18

28K 898 217
                                    

Co-translator : MinionNyaCungkring

Hati yang mati menjadi hidup.




Saat itu matahari sudah terbenam di atas laut dan sekitarnya perlahan menjadi gelap. Sebuah sepeda motor tua diparkir di pinggir jalan dan seorang pemuda berkulit gelap duduk, kepalanya bertumpu pada setang, satu tangannya memegang ponsel di telinganya, membiarkan air mata mengalir deras melewati pipinya.

"..."

Pada saat ini, Type tidak bisa berkata-kata, meskipun dia memiliki ribuan kata untuk diucapkan kepada orang di ujung telepon. Dia ingin memberitahunya bagaimana perasaannya hari ini. Dia ingin mengatakan "maaf”. Dia ingin menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menelepon. Ada begitu banyak hal yang ingin dia katakan tetapi akhirnya dia mengerutkan bibirnya erat-erat, tidak ingin membiarkan orang lain mendengar getaran dalam suaranya.

Persetan dengan harga dirinya, Type tidak ingin orang itu tahu bahwa dia cukup merindukannya sampai menangis.

Namun, Tharn di ujung telepon masih diam. Type berpikir bahwa dia mengambil inisiatif untuk menelepon pihak lain, untuk memberi tahu perasaannya tetapi dia tidak berpikir bahwa Tharn akan cukup kejam untuk membiarkannya berbicara sendiri. Setidaknya dia harus menjawab sesuatu, tidak diam seperti itu dan tidak mengatakan apa-apa.

Itu- itu sangat…

Panggilan diputus.

"..."

Type merasa air matanya hampir mengering dan dia memegang teleponnya erat-erat selama satu menit, seperti dia membeku atau tertegun.

Dia mencoba menemukan sesuatu untuk dikatakan, tapi dia kacau.

"Tharn, brengsek!!!!! Dasar Iblis!!!"

Type mengangkat telepon ke matanya dan menatap layar seolah-olah itu adalah wajah Fiat dan matanya seolah hampir keluar. Nostalgia yang dalam telah hilang dan digantikan oleh kebencian, rasa jijik dan sensasi darah yang mengalir ke permukaan lebih kuat daripada sensasi alkohol yang mendidih di dalam darah.

Type memaki dengan keras.

“’Itu saja’? Hanya itu!!! ‘Itu saja’ yang bisa kau katakan?! Aku belum berbicara denganmu selama hampir sebulan dan kamu berkata, ‘Itu saja’? Apakah kamu manusia? Kamu berhati bajingan! Begitukah caramu menjawabku ketika aku banyak menangis? Apakah kamu lelah hidup? Kamu brengsek! Kamu brengseekk!!!”

Bang! Bang!!

Type berteriak ke telepon, lalu membantingnya ke sepeda. Dia membenturkan kepalanya ke setang, mencoba menyembunyikan kebenciannya dengan rasa sakit dan jawaban singkat Tharn menghapus semua perasaannya.

Bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku? Bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku?

Type melempar sepedanya ke tanah dengan kebencian. Berjalan di tepi jalan, memandang laut yang gelap dan menakutkan serta mengutuk dengan kebencian. “Kamu bisa mati kapanpun kamu mau! Aku tidak peduli denganmu lagi. Aku tidak peduli kamu menjadi apa. Kamu berhati dingin, kamu tidak peka, kamu memperlakukanku seperti ini hanya karena seorang bocah. Kamu pikir kamu siapa? Kamu berani memperlakukan aku seperti itu? Kamu ingin putus, kan? Terserah kamu, brengsek! Kamu bajingan!!!"

Type tidak peduli ada orang lain yang mungkin mendengarnya mengutuk. Dia ingin berteriak, hanya untuk melampiaskan frustrasinya yang terpendam.

Dia terengah-engah setelah berteriak dan duduk di tanah kelelahan.

Selama tujuh tahun, dia tidak pernah mengira dia dan Tharn akan berakhir seperti ini. Mengakhiri hubungan tujuh tahun dengan kalimat sederhana "itu saja" dan dengan nada suara sibuk, Type tidak pernah mengira dia dan Tharn suatu hari akan berakhir seperti ini.

Tharn tidak pernah mengabaikannya seperti ini. Dia telah memaki Tharn, dia telah menyakiti Tharn, tapi Tharn tidak pernah menyerah padanya. Apakah sekarang Tharn sudah tidak bisa menerimanya? Apakah Tharn tidak peduli dengan perasaannya lagi? Apakah dia... Apakah dia sudah tidak mencintainya lagi?

“Apakah kamu akan meninggalkanku?"

Type tidak tahu apa yang Tharn pikirkan saat ini, dia sangat pintar tetapi saat ini dia tidak bisa berpikir. Yang dia tahu, dia tiba-tiba merasa sangat sedih sekarang dan bahwa kesedihan itu jauh lebih besar daripada kemarahan yang baru saja dia rasakan.

Dia sedih karena Tharn tidak peduli padanya lagi.

“Tujuh tahun, hanya tujuh tahun. Bukankah kamu mengatakan kamu tidak mencintai siapa pun kecuali aku? Bukankah kamu bilang kamu tidak bisa hidup tanpaku? Tapi ini baru tujuh tahun... Apakah sudah berakhir? Itu hanya insiden kecil, diganggu oleh orang yang tidak penting. Kamu tidak percaya padaku lagi? Kenapa... Kenapa tujuh tahun lalu… Kenapa kamu... Tujuh tahun lalu... Kamu ingin aku jatuh cinta padamu?!!”

[Note/ aku nangiiiiiiiisss apalagi abis lihat teaser seriesnya, jariku lemes ngetik terjemahannya TT________TT harus bolak balik liat video cute kanawut, abis nangis jadi ketawa, nangis ketawa, nangis ketawa, kek orang gila TT___TT]

Kepala Type menunduk dan air mata mengalir di pipinya. Dia menggertakkan giginya dengan sia-sia. Dinding yang telah dia bangun begitu lama hancur dengan panggilan telepon itu.

Dia mencintai Tharn selama tujuh tahun, tidak pernah terpikirkan Type akan kehilangan dia suatu hari nanti.

Pria yang tinggal bersamanya sejak hari pertama kuliah. Pria yang yang membuatnya iri. Tampan dan membantunya memindahkan barang-barangnya ke kamar tidur. Pria yang memperkenalkan dirinya kepadanya. Pria yang kemudian diketahuinya bahwa dia gay dan dia jadi membencinya. Pria yang selalu mengganggunya dan yang kemudian diusirnya. Pria yang mencoba menjauh tetapi akhirnya semakin dekat dan dekat sampai dia tidak bisa menjauh lagi.

Dan sekarang… Type akan kehilangan dia?

Seseorang yang telah menunggunya, seseorang yang telah menemaninya dari hari pertama kuliah hingga lulus dengan gelar master, seseorang yang tidak akan pernah menjadi miliknya lagi…

Tharn hampir menjadi yang pertama untuk setiap hal dalam hidupnya.

Tharn adalah teman sekamar pertamanya.

Tharn adalah pria pertamanya.

Tharn adalah orang pertama yang membuatnya ingin memberikan hal yang terbaik untuk orang lain.

Tharn adalah orang pertama dan satu-satunya yang muncul dalam rencana masa depannya.

Semua waktu ‘pertama’, pada hari itu terjadi, terputus.

"Tujuh tahun, kebetulan sekali."

Type tidak pernah percaya pada mistis. Tetapi sekarang, ironisnya, itu berada di bawah ‘kutukan tujuh tahun’.

“Apa ini sudah berakhir? Apa ini sudah berakhir dengan begitu mudah?”

Type bertanya-tanya dalam diam. Lalu dia perlahan berdiri, menoleh untuk melihat telepon yang tergeletak di pantai untuk waktu yang lama. Dia akhirnya menggerakkan tubuhnya, berjalan menuju telepon dan perlahan mengambilnya. Berharap orang yang menutup teleponnya hanya bercanda dan ingin membuatnya memberi hukuman untuk siksaan beberapa hari ini ketika dia meminta berpisah. Tapi... Harapanya pupus.

Malam berkabut begitu gelap, lampu jalan terus menyala, dan telepon tidak pernah berdering lagi.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa aii’Type, ini tidak apa-apa.”

Pemuda itu mengertakkan gigi, mengusap wajah dengan punggung tangan, merasakan wajahnya basah, lalu berjalan langsung ke motornya yang tergeletak di tanah, mengangkatnya, naik, dan menghidupkannya lagi.

"Tidak apa-apa, bukan masalah besar."

Hanya saja di hati Type, cara menenangkan seperti ini tidak ada gunanya, karena hatinya... bahkan tidak sebaik yang dia katakan.

Jika kita bisa berhenti bersedih karena satu kata, kita pasti bukan manusia.





Di seberang Thailand, pemuda yang baru saja menutup telepon dengan cepat berlari dari ruang makan ke kamar tidurnya di atas, sedemikian rupa sehingga saudara perempuan dan kakak laki-lakinya mengikutinya berlari ke dalam untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, hanya untuk menemukannya buru-buru mengambil tasnya.

Awalnya, Tharn tercengang ketika dia melihat telepon berdering, mengangkat telepon, dan menyadari bahwa Type-lah yang menelepon.

Thorn menggelengkan kepalanya dengan frustrasi pada saat itu. Apakah kau sudah berkencan cukup lama sehingga hanya satu kalimat bisa membuat hubungan yang tulus?

"Tharn, apa yang terjadi?" Thorn bertanya.

"Phi, bantu aku!"

"Hah?"

"Bisakah Phi memesankan tiket penerbangan tercepat ke Koh Samui? Tidak, sekarang tidak ada penerbangan ke Koh Samui, penerbangan pertama ke Surat Thani, penerbangan tercepat... Ya, bantu aku mengepak barang-barangku!”

Tharn berbicara dengan nada serius. Dia mengambil setumpuk pakaian dari lemari dan melemparkannya ke tempat tidur, lalu mengeluarkan dompetnya, masih memegang telepon erat-erat di tangannya.

Wajah kedua bersaudara itu tersenyum lega dan mengejek.

"Sialan, kamu mencuri kebahagiaanku. Apa kamu tidak tahu kakak iparmu dan aku akan menikah? Aku harus terlihat lebih bahagia dari semuanya."

"Phi Thorn, masalah Phi Tharn adalah hal yang paling penting sekarang." Balas Thanya.

Gadis itu tidak melipat pakaian dengan baik dan memasukkannya dengan rapi ke dalam tas, tetapi memasukkannya secara sembarangan, karena dia juga melihat ketidaksabaran kakaknya.

"Hubungi aku saat Phi sudah memesan tiket penerbangannya."

Setelah mengatakan itu, Tharn mengambil tasnya lalu berlari keluar ruangan secepat yang dia bisa. mengabaikan pertanyaan kakaknya tentang apakah dia perlu tumpangan atau tidak. Bahkan jika dia harus membayar biaya parkir bandara yang tinggi, dia akan melakukan apapun untuk menemui orang yang baru saja meneleponnya dalam waktu sesingkat mungkin.

Pada saat yang sama, Tharn juga menelepon rekan kerjanya untuk memberitahunya bahwa dia akan absen, membuat rekan kerjanya marah dengan meneriakinya di telepon.

“Aku mengambil cuti. Aku akan kembali bekerja setelah Songkran dan jika cuti seminggu ku tidak disetujui, aku akan memberi tahu atasanku kalau aku sakit parah dan harus istirahat dulu!" [NT/ Songkran adalah festival besar di Thailand sebagai perayaan tahun baru. Untuk lebih jelasnya silahkan googling]

Tharn mengabaikan suara di telepon, menutup telepon dan melemparkannya ke kursi penumpang, lalu menyalakan mobil dan menuju bandara.

Type, aku juga merindukanmu. Tunggu aku, aku akan datang kepadamu dan memberitahumu sendiri.






Hari yang baru, pemuda yang tidak tidur hampir sepanjang malam itu bangun sebelum fajar. Karena dia tahu bahwa dia tidak akan bisa tidur dan jika dia tetap di tempat tidur, dia hanya akan memikirkan seseorang yang membuatnya patah hati.

Sial!

Setiap kali dia memikirkannya, air matanya mengalir. Bahkan ketika dia melihat iklan dari perusahaan asuransi, dia pikir itu sangat sensasional, air mata tidak ada gunanya!

Alasan dia bangun pagi-pagi sekali adalah... Karena dia tidak ingin orang tuanya bertanya padanya.

Aku terlihat tidak berbeda dari orang yang merangkak keluar dari kuburan.





Jadi, dia memberi tahu pekerja itu bahwa dia perlu mengambil barang-barang yang diperlukan untuk penyewa agar mereka tidak mencarinya sendiri dan kemudian dia pergi dengan truk ayahnya.

Type sangat lelah!

Tidak secara fisik tetapi secara emosional, dia tidak tahu bahwa putus cinta bisa sangat menyakitkan.

"Mungkin itu karma jahat yang harus aku terima."

Apa yang kau tabur itulah yang akan kau tuai. Pernah sekali, dia sengaja putus dengan Tharn, untuk menangkap teman jahatnya. Dia merasa bersalah dan kasihan pada Tharn, tapi dia tahu itu hanya kebohongan yang dia buat dan bahwa dia benar-benar tidak ingin rencananya gagal, jadi dia tidak merasakan sakit di hatinya. Tapi kali ini…

Sakit, sangat sakit sampai dia tidak bisa bernapas. Sakit yang dirasakan Tharn dulu mungkin sama seperti dia sekarang.

Tharn tidak tahu bahwa itu hanya kebohongan pada saat itu. Dia mendengar Thorn mengatakan betapa menyedihkannya Tharn pada saat itu... Karena takdir memiliki cara untuk bereinkarnasi, rasa sakit Tharn akhirnya dirasakan olehnya sekarang. Dia pantas mendapatkannya!

Sekarang, Type tidak ingin menangis seperti bayi cengeng dan tidak ingin tidur karena mabuk. Karena dia tahu, dia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan dan tanggung jawab yang harus diambilnya, tetapi... Dia merasa bahwa hidupnya telah kehilangan sesuatu yang penting.

Type merasa seolah-olah seseorang telah merobek dadanya, merobek hatinya di dalam.

Itu seperti hampa, seolah-olah kosong, seperti ada sesuatu penting yang telah hilang namun dia tidak bisa mati.

Dia tidak bisa mati, tetapi rasa sakit itu lebih buruk daripada kematian. Karena otaknya masih bisa berpikir, tubuhnya masih bisa merasakan, dan hatinya masih menjerit, seperti karakter utama wanita di dalam novel.

"Type, lupakan! Kembali bekerja. Kembali bekerja!"

Type menghipnotis dirinya sendiri, mencoba mengingatkan dirinya sendiri bahwa ini bukan waktunya untuk bersedih jika dia tidak ingin ayahnya sakit lagi. Dia tidak boleh terlalu terang-terangan tentang hal itu. Karena jika ayahnya tahu, dia akan menggodanya karena putus dengan Tharn.

Dia ingin berteriak ke telinga ayahnya, "Jangan beri garam pada luka orang!"

Type melaju ke dermaga, dia melihat sebuah kapal feri meninggalkan dermaga untuk menjemput penumpang di Surat Thani dan apa yang dia tidak dia tahu adalah, bahwa kapal itu akan kembali dengan orang yang paling ingin dia temui.

Oh bukan!

Sekarang mungkin orang yang ingin dia bunuh dan membuang mayatnya ke sungai.

Akhirnya pemuda itu mengumpulkan barang-barangnya dan pulang ke rumah, meskipun akomodasi keluarganya tidak sebesar yang ada di seberang pulau yaitu hotel berbintang dengan kolam yang besar, tetapi penginapan keluarganya bersih, hewan peliharaan diperbolehkan, serta berdekatan dengan pantai yang indah. Jadi pada saat puncaknya, bisnis mereka juga ramai, karena mereka menyediakan layanan sarapan pagi dan terkadang tidak ada cukup orang untuk bekerja di sana sehingga Type sering kehabisan stok.

Kabar baiknya adalah bahwa mereka hanya menyajikan sarapan, tetapi jika mereka menawarkan makanan di waktu lain, Type akan berdebat dengan orang tuanya untuk menutup B&B, dia kelelahan dan tidak menghasilkan banyak uang.

Tetapi dibandingkan dengan pikirannya, kelelahan yang dia keluhkan selama berhari-hari tidak masalah dan dia senang dia begitu sibuk sekarang. Dia hanya berharap dia begitu lelah sehingga langsung tidur saat kepalanya menyentuh bantal dan tidak memikirkan orang yang menyakiti satu sama lain.





Begitu Type membawa barang-barang itu ke B&B, dia keluar lagi untuk mengambil cucian, karena tukang cuci memberitahunya kalau dia terlalu sibuk untuk mengantarkannya.

Type sangat sibuk mengambil sesuatu dari binatu dan dalam perjalanan kembali, dia berhenti untuk minum kopi, hanya untuk menemukan sahabatnya yang sedang bersantai.

"Sepertinya kamu sibuk?"

"Aii’Kom, sepertinya kamu punya banyak waktu luang kalau kamu ingin membantu.”

"Tidak tidak tidak. Aku baru saja kembali dari perjalanan, aku ingin bebas."

"Aku iri padamu! Aku sangat iri padamu!"

Melihat sahabatnya meminum kopinya, aii’Kom bertanya, "Bagaimana denganmu? Bagaimana keputusanmu untuk menjadi biksu?" [NT/ Ada tradisi di Thailand untuk merayakan usia dewasa (sekitar 20 atau 21 tahun) dengan menjadi biksu selama beberapa hari. Bukan untuk selamanya. Untuk lebih jelasnya silahkan googling, kalau dijelasin disini bisa satu part penjelasannya]

Kom telah kembali ke topik yang sama yang mereka bicarakan beberapa hari yang lalu.

"Aku akan berbicara dengan kepala biara, apakah ada hari yang baik atau mungkin setelah Songkran. Aku terlalu sibuk, lebih baik menyelesaikan periode ini sebelum aku menjadi seorang biarawan."

Type menjawab lalu menyesap kopi.

"Ya, tepatnya hari apa? Kalau kebetulan sekitar waktu Songkran, aku bisa membantu sedikit."

RRRrrrrr

"Apa lagi sekarang?!" Sebelum Type dapat menjawab pertanyaan Kom, teleponnya tiba-tiba berdering. Dia tidak ingin menjawab tetapi begitu melihat nama yang menelepon, dia segera menjawabnya.

"Ada apa, Bu? Aku akan segera pulang!"

‘Belikan aku sesuatu. Aku tidak punya banyak stok, aku ingin kamu membeli... Blabla... Blabla...’

Apa yang wanita itu bilang ‘tidak banyak hal’ akan menjadi daftar yang panjang, Type tidak bisa menahan untuk tidak memutar bola matanya. Memiringkan kepalanya untuk melihat sahabatnya yang mengangkat alis, hanya untuk mendengarnya tertawa pelan, membuka dan menutup bibir.

"Apakah kamu ingin aku membantumu?"

Awalnya, Type tidak ingin membuat repot sahabatnya, tetapi melihat situasinya sendiri, dia harus berubah pikiran.

"Bantu aku membawa pulang barang-barang ini. Aku akan pergi dengan sepeda motormu untuk membeli sesuatu yang diminta Ibu, sampai jumpa di rumahku."

"Oke, aku punya lebih banyak waktu daripada ikan hari ini."

Type hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengutuk. "Sial! Berikan kunci motormu, aku tidak punya waktu untuk bicara lagi."

Setelah menukar kunci, Type naik sepeda motor dan mulai menghidupkannya, karena dia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan instruksi ibunya untuk membeli lebih dari beberapa barang. Dia menyelesaikan semuanya kemudian pulang, sudah jam sepuluh saat itu.

"Ah, biarkan aku mati!"

Type sudah cukup lelah dari bersepeda ke toko bahan makanan, tapi yang membuatnya semakin lelah adalah kenyataan bahwa lelaki tua yang tidak tahu berterima kasih itu berdiri di pintu masuk jalan kembali ke B&B, menatapnya.

"Aku mohon! Aku mohon padamu! Kita pergi ke dokter sebelumnya dan dia mengatakan kepadaku jika kamu terlalu banyak bergerak, luka akan terinfeksi dan kamu akan memiliki masalah. Bagaimana kamu bisa sembuh kalau seperti ini? Pulanglah dan istirahat selama sehari! Tidak, tidak, istirahatlah selama seminggu!"

Type tahu luka ayahnya hampir sembuh, tetapi tidak bisakah dia beristirahat dan membiarkan putra dan istrinya beristirahat juga? Apakah itu benar-benar sulit?

Ketika lelaki tua itu mendengar nada keluhan, dia segera menundukkan wajahnya dan berkata dengan keras, "Siapa yang mau tinggal di dalam rumah, berjamur dan baunya tidak enak, oke?!"

"Berjamur dan bau? Siapa yang kamu bilang? Ibuku? Jika dia mendengar kamu membicarakannya seperti itu, dia akan membantingmu ke dinding dan membunuhmu."

Ayah Type mengertakkan gigi, ekspresi penuh kebencian, Type bingung... Apakah ayahnya beristirahat terlalu lama dan kehilangan akal?

"Ayah, tolong bicara dalam bahasa rakyat, atau dialek kita sendiri, selama aku bisa memahaminya." Type bertanya, dia tidak tahu apa yang ayahnya bicarakan dan pada saat itu.

"Type!"

Suara serak dan dalam yang khas dibawa oleh angin laut ke telinganya...

Type tertegun.

Mendengar suara yang familiar, dia perlahan menoleh.

Pria yang ingin dia bunuh berdiri di sana sambil tersenyum.

Aii’Tharn...

Pria itu tampak seperti belum tidur semalaman, agak berantakan, pakaiannya kusut tetapi mata dan senyumnya penuh kegembiraan, ada samudra biru di matanya dan matahari bersinar terang... Tharn berdiri diam di sana.

Berdiri di sana.

Di depannya.

"Tharn..."

Dia menatap linglung. Tharn berjalan ke arahnya dan dia perlahan turun dari sepeda motor.

Type berdiri di sana, menatap pria yang berjalan perlahan ke arahnya, sampai pria itu sampai di depannya.

"..."

"..."

Mereka tidak mengatakan sepatah kata pun dan tetap diam. Yang bisa mereka lakukan hanyalah...

Type tidak mencekiknya, dia tidak menyeretnya ke pantai dan mendorong kepalanya ke dalam air, dia tidak melompat ataupun menendangnya, dia hanya...

Dia hanya...

Memeluk Tharn dengan erat.

Dia melingkarkan kedua lengan di sekitar leher Tharn, merasakan panas tubuh yang lain dan akhirnya menutup matanya perlahan.

Ini adalah sentuhan dari Tharn, ini adalah bau dari Tharn... Ini benar-benar Tharn!

Tanpa kata-kata, tanpa penjelasan, tanpa pertanyaan, pada saat ini, Type merasa kekosongannya terisi dengan jantungnya yang berdebar kencang.

Dia kembali, apa yang hilang sudah kembali, dan perasaan memilikinya kembali hampir membuatnya ingin menangis.

Orang yang menempel padanya berkata, "Type, aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu."

Type bukanlah orang yang sangat bodoh, tetapi dia cukup bodoh untuk berpikir bahwa Tharn akan putus dengannya dan Tharn tidak menanggapi karena dia tidak mencintainya. Tharn hanya... Dia hanya ingin mengatakan secara langsung kepadanya bahwa dia merindukannya.

Sebelum saling memukul atau menendang, Type hanya ingin merasakan perasaan kehilangan selama sebulan dan menemukannya lagi dengan kata-kata yang sangat bermakna, yaitu… ‘Aku merindukanmu’.

"Aku merindukanmu, aku merindukanmu setiap hari, sepanjang waktu... Jangan pernah meninggalkan aku lagi!"

Hati yang dikira telah mati, sekarang hidup kembali.

[note/ Anoo…. Apa kabar dengan ayahnya yang masih disitu? Hahahha… #abaikansaya]





"Katakan padaku, kamu ingin aku memukul atau menamparmu? Silakan pilih."

"Aku ingin kamu menciumku."

"Hmm, apa kamu ingin aku mencium bibirmu dengan helm besiku?"

Type memandang pemuda yang mengejarnya sampai ke pulau dan memberinya dua pilihan, tetapi Tharn mengusap wajahnya dan tersenyum, berkata bahwa dia akan memilih pilihan ketiga. Ekspresi percaya diri tampak di wajahnya.

Sekarang, mereka berdua berdiri di pantai, tidak jauh dari B&B tapi cukup jauh dari rumah mereka. Tharn sedang duduk di pantai, sementara Type berdiri di sana dengan wajah gelapnya. Dan bagaimana mereka lolos dari cengkeraman ayah Type, tentu saja... terima kasih untuk sahabatnya, aii’Kom.

Kom membawa pulang ayah Type dan menawarkan diri untuk bekerja untuknya, aii’Kom akan mengerjakan pekerjaan manual lainnya sehingga dia dan Tharn bisa pergi ke suatu tempat untuk berbicara. Jadi, mereka dapat menghabiskan waktu bersama hanya berdua.

"Apa kamu... Apa kamu baik-baik saja?" Type bertanya.

"Hari ini lebih baik dan jika Phi Thorn tahu kamu berada di sini kemarin, Phi Thorn akan datang kemari untuk membawamu kembali." [note/ mungkin kalimat yang ini agak berbeda karena terjemahan inggrisnya yang asli agak membingungkan jadi aku berusaha sebisa mungkin untuk membuatnya bisa dimengerti. Kalau salah arti mohon dimaafkan.]

Type memelototinya, karena sekarang dia tahu mengapa Tharn menutup teleponnya.

Dia bisa saja berpura-pura bodoh dan membiarkan aii’Tharn menjelaskan, tapi hatinya mengerti bahwa alasan aii’Tharn tiba-tiba menutup telepon adalah untuk menemuinya secepat mungkin.

Tharn tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih tangan Type.

"Maaf..."

Mendengar ini, Type memalingkan wajah untuk menatapnya dan melihat bahwa dia sedang menatapnya dengan ekspresi bersalah di wajahnya.

"Apa yang kamu sesali?"

"Segalanya.”

"Jangan coba untuk mengelak! Katakan padaku satu hal, kesalahan apa yang kamu lakukan?"

Type tampaknya lebih unggul, menyeringai jahat, tetapi dalam kenyataannya, dia sudah menyerah. Sejak dia melihat Tharn, sejak dia menyadari bahwa hari ini seharusnya Tharn masih bekerja tetapi dia tetap datang kemari.

"Jujur... Aku tidak berpikir kalau aku melakukan kesalahan. Tapi begitu aku melihatmu, aku mengakui semuanya."

Dorong.

Type mau tidak mau mendorong kepala pacarnya dengan tangannya yang lain, dia tidak tahan dengan wajah Tharn sebagai pemeran utama dalam drama ini.

"Maaf... Aku telah mengatakan hal-hal buruk kepadamu."

"..."

Type tidak bisa melakukan apa-apa. Dia menoleh untuk melihat pacarnya dan setelah beberapa saat dia akhirnya duduk di samping Tharn dan menepuk tangannya dengan tangan yang lain.

"Sebenarnya, Aku sangat tidak suka saat kamu berbicara seperti itu padaku. Bahkan saat kamu memarahiku."

Sekarang, setelah Tharn jujur padanya, dia tidak perlu bertele-tele.

"Maaf..." Tharn meminta maaf lagi.

Type memalingkan wajah dan tidak menatapnya lagi, dia memandang ke laut.

"Aku ingin kamu ingat, kalau aku tidak akan pernah bisa mengkhianatimu. Dan jika aku melakukannya, maka segalanya akan berakhir di antara kamu dan aku."

Nada suara Type serius, dia menoleh untuk melihat Tharn lagi dan melihat ekspresi sedih di wajah pria itu. Itu sama dengan suasana hatinya.

"Maafkan aku juga, nah khrub... Maaf, aku ceroboh." Type meminta maaf.

Jika aku lebih berhati-hati, semua ini tidak akan terjadi.

Genggaman Tharn di tangannya menegang, seolah-olah untuk memastikan bahwa Type telah berada di sisinya. Kemudian dia menghela nafas lega. Dia melingkarkan lengannya ke leher Type dan memeluknya erat.

"Tharn, aku tidak suka kamu yang selalu cemburu dan daftar hal-hal tidak masuk akal yang telah kamu lakukan selama bertahun-tahun terlalu panjang untuk dicantumkan. Aku tahu ada banyak hal yang tidak kamu sukai, yang kamu tidak ingin untuk aku melakukannya. Jadi... Mulai sekarang, katakan langsung padaku. Aku akan mencoba untuk tenang, aku akan mencoba menjadi lebih dewasa, aku akan mencoba untuk tidak seperti itu lagi... Aku tidak ingin berpisah denganmu untuk waktu yang lama seperti ini, aku tidak bisa menahannya."

Pada saat ini, Type telah meninggalkan harga diri dan martabatnya, selalu begitu saat Tharn ada di depannya.

"Dewasa dan stabil? Bisakah kamu melakukan itu?"

"Hei! Sialan, kamu aii’Tharn!"

Tharn, yang tadinya begitu serius, malah tersenyum. Ada kilatan nakal di matanya yang tenang. Dia melingkarkan lengannya di pinggang Type, membuat Type merasa jauh lebih baik.

"Tidak bisakah kita mengabaikannya untuk sementara?" Kata Tharn, seolah mereka sedang mendiskusikan sesuatu yang tidak penting dan Type tidak marah, sebaliknya, sekarang dia tidak ingin membahas apa yang dia suka atau apa yang tidak bisa dia toleransi.

"Bagus.” Type menyeringai, menatap dengan tenang ke pacarnya yang berdarah campuran.

Tharn bertanya, "Jadi... Bisakah aku menciummu sekarang? Nah~?"

Kembali ke topik tentang pilihan pertanyaan. Pada titik ini, semua ketidakbahagiaan dan kecemasan di hati Type secara ajaib menguap, hanya menyisakan seorang pemuda bodoh yang "dijebak" oleh seorang bocah. Tharn tersenyum padanya, menggenggam erat tangannya dan...

Tidak sabar, Type menarik kerah baju Tharn dan membuatnya membungkuk. Dia berkata dengan ambigu, "Aku masih menunggumu untuk bergerak."

Mereka saling memandang dan kemudian... Bibir dengan bibir bertemu.

Bibir mereka saling menekan, hampir melahap, begitu kuat dan mendesak sehingga mereka tidak bisa melepasnya bahkan hanya untuk sedetik. Tidak ruang yang tersisa di antara mereka. Keduanya dengan penuh semangat menyentuh satu sama lain, melawan satu sama lain. Suara bibir yang terjalin hampir mendominasi suara ombak, tetapi mereka masih merasa itu tidak cukup. Selama mereka bercinta dengan orang di depan mereka, tidak akan pernah cukup.

"Fiuh!"

Ujung lidahnya yang dingin menyapu mulut panas Type, memberinya kenikmatan tertinggi. Tharn mencondongkan tubuh, melakukan apa yang membuat Type merasa nyaman.

Tharn melumat bibirnya, berulang-ulang. Suara manis dari pertukaran air liur bergema di kepalanya, membuat Type merasa pusing. Ciuman dari Tharn lebih memabukkan daripada beberapa jam minum alkohol dengan Kom.

Suara terengah-engah, angin, ombak, dan yang lainnya memainkan simfoni di kepala Type. Suara tubuh mereka yang bergesekan terdengar sangat erotis sehingga Type tidak peduli jika mereka akan melakukan hal liar yang penuh dengan sex.

Tapi…

"Apa yang sedang kalian lakukan?!!!"

Type mungkin lupa bahwa dia memiliki sepasang mata yang mengawasi mereka di rumah dan suara ayahnya yang keras kepala terdengar pada waktu yang tidak tepat, jadi dia dan Tharn dengan enggan harus mengakhiri ciuman mereka lalu menoleh ke arah lelaki tua yang terhuyung-huyung berjalan ke arah mereka.

"Keintiman sudah berakhir."

Type bertahan, saat dia mendorong pria muda di atasnya untuk bangun. Tharn berdiri dan menepuk-nepuk pasir di celananya, lalu menawarkan tangannya ke Type.

"Kalau kamu mengatakan sesuatu yang baik dan aku senang mendengarnya, aku akan memberontak hari ini." Dia mengangkat alisnya ke arah Tharn.

Tharn balas menatapnya dengan wajah yang tulus dan dengan sungguh-sungguh mengaku, "Aku mencintaimu…"

Mendengar ini, Type tersenyum lalu meraih tangan pacarnya dan menggunakan kekuatannya untuk bangun. Setelah itu dia berteriak pada ayahnya, "Poh! (ayah), aku akan melakukan pemberontakan besar hari ini. Aku ingin bersama suamiku!"

  "Sial! Anak yang tidak tahu berterima kasih!!!"

Type tidak memperhatikan apa yang diteriakan ayahnya padanya, dia hanya melihat Tharn menggelengkan kepalanya sedikit kesal, tetapi pemuda pemarah itu memegang tangannya dengan erat, mereka berjalan dalam diam, hati mereka dekat satu sama lain.

Mereka telah berpisah begitu lama sehingga tidak perlu diminta mereka akan bersama sepanjang waktu, karena mereka berdua ingin menebus penyesalan karena telah berpisah. Untuk menghargai seseorang yang telah menyimpan perasaan di hati mereka dengan selalu saling mencintai…
.



7 Years: TharnType (Terjemahan Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now