Type memasak, tugasku bersih-bersih, hidup bersama tentu saja harus saling membantu”

“kamu pelayan berani, hahah”

“pelayan berani?” Tharn bertanya, terdengar familiar dengan nama itu.

Tar tertawa “itu situs ‘pelayan berani’ yang kakakku suka jadi aku juga melihatnya, sangat menarik” Tharn menunjukan ekspresi mengerti setelah mendengarnya, kemudian berfikir temannya ternyata menyukai situs seperti itu, pundaknya bergetar karena tertawa.

Suara dua pria tertawa sampai ke dapur hingga pria yang bertugas menjaga kompor berlari cepat dan berteriak “jika Tar menjadi rusa kecilku, maka aku akan menjadi penjaga istri”

“rusa kecil?” Tharn mungkin satu-satunya yang tidak mengerti.

Tar menjelaskan “Dia memanggil istrinya rusa kecil… jadi bagaimana kamu tidak takut padaku? Sudah tiga kali aku memberitahumu untuk mengawasi yang ada di atas kompor …”

“aku sudah mengangkatnya dari kompor” Tar belum selesai berbicara ketika Tum memotong dan berkata bahwa misinya telah selesai.

Tar tertawa dan berkata “baju di mesin cuci belum dikeluarkan untuk dikeringkan, piring-piring belum dikeluarkan dari mecin cuci piring, oh dan juga ganti seprainya”

“bibi (pembantu) akan datang nanti”

“aku tidak ingin menunggu bibi, jika kamu tidak mau melakukannya aku akan melakukannya sendiri nanti”

Di luar negeri Tar sudah terbiasa mandiri, tapi Tum tidak ingin adiknya lelah jadi dia setuju. “kamu tidak perlu melakukannya, aku yang akan melakukannya nanti”

“hahahahahah” sejujurnya Tharn bukan orang yang suka menertawakan orang lain, tapi kali ini dia tidak bisa menahannya dan tertawa dengan kencang, tidak peduli jika sahabatnya akan mencelakainya, hanya dengan melihat di sebelah menatapnya dengan tatapan membunuh yang mengatakan ‘awas kau nanti’ dan menghilang di dapur lagi.

Tar menengok untuk menunjukan senyum pasrah.”kadang aku berfikir bahwa aku rusa kecilnya…”

“aku pikir kamu cocok dengan status itu” Tharn tertawa, mantan pacarnya ini benar-benar membuat perasaan menjaga dan posesif pada orang lain.

Ting tong

Bel pintu berbunyi lagi dan Tharn melihat kea rah Tar kemudian berjalan menuju pintu.

“Oh hai Tharn, di luar sangat panas, entah brapa kali aku meledak saat menunggu bus! Dik Tar bolehkah aku menyalakan kipas angina, sangat panas hingga jantungku rasanya terbakar!”

Segera setelah muka Type nampak di pintu, dia ngomel-ngomel, masuk dan berjalan ke ruang tamu tanpa menunggu tuan rumah menjawab. Dia menyelakan kipas angin padahal AC di rumah itu sudah pada suhu yang dingin.

“Kak Type aku akan mengambilkan air”

“aku yang akan mengambilnya” tanpa menunggu Tar bergerak, Tharn lebih dulu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air saat Type duduk bersilang kaki di sofa, bajunya basah oleh keringat dan dia dengan samar-samar bisa melihat kulit coklat dibawah baju putihnya.

“Ini airmu” Tharn menyerahkan gelas kepada Type yang menerimanya dengan buru-buru, Tharn mengambil tissue dan mengelap keringat di mukanya. Type mengangkat sedikit alisnya dan tidak berkata apa-apa. Suasana yang terasa aneh membuat Tharn mendongak, kemudian melihat Tum dan Tar melihat mereka dengan tidak nyaman. Akhirnya Tharn mengeluarkan nafas panjang dan menatap Tum. “aku akan melihat situs itu dan memberikan like juga”.

“apa yang kalian bicarakan, aku baru sampai di sini, aku tidak mengerti”

Tidak peduli pertanyaan Type, tidak ada orang yang menjawabnya, membiarkannya mengecek facebook sendiri.

[Chapter 2 selesai]
Jumlah kata: 3705

7 Years: TharnType (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang