5

15.7K 546 19
                                    

Co-translator : rachelle2109

Chapter 5


“Aku ingin merubah rasa murkaku menjadi makanan, tidak ada yang namanya Tuhan di dunia ini, sialan!”

“Bro, tenang sedikit, tenang.”

Awalnya, Type ingin pulang dan berbicara untuk menyelesaikan semuanya dengan Tharn. Tapi dia tidak tahu setan mana yang membuatnya menelepon Techno, sahabatnya, dan berlari ke sini untuk minum. Setiap gelas yang terisi minuman beralkohol itu langsung meluncur melewati tenggorokannya, membuatnya hampir tidak sadarkan diri. Akhirnya, Type membanting gelasnya ke atas meja dan menimbulkan suara yang cukup keras, tidak peduli gelas ituakan  pecah atau tidak. Dia juga berbicara dengan keras hingga orang yang ada di meja sebelahnya melirik tajam ke arahnya.

“Kau menyuruhku untuk tenang?! Bos keparat itu segaja berbicara dengan wajahnya yang membuatku muak, dan seperti menyiramkan kotoran di kepalaku, dia kira aku toilet umum?! Kalau tidak takut dipecat, aku sudah memukul wajahnya ke lantai!!!”

Semakin tinggi suara Type, semakin banyak minuman juga yang dia minum, tapi sebelum dia sempat minum lagi, gelasnya direbut oleh Techno.

“Baiklah, baiklah, berikan padaku, sudah cukup, kau sudah mabuk berat, aku tidak bisa membawamu pulang nanti!” Techno berkata dangan khawatir, memutar kepalanya untuk melihat ke arah suami mudanya yang malas karena tidak ingin terlibat dengan semua ini.

Techno memanggil suaminya, “Hei Kla, kemari dan bantu aku!”

Kengkla adalah kekasih Techno, dia adalah orang yang menggunakan beberapa trik kotor dan membawa kekasihnya ke tempat tidur, menipunya hingga dia berhasil, lalu menunjukkan trik lain untuk mendapatkan hati Techno, dan sekarang triknya sukses besar.

Hanya saja, Kengkla dan Type tidak pernah cocok satu sama lain. Pernah suatu kali, No dan Kla sedang bertengkar, Type berada di sana saat proses mediasai, berakting, dan membuat Kla terlihat seperti kura-kura, jadi melihat Type dengan keadaan seperti ini, dalam hatinya dia merasakan kebahagian yang tidak tersampaikan.

No, kamu harus sadar kalau di dunia ini tidak semuanya indah. Suamimu bukan anak yang baik, jangan memperlakukannya terlalu baik, dia suka tertawa di atas penderitaan orang lain.
Tentu saja Type tidak bisa mengatakan hal itu secara langsung dari mulutnya, dia hanya bisa menggaruk kepalanya dengan kasar.

“Aku bisa membantu, tapi phi Type tidak akan mendengarkanku.” Kata Kla.

Anak itu benar-benar tidak mau membantu! “Jadi bagaimana dengan Tharn? Kamu sudah meneleponnya?” tanya No.

“...”

Techno berusaha untuk mencari jalan keluar, tapi temannya masih dalam sikap diam, lalu tertawa dengan dingin,

“Ah...” Techno hanya bisa menghela napasnya. “Kamu bertengkar lagi?”
“Kalian suka sekali bertengkar dari pertama kalian berkencan, sudah berapa lama sekarang? Enam? Tujuh tahun? Apa tidak bisa dikurangi sedikit saja?”

“Aku tidak salah kali ini!”

“Aku belum pernah melihatmu salah selama ini.” No berguman.

“No, kau brengsek!” Type berkata dengan dingin, bahkan No sedikit terancam dengan kata-katanya dan hanya bisa tersenyum.

No menggelengkan kepalanya, “Aku belum berkata apapun,” Nada bicaranya terdengar tidak peduli, tapi dia berkata lebih lembut.

“Apa masalahnya, katakan dengan jelas, kau pernah mengajariku tentang hal itu, apa kau melupakannya?”

Type diam, menarik napasnya dalam-dalam, dia meminum habis segelas alkohol yang ada di depannya, menunjukkan kalau dia tidak ingin berbicara tentang Tharn. Jadi mereka kembali ke topik sebelumnya.

“Soal pekerjaan, baik. Apa yang terjadi di sana?”

Type berhenti sejenak, dia sudah memikirkannya selama beberapa bulan.

“Aku sudah tidak sanggup lagi.”

“Siapa? Kenapa? Bukankah gajinya cukup besar? Bahkan lebih banyak dari gajiku.”

No langsung menyela, untuk keputusan Type tentang ini, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Oke, pekerjaan Type cocok dengannya. Untuk orang yang baru menyelesaikan gelar master setahun, bisa dikatakan kalau gajinya lumayan bagus, dibandingkan dengan orang bekerja sebagai pegawai negeri seperti No. Sebagai seorang pegawai biasa, gajinya selama tiga tahun tidak bisa dibandingkan dengan gaji Type selama setahun, tapi... setidaknya, pekerjaan No tampak lebih gampang dan nyaman.

Tentu saja Techno pernah mengalami beberapa masalah saat bekerja, tapi dibandingkan dengannya, masalah-masalah itu tidak ada apa-apanya, tidak cukup menakutkan. Teman-teman dan kenalan Techno juga sangat baik, teman kerjanya baik, kepala bagiannya juga baik, terlebih lagi dia harmonis dengan semua orang, tidak seperti Type...

“Tempat kecil masih bisa ditinggali, tapi hati yang sempit sulit... sekarang aku mengerti kata-kata itu.” Type sepertinya baru menyadari kebenaran.

“Jadi, kamu ingin ganti pekerjaan?”

“Um, bos keparat itu sepertinya ingin melemparku keluar secepat mungkin.” Type menghela napas dengan frustasi, perasaannya benar-benar sedang ada di dasar cangkir sekarang. Tapi melihat tatapan khawatir di mata sahabatnya, dia tidak bisa menahan hatinya yang keras untuk tidak tertekan, dia tidak mau suasana hati temannya terganggu gara-gara masalahnya.
Saat No khawatir dengannya, dia terlihat seperti seorang ibu yang selalu bekerja keras dan membantunya untuk mencari solusi.

“Jangan khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja, dan kau... apa ada sesuatu yang terjadi?”

Pertanyaan Type membuat No langsung terlihat bermasalah, dia tersenyum dengan canggung, memutar kepalanya untuk melihat ke arah suaminya, lalu melihat ke atas dan ke bawah, kemudian berkata, “Aku akan coming out pada ibuku, aku ingin mengatakan padanya tentang hubunganku dan Kla.”

“Dia yang menghasutmu?”

“...”

Lihatkan, No termenung, membuktikan kalau tebakannya benar, karena laki-laki berpikiran sederhana seperi No, tidak mungkin memiliki keberanian untuk memberitahu ibunya kalau dia berkencan dengan seorang laki-laki. No berani untuk coming out pada keluarganya seperti ini, pasti alasannya adalah anak laki-laki yang sedang duduk di sampingnya. Anak itu sedang mengunyah makanannya... Tapi jangan tertipu oleh sikapnya yang tenang, matanya sangat licik, murni seperti serigala liar.

“Phi Type, tolong jangan salahkan aku, aku hanya tidak ingin menyembunyikan hubungan di antara aku dan phi No. Dan keluargaku juga sudah tahu tentang keberadaan No.”

Type menatap mata licik itu, dia malas berkata apapun. Menghindari mata licik serigala itu, No melompat dan melindungi kekasih mudanya. Melihat wajah pucat dan mata panik sahabatnya, dia seperti ada di bawah tekanan yang hebat dari kekasihnya. Type melembut, jadi dia memutuskan untuk tetap membantunya, karena dari awal dia selalu membantu No.

“Apa kamu pikir ibumu tidak tahu tentang ini?”

“Hah?”

Lihat, No masih saja seperti orang yang kebinggungan, Type benar-benar menyerah, dia menghela napas berat, mengangkat gelas berisi minuman dan menunjuk ke arah wajah tebal orang yang duduk di depannya-Kla.

“Kamu pikir dengan wajahnya yang seperti ini tidak memberikan sedikitpun clue pada ibumu? Berapa hari dalam seminggu kau menginap di rumahnya? Pindahkan saja barang-barangmu sekalian ke sana. Belum lagi nafsunya untuk menguasaimu sangat kuat, semua orang bisa melihatnya, dia tidak akan melewatkan apapun untuk memberikan informasi itu pada ibumu, dia sudah mengisyaratkan hubungan seperti apa yang ada di antara kalian. Di seluruh keluargamu mungkin kau saja yang masih mengira tidak ada yang tahu tentang hubungan kalian... jangan percaya padanya untuk pulang dan mengatakan itu pada ibumu, jawaban ibumu pasti seperti ini – Ah, kami sudah tahu dari lama, dasar anak bodoh!”

Type tidak menunjukan wajah apapun pada No, dan dia juga tahu kalau sahabat baiknya itu sudah masuk dalam lingkaran penuh tipu daya milik kekasihnya. Kla selalu menyamar sebagai anak yang polos dan berharga, tapi sebenarnya dia adalah anak laki-laki yang mempersiapkan rencana bertahun-tahun untuk menyerang targetnya.

“Phi No, phi Type menuduhku, aku tidak berbuat apa-apa.”

Jangan pikir aku tidak tahu, kamu pasti akan membuatnya coming out di depan ibunya segera.
Type malas untuk mengekspos dirinya lebih dalam, dia hanya menggelengkan kepalanya, melihat sahabat dan kekasihnya secara bergantian, anak itu terlihat sangat patuh dan penurut, serta dia menyamar menjadi orang dengan hati yang memilukan, frustasi dan membangun sosok yang polos... tidak perlu dikatakan lagi, Techno sudah berhasil dibohongi olehnya, apalagi dia sangat percaya diri dan sedikit skeptis.

“Jangan menilai Kla begitu buruk, apa yang dia lakukan sebelumnya adalah masa lalu, sekarang dia tidak berani untuk membodohiku lagi.”

“Itu urusanmu untuk percaya atau tidak.”

Type berkata dengan seenaknya, sekarang dia hanya memperhatikan segelas alkohol yang ada di tangannya. Di dalam kepalanya dia berpikir tentang semua masalah yang terjadi dan tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyelesaikannya.

Tharn? Pekerjaan? Atau tentang cutinya?

Pilihan pertama yang dia pilih adalah untuk menghabiskan isi gelas itu dalam sekali teguk, kadang dia merasa sangat lelah saat harus menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi seperti ini.

******

“Tharn, ha ha, maaf, dia tidak bisa berhenti minum.”

“No... tidak apa-apa.”

Oh ho, dia tidak terlihat seperti Tharn sama sekali.

Techno hanya berani mengatakan itu di dalam hatinya, dia menuntun Type ke depan apartemennya, Tharn melihat istrinya mabuk berat hingga tidak sadarkan diri, dan wajahnya langsung berubah, itu membuat Techno sedikit takut.

Dia menoleh ke arah Kla sebentar dan melihat Type yang mabuk seperti anjing.

Techno menyerahkan Type pada Tharn, ragu-ragu apakah dia harus mengatakan sesuatu pada Tharn atau tidak, tapi sebagai sababat yang tahu temannya dengan sangat baik...

“Kalau kamu ingin mengatakan sesuatu, kamu tahukan kalau Type orang yang bertemperamen buruk, jika dia mengatakan sesuatu yang salah, maafkan dia ya.” Techno mengingatkan pada Tharn, dia paham sekali jika kepribadian Tharn sama impulsifnya dengan Type, mereka tidak akan bertahan sampai hari ini.

Tharn mendengar kata-kata Techno, dan menghela napas beberapa kali, “Aku tahu... terima kasih sudah membawanya pulang.”

Melihat kalau Tharn tidak banyak bicara, Techno hanya mengangguk dan bersiap untuk pulang, “Um, kalian harus membicarakannya bersama... dan menyelesaikannya di balik pintu, itu yang kalian ajarkan padaku. Jangan hanya mengatakannya pada orang lain, kalian harus melakukannya juga.”

Dia pikir kata-katanya akan membuat Tharn tertawa, tapi Tharn hanya menghela napas dengan serius, “Minggu depan... aku ada urusan pekerjaan di luar kota besok, tolong jaga dia, jika dia meneleponmu, tolong temani dia untukku.”

Techno melihat Tharn menahan tubuh kekasihnya dengan kedua tangannya, jadi dia dengan mantap mengangguk, “Kalau itu kamu tidak usah khawatir, aku sahabat baiknya.”

Melihat Tharn membantu Type yang mabuk masuk ke dalam apartemen membuat Techno mengerang sedikit, lalu dia bergumam, “Aiz, aku harap tidak ada yang terjadi pada mereka berdua.”

Techno berpikir sambil turun ke bawah, kekasih mudanya sudah tidak sabar menunggunya di tempat parkir.

Pada saat itu juga, Kla si anjing licik, juga sedang berpikir. Apa dia harus melihat ke dua orang itu bertengkar dari mereka muda sampai dewasa? Lalu dia juga harus melihat mereka terus berdebat sampai mereka tua.... geez, ini ironis, sama sekali bukan berkah!

*****

Pagi itu, Type yang semalam mabuk, bangun di kamarnya. Kepalanya sakit sampai rasanya mau meledak. Ketika dia melihat sebuah pesan yang di tempel di lemari es, kepala Type terasa lebih sakit lagi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku ada pekerjaan di luar kota, minggu depan saat aku kembali, kita akan berbicara sampai jelas.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Huh!” Type menarik napasnya yang terasa berat dan meremas dahinya, berharap dapat meredakan sakit kepalanya karena mabuk, tapi itu tidak berpengaruh sama sekali, semakin dia meremasnya, semakin parah rasa sakit di kepalanya. Dia berjalan ke meja dan meletakan pesan itu di atasnya, Type merasa ingin memikirkan sesuatu saat menatap pesan itu, tapi dia meremasnya dan membuangnya ke tempat sampah.

Bukan karena dia tidak menaruh perhatiaan pada apa yang dikatakan oleh Tharn, tapi dia tidak menyangka kalau Tharn akan menggunakan kertas untuk berbicara padanya... jika dia melakukannya, seluruh ruangan pasti sudah penuh dengan semua kertas yang di tulis oleh Tharn.

“Sial, ini terlalu salah di waktu yang tepat!” Type menghela napas dengan sedih.

Type membuka lemari es, matanya menyapu kedalam untuk mencari apapun yang bisa membuatnya merasa lebih baik, tapi dia hanya menemukan minuman berkarbonasi, tidak hanya itu, merek minuman itu adalah favorit milik suami berengseknya. Type mengeluarkannya satu dan membuka tutup botolnya, lalu meminumnya masuk ke dalam mulut dan melewati tenggorokannya, membawa semua penderitaannya ikut masuk juga.

Orang yang sedang tidak ada di rumah memesan minuman favorit mereka ke rumah, tapi hal yang membuat dia tidak nyaman bukan hanya itu, tapi...
“Seminggu.” Type meletakan kakinya di atas meja dan menyandarkan punggungnya di atas sandaran, merasa sedikit sedih. Dia meletakan botol dingin itu di depan dahinya, berharap akan membantu pikirannya untuk lebih baik, tapi kemudian kesadarannya menemukan kalau dia juga yang salah karena mencari masalah.

Di saat mereka punya masalah dan harus terpisah seperti ini, membuat situasi semakin serius.

Ini adalah sesuatu yang sudah dia mengerti dari bertahun-tahun yang lalu, kerena ini bukan pertama kalinya Tharn pergi urusan bisnis ke luar kota, ini juga bukan pertama kalinya mereka berdebat atau sedang dalam masalah saat Tharn harus pergi perjalanan bisnis. Sebelum mereka berbaikkan dari periode waktu ini, dia harus menahan rasa rindu dan kehilangan satu sama lain, jika mareka tidak bertengkar, dia pasti akan menelepon Tharn dan bertanya tentang pekerjaannya... tapi saat mereka bertengkar, atau dalam situasi perang dingin seperti ini, dia berani bertaruh kalau baik Tharn atau dia tidak ada yang akan menelepon satu sama lain.

Pernah sekali mereka punya masalah saat Tharn sedang ada di perjalanan bisnisnya, sambil menunggu semua pekerjaan selesai, dia tidak memperdulikan kekasihnya selama satu minggu, tapi Tharn memiliki temperamen yang lebih baik dari Type, dan dia akan terus membujuk Type, karena dia tidak ingin mereka berpisah.

Tapi, sekarang Tharn sedang berada dalam perjalanan bisnis di waktu yang tidak tepat.

Siapa yang bilang jarak menghasilkan keindahan? Siapa yang bilang setelah beberapa waktu, kedua belah pihak akan lebih tenang, tenang sampai mereka bisa kembali untuk berbicara dengan penuh kedamaian, dan semuanya akan baik-baik saja? Di bawah tatapan mata Type, efek kecil sialan ini tidak berpengaruh apapun, jika ini tidak terjadi saat mereka berkelahi, dia akan berkata dengan jujur.

Semakin dalam dia memikirkan yang ada di dasarnya hatinya, melihat kertas pesan yang ada di tempat sampah itu membuatnya menggelengkan kepalanya dan menghela napas. Jika mereka sedang tidak bertengkar, tidak marah pada satu sama lain, dan di bawah sirkumulasi yang normal, Tharn akan membangunkannya lalu mengantar dia pergi bekerja. Tharn akan selalu mengingatkannya untuk selalu membawa handphonenya, karena sewaktu-waktu dia kan menelepon untuk mengecek keadaan. Meskipun terkesan merepotkan, tapi jika tiba-tiba semua itu hilang atau berkurang seperti ini... type merasakan rasa yang aneh dan merasa sangat frustasi.

“Apa aku harus pergi membujuknya?” dalam hatiny kali ini, Type merasa dia harus mengalah untuk pertama kalinya, jadi selama seminggu dia tidak bertemu dengan Tharn, Type harus menyelesaikan masalah yang ada di hatinya dulu, penyebab dia marah dan menghindari Tharn, yang membuat mereka terus bertengkar tidak ada akhir.

“Mengenai pulang... aku akan menunggunya kembali dan mengatakan semua hal itu.” Akhirnya Type menghela napasnya perlahan, menengguk banyak air, dan kembali ke kamarnya untuk bersiap berangkat kerja.

Sebelum pulang kerumah, satu hal yang harus dia lakukan pertama adalah mengajukan permohonan cuti.

*****

“Songkran, apa kamu gila? Aku tidak bisa menyetujui permintaanmu, saat itu banyak yang mengambil libur, jadi kamu harus menggantikan tugas mereka.”

Seperti yang diperkirakan Type, bosnya tidak mengatakan banyak hal dan menolak pengajuan cutinya. Putus asa, Type hanya bisa setuju dan meninggalkan ruangan. Type tidak mau berspekulasi kalau alasan bosnya tidak menyetujui permintaannya karena dia pilih kasih, tapi karena rekan kerjanya sudah mengajukan cuti saat Songkran beberapa bulan sebelumnya, dan sekarang dia meminta secara mendadak, jadi bisa dipastikan kalau dia tidak akan mendapatkannya.

Melihat situasi seperti ini, dia harus mengatakan pada kedua orang tuanya kalau dia baru bisa pulang setelah Songkran.

Rumah sakit semuanya tentang rotasi, ini sedikit seperti perusahan asing, selama 24 jam akan selalu membutuhkan orang, meskipun departemennya memiliki jam kerja, tapi harus menyesuaikan waktu secara seragam.

“Apa yang terjadi? Ini masih pagi sekali.”

“Teng, aku sedih karena tidak bisa ambil cuti, ayahku menelepon dan ingin aku pulang saat Songkran.”

“Kamu baru mengajukannya sekarang, aku merasa aneh kalau sampai di setujui.” Teng menggelengkan kepalanya tidak berdaya, dan hanya bisa bilang kalau libur saat Songkran sangat sulit untuk didapatkan, setelah mendengarkannya, Type hanya bisa menghela napas.

“Kalau begitu, lebih baik menunggu setelah Songkran dan pulang, hanya saja aku ingin membawa kekasihku ke rumah saat itu, jika tidak bisa libur bersama, aku harus tetap bekerja.” Teng mengangguk, dan dia juga pernah mendengar kalau teman kerjannya itu sudah punya kekasih, dan dia sudah beberapa kali mengatakannya, tapi dia hanya memberi sedikit informasi.

Type tidak pernah mengatakan kalau kekasihnya adalah seorang laki-laki, dan dia jauh lebih tampan dari pasien muda yang pernah dia sebut tampan sebelumnya.

“Sudah berapa lama kamu tidak pulang?”

“Aku belum pernah pulang dari awal aku bekerja sampai sekarang.”

“Hah? Jadi sudah hampir setahun yang lalu, apa keluargamu tidak protes?”

“Itulah kenapa keluargaku memintaku untuk pulang.” Type berkata dengan sedih, dia bisa membayangkan wajah gelap dan kecewa ayahnya, membayangkannya saja membuatnya sedij. Tapi saat dia tidak bisa kembali saat songkran sebagai jawabannya, dia juga tidak berharap kalau dia seberuntung itu untuk bisa ambil cuti.

“Jadi, apa kamu mau tukaran shift denganku?”

Perlahan...

“Phi, apa arti kalimat itu? Apa ini seperti yang aku pikirkan?”

Type melebarkan matanya dan bertanya, menatap mata lawan bicaranya. Teng mengelus dagunya seperti dia sedang berpikir, lalu mengangguk dengan mantab.

“Ya, itu yang aku pikirkan. Aku berencana untuk pergi liburan ke luar negeri bersama keluargaku saat perayaan Songkran. Tapi ternyata pasporku sudah kadaluarsa dan aku lupa untuk memperbaharuinya, setelah bernegosiasi kami memutuskan untuk melakukan upacara di rumah. Jadi kupikir aku tidak akan memakai jatah liburku, karena aku juga tidak berniat untuk pergi bermain air... aku akan bertukar shift denganmu.”

“Kamu, benar-benar serius?” Type berkata penuh semangat dan menggoyangkan bahu Teng. Teng menggangguk beberapa kali untuk menjawab.

“Ya, aku akan ambil libur setelah Songkran untuk istirahat, aku juga tidak mau basah saat pergi kemanapun.”

“Ouhhh! Aku mencintaimu, Teng.” Type memeluk Teng, memeluknya dengan sangat erat. Teng hampir tidak bisa bernapas, mencoba untuk melepaskan diri karena jantungnya berdetak dengan keras.

“Jangan membuatku mual, meskipun kau bukan makanan kesukaanku, tapi tidak berarti kamu tidak tampan, aku tidak bisa menolak pria tampan,Type.”

Type mengakhirinya dengan tertawa keras, karena sekarang dia sangat bersemangat sampai rasanya ingin terbang, kesal karena dia tidak bisa memeluk Teng dan mencium kedua pipinya, jika Teng tidak mencoba menghindarinya, dia mungkin sudah melakukannya.

Karena Songkran ini dia bisa pulang ke rumah, Type merasakan perasaan lega yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Setidaknya dia bisa pulang bersama, pasti perasaan Tharn menjadi jauh lebih baik.

Tapi, sejam kemudian, harapannya di hancurkan.

*****

“Aku tidak setuju dengan permintaanmu untuk cuti.

“Tapi aku sudah bertukar shift dengan rekanku, aku sudah menandatangai surat pengajuannya.”

“Aku bilang, aku tidak setuju.”

“...”

Saat ini, kedua tangannya sudah terkepal dengan erat, dia dengan marah menatap bosnya yang cari mati, menolak untuk menandatangi surat persetujuaannya untuk cuti. Meskipun lembar shift sudah terisi dengan namanya, itu tidak berguna lagi.

Empat mata saling menatap, mereka beradu pandangan.
Satu orang darahnya sudah mendidih dan naik ke kepalanya, ingin segera memulai pertarungan.

Yang satu lagi, bos seperti beruang yang menggunakan bulu ayam sebagai perintah.

“Kenapa?” Type menggeretakan giginya dan bertanya.

“Tidak cukup orang.” Jawab bosnya dengan dingin.

Keparat!

Type mengutuk dalam hati, dia tahu itu bukan alasan utama untuk menolak pengajuan cutinya, bosnya sedang menyiksanya untuk menyenangkan egonya, mengawasi apa yang akan keluar dari mulutnya. Dia langsung merasa senang, keparat sialan!

Dia juga tahu bagaimana mulutnya, pria yang lebih muda mencoba meluruskan mulutnya, bosnya langsung terlihat tidak senang. Pekerjaan ini menyulitkan dimana-mana dan bosnya tidak menyetujui permintaan cutinya...

“Apa anda sedang memaksa saya untuk berhenti?”

“Jaga kata-katamu, jangan lupa kalau aku ini bosmu.”

Type mengatupkan mulutnya, tinjunya sudah siap untuk menghancurkan bosnya, tapi dia menahan diri untuk tidak buru-buru memukuli orang, walaupun sebenarnya dia sudah tidak tahan untuk memukulinya sampai rata dengan tanah, tapi dia tidak bisa melakukan hal seperti itu. Dia hanya bisa memejamkan matanya dan menenangkan pikirannya. Type terus menarik napasnya dalam-dalam, mengatakan pada dirinya untuk sedikit bersabar sampai dia genap bekerja di sini selama satu tahun. Tunggu sampai satu tahun kemudian dia akan segera mengundurkan diri,  belum semenit dan dia sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi!

Jadi, Type hanya bahagia selama sekitar satu jam saja , dia berbalik, takut kalau begitu membuka mulut, hanya cacian dan kutukan yang keluar untuk menyemprot wajah lawan bicaranya itu.

Type dalam suasana hati yang buruk, mungkin hari ini wajahnya lebih menakutkan dari Yaksa (raksasa dalam mitologi), tidak ada yang berani untuk mendekat, bahkan saat dia meninggalkan rumahsakit, tidak ada yang mengatakan selamat tinggal.
Dia mencoba menelepon sahabatnya, berharap seseorang dapat membantunya melepas rasa tidak puas dalam hatinya.

“No, kamu dimana?”

[Di rumah ibuku, bukankah aku sudah mengatakannya padamu semalam? Kenapa kau mencariku?]

Mendengar suara teman baiknya, membuat rasa kesal yang ada di hati Type menjadi sedikit terobati. Situasi menjadi lebih tenang, dia tahu kalau saat ini No tidak bisa keluar dengannya, berurusan dengan anjing licik itu cukup membuatnya sakit kepala.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengajakmu minum.”

[Kau punya masalah? Aku bisa menemuimu.]

Techno berbicara dengan nada khawatir, ekspresinya dengan jelas mengisyaratkan rasa kepedulian padanya dan keinginannya untuk melarikan diri. Jika dia tidak salah dengar, Type juga bisa mendengar dengan jelas suara orang lain di ujung telepon.

“Tidak perlu, temui saja ibumu, percaya padaku, dia tidak akan mengatakan apapun, tidak usah khawatir.”

[Kau yakin?]

“Yah, kalau kamu khawatir, anak bernama Kla itu akan menghiburmu, tunggu sampai dia selesai menenangkanmu, thanks.”

[Bangsat! Bagaimana kamu tahu!]

Teriakan sahabatnya membuat Type tertawa, dia berpikir kalau malam ini pasti mereka berdua sedang melakukan ‘ritual’ yang diberi nama, ‘melindungi jiwa’ dan ritual ‘pemujaan’. Meskipun Type sedang kesal, tapi dia ingin sedikit bercanda dengan mereka, membuat anjing licik itu berhenti memainkan trik dan tidak menghancurkan perasaan orang lain, jadi dia hanya bisa berkata pada Techno, “No, jika suatu hari nanti kau sudah tidak tergila-gila lagi dengan ketampanan yang membuat kau tidak bisa melarikan diri, pasti kamu bisa melihat betapa luasnya dunia ini.”

Type selesai bicara dan menutup teleponnya, dia malas untuk menjelaskan pada Techno, menurut cara pikir Techno yang sederhana, semua penjelasannya tidak akan berguna. Type menyimpan handphonenya di dalam saku, merenung sejenak sebelum memutuskan untuk pergi ke bar milik teman baiknya.

Type tidak terlalu memiliki kepercayaan diri pada dirinya saat suasana hatinya seperti ini. Dia tidak yakin apa dia bisa mengontrol atau tidak, dia tidak mau minum sendiri dan di usir. Tapi pulang dalam keadaan seperti ini, di rumah yang sepi dan dingin, hanya ada kesepian di sana, yang hanya akan membawa rasa marah pada seseorang yang sedang tidak ada di rumah. Jadi dia pergi ke bar milik phi Kong dan phi Jead.

“Phi Type!”

Dia merasa ada jiwa negatif.
Saat menunggu taxi, Type merasa ada yang memanggil namanya dari belakang. Dia menoleh dan hanya melihat wajah yang tidak terlalu asing di matanya, dia tidak bisa menahan untuk mengerutkan alisnya, menunggu sampai orang itu berdiri dan tersenyum di depannya, dia sedikit terkesan... orang itu adalah pasien yang ada di bawah pengawasannya.

“Fiat.”

“Aku lega karena phi masih mengingatku!”

Teng pernah menyebutkan tentangmu di depanku dengan jeritan bernada tinggi seperti air pasang, bagaimana aku bisa lupa?

Type meludah di dalam hatinya, dan mulutnya berkata dengan sopan. “Kamu adalah pasien dalam pengawasanku, tentu saja aku ingat.”

Type berdiri di depan Fiat dan berbicara dengan tenang, karena di samping hubungan antara dokter-pasien, mereka tidak punya hubungan apa pun.

“Apa yang membuatmu datang ke sini? Kita tidak punya janji untuk rehabilitasi.”

“Ah, aku pergi untuk menemui dokterku, aku merasa baik-baik saja tapi lututku terasa sakit, jadi aku datang untuk memeriksanya lagi, tapi sepertinya aku terlalu khawatir pada hal kecil, dokter bilang semuanya baik-baik saja.” Anak laki-laki itu tersenyum malu-malu.

“Bagus kalau tidak ada apa-apa, aku pergi dulu.”

“Tunggu.” Anak itu menunjukkan wajah sedih, “Kenapa phi tidak memjawab pesan Line-ku?”

“Aku tidak punya waktu untuk menjawabnya.”

Sebenarnya, ini bukan karena Type tidak punya waktu untuk menjawab pesannya, tapi karena dia tidak menaruh perhatian pada pesan yang anak itu kirim, terlepas dari anak itu atau orang lain, dia tidak memperhatikannya, dia malas untuk membukanya. Dia tidak mau repot-repot untuk memeriksa setiap pesan yang masuk, masalahnya dengan Tharn sudah membuat dia hampir kehilangan kepalanya, dan apa gunanya membalas pesan yang anak itu kirim. Dia juga suka sekali mengirim hal-hal tidak penting, kadang Type ingin sekali memblokir anak itu karena terlalu menganggu, bahkan dia ingin memasukkannya dalam daftar hitam.

“Aku ingin bertanya padamu tentang masalah lututku, aku tidak tau apa kondisiku sudah normal. Setelah mengirimkan pesan padamu, aku menunggu jawabannya seharian, aku hanya ingin bertemu denganmu. Apa kamu membalas pesanku...”

“Apa kau salah paham tentangku?”

“Apa?”

Ketika anak itu tidak bisa berhenti bicara, Type menyela dengan suara keras. Anak itu tidak tahu badai yang akan segera datang dari Type dan dia tidak sempat mengajukan pertanyaan saat badai benar-benar datang.

“Kau pikir aku ini siapa? Terapis utamamu? Berpikir kalau aku duduk di sini selama 24 jam untuk menjawab semua pertanyaanmu? Apa kamu tahu bagaimana menulis dua kata itu? Atau orang tuamu tidak mengajarkanmu tentang sopan santun? Aku sangat terganggu, aku memberitahumu kalau aku tidak selalu bebas, aku juga lelah!”

Type benar-benar ingin menahan semua yang ada di hatinya, tapi semua kekesalan dan perasaan negatifnya tumpah keluar, suaranya menjadi lebih keras dan lebih keras, tapi setelah itu dia merasa menyesal.

Anak laki-laki di depannya tidak begitu kesal dan menangis, dia hanya perlahan menundukkan kepalanya, dengan hati-hati berkata, “Maaf, maaf, aku tidak melakukannya dengan segaja.”

Kenapa kamu menyesal? Karena orang-orang di sekitarnya yang mulai berkerumun dan melihat kearahnya dengan pandangan aneh dan mengkritik, mereka menunggu tindakan yang akan dia lakukan, dia terlihat seperti serigala besar yang menganggu anak kecil, meneriaki anak itu. Dia ingin mengubur kepalanya! Di ujung matanya dia bisa melihat sekuriti dari jauh, dia juga melihat kearah mereka dan ingin bertanya, takut kalau mereka akan berkelahi.

Jika dia benar-benar ingin berkelahi, dia akan berkelahi dengan boss keparat itu... dia tidak bisa membayangkan kenapa hidupnya masuk kedalam api seperti ini.

“Aku minta maaf, aku sudah keluar dari jalur.” Pada akhirnya Type hanya bisa menghela napas.

“Tidak, phi Type, kamu benar, aku yang tidak sopan, maaf.” Anak itu menyatukan kedua tangannya dan melakukan permintaan maaf padanya, Type sedikit melembut. Sebagai mantan kapten tim sepakbola, melihat anak muda itu, dia tidak menahan untuk tidak mengingat Can, Ae dan junior-junior anggota tim sepakbolanya dulu.

“Baiklah, aku juga minta maaf. Sekarang berhenti bicara, aku mau pergi dulu.” Type berkata dengan cepat, berbalik dan bersiap untuk pergi, tapi anak itu memanggilnya kembali.

“Apa lagi?” Temperamen masih Type sangat kuat, dia kesal.

“Phi, mau aku beri tumpangan?”

“Tidak perlu...”

“Tidak apa-apa, anggap saja sebagai cara menebus kesalahanku?” Type hampir menggelengkan kepalanya untuk menolak, tapi anak itu terus berbicara.

“Oke, phi. Jam segini jalanan sangat padat, kalau kamu menunggu taxi, tidak tahu akan sampai kapan, lebih baik pergi dengan mobilku, anggap saja aku sedang menebus kesalahanku, oke, aku tidak ingin merasa bersalah padamu!” anak itu menggunakan semacam trik pada Type, dia merasa sedikit tidak asing, menunggu sampai wajah bajingan suaminya terlihat jelas di pikirannya, dia tahu kenapa dia merasakan hal itu. Dia merasa tidak asing karena Tharn juga pernah menggunakan trik semacam itu pada dirinya, dan itu selalu berkerja setiap saat.

Menahannya seperti binatang peliharaan, jika dia tidak merespon, dia akan merasa bersalah dan mati!

Type tidak tahu apa yang akan dilakukan anak itu, dia hanya secara alami merasa bersalah, hanya ingin menebus sesuatu pada anak itu. Melihat apa yang dikatakan anak itu, sepertinya dia benar tentang jalanan yang macet dimana-mana. Macet seperti kolam tanpa drainase. Melihat situasi ini, mungkin dia baru sampai di bar milik phi Jead sebelum tengah malam. Jadi di dalam hati Type, dia mengangguk perlahan, “Baiklah, terimakasih.”

Saat ini Type tidak tahu apa keputusannya benar atau salah, dia hanya melihat anak itu yang sedang tersenyum dengan bahagia, matanya yang berbinar-binar tidak berbeda dengan mata Tharn saat dia sedang bahagia.

Mungkin dia sangat merindukannya, pikir Type. Lalu dia melihat handphonenya dan berharap bisa melihat miss call dari orang yang dia rindukan, tapi dia terlalu berharap lebih, tidak ada pemberitahuan apapun di handphonenya, bahkan satupun panggilan tidak ada, satu pesan dari aplikasi pesan instanpun tidak terlihat. Ini menandakan kalau Tharn masih marah. Sesuatu harus dibandingkan dengan temperamennya, menunggunya membujuk dirinya.

Type hanya bisa berdiri sendiri dan merindukan seseorang di sana, tidak sadar kalau ada bunga yang sedang mekar di dalam hati seorang pemuda di sampingnya.

7 Years: TharnType (Terjemahan Bahasa Indonesia)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora