40. EACH OR EACH OTHER

37 4 8
                                    

Chapter Fourty | Each or Each Other
❝Opsi masing-masing yang boleh jadi mengawali saling.❞

Happy Reading...🍫

• ^ •

“FAN, balikan, yuk!”

Fanie menatapnya datar seolah merasa terusik akan ajakannya.

“Balikan dan pacaran lagi. Kayak waktu itu. Gue maksa. Serius.”

Vino gak mendesaknya karena cewek itu hanya diam saja.

“Fan, lo gak mau?”

“Fanie.”

“Jawab ajakan gue dong.”

Fanie melengos. “Gue pantang balikan sama mantan.”

^^^^

Vino sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidurnya. Tatapannya lurus menatap langit-langit kamar. Ia mengesah panjang. Cukup kesal hanya dengan mengingat percakapannya dengan Fanie kemarin.

Memang apa yang salah dengan kata ‘balikan’? Hasil membalikkan? Umpan balik? Atau apa pun itu Vino tidak mengerti. Vino hanya ingin hubungannya dengan Fanie kembali normal namun dengan status.

Ya, Vino hanya menghindari hubungan tanpa status yang bisa saja jatuhnya menyakiti. Vino hanya manusia normal yang bisa kapan saja pergi meninggalkan. Dan, caranya meninggalkan setidaknya dengan kata-kata pamit sebelum perpisahan. Meskipun terasa menyakitkan.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka lebar. Figur sang bunda memenuhi ambang pintu. Sontak, Vino menarik selimut hingga membatasi dagu. Memasang raut wajah lesu dan murung. Tatapannya berubah sayu.

“Sayang, kok kamu masih tidur?” Mayra mendekati Vino yang masih berbaring terlentang. Ia meneliti wajah putranya itu yang agak pucat. “Kamu sakit?”

“Iya, Bun,” serak Vino.

Mayra menyentuh kening Vino dengan tangannya. Ia mengerutkan kening sembari mengusap pelan kepala Vino.

Sementara Vino memejamkan kedua matanya. Merasakan usapan lembut dari sang bunda yang mampu menenangkan perasaannya. Selalu begitu. Dan memang begitu.

“Agak panas, sih. Kayaknya kamu demam deh.”

“Hm.”

“Ya udah, kalau gitu kamu gak usah sekolah dulu deh.”

“Iya,” serak Vino. Ia membuka matanya perlahan.

“Bunda bikinin bubur dulu, ya. Sekalian bawa obat juga.”

Vino menggeleng pelan. “Gak mau. Suruh Vina ke sini aja.”

“Iya. Tadi dia lagi sarapan.” Mayra berdiri. Dan mengusap kepala Vino sekali lagi. “Bunda panggilin dulu, ya.”

“Hm.”

Vino kembali memejamkan kedua matanya. Beberapa menit kemudian terdengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Langkahnya seperti terburu-buru.

“Ih, Vino kenapa?”

Kedua mata Vino terbuka sempurna. Ia menatap Alana yang menatapnya dengan tatapan sedih. Tangan Alana menyentuh keningnya. Sontak membuat keningnya sendiri berkerut. Setelah itu, Alana pun duduk di samping Vino.

[SHS 2] - ANNI(Ad)VERSARY ME!Where stories live. Discover now