Thirty One

4K 379 41
                                    

Follow dulu sebelum baca, setidaknya hargai ya.

×××

Suara monitor detak jantung seseorang itu terdengar menghiasi suasana di dalam ruangan ini. Tak ada suara orang berbicara ataupun berteriak, tak ada kegaduhan dan tak ada suara berisik lainnya. Yang ada hanya mesin-mesin yang saling bekerja satu sama lain. Seseorang tengah duduk di samping pasien yang kini tengah menutup matanya rapat. Seperti enggan membukanya. Berbagai macam alat menempel pada tubuh ringkihnya.

"Bertahanlah, demi kita kumohon" ujar orang itu sembari terisak.

Tangannya terus menerus memegang tangan dingin di depannya. Berharap dapat menyalurkan kehangatan.

Hening.

Sekeras dan sesering apapun orang itu berbicara, tetap saja orang yang kini sedang terlelap itu tidak akan membalas perkataannya. Sia-sia memang. Namun apa daya, harapannya hanya satu, semakin sering ia berbicara semakin ia berharap orang di depannya ini mampu membuka mata dan berbicara padanya.

•••

Di waktu yang sama berlainan tempat.

Tubuh seseorang terangkat dan turun lagi. Tapi monitor itu masih menunjukkan satu garis lurus, entah apa yang akan dilakukan para perawat medis itu selanjutnya, terlihat mereka semua berpandangan lalu mengangguk.

Ditekannya defibrilator itu ke dada orang itu dengan kuat.

Alhasil detak jantung yang tadinya sempat berhenti akhirnya dapat berdetak kembali. Tim medis pun menghela nafas lega. Seorang perawat dengan segera memasangkan selang oksigen untuk membantunya bernafas.

"Selesai dok" ujar salah satu perawat.

"Baik kita keluar sekarang. Kondisi pasien masih kritis saat ini. Pastikan kalian harus mengecek keadaannya setiap 2 jam sekali" jelas sang dokter.

"Baik dokter" ujar mereka serempak.

Mereka pun keluar dari dalam ruangan itu.

"Bagaimana keadaan Lisa dok?" tanya seorang wanita yang pasti adalah mama Lisa, Sooya.

Ternyata pasien yang kritis tadi adalah Lisa. Kejadian beberapa saat yang lalu membuatnya mengalami masa kritis seperti sekarang.

Flashback on

Jungkook kini tengah menunggu Lisa yang tengah terlelap dengan setianya. Ia ingin selalu menjaga kekasihnya itu sekalipun dalam keadaan tidur. Ia ingin membuktikan kepada semua orang, bahwa Lisa adalah gadis yang sangat ia cintai dan akan ia lindungi sampai kapanpun.

Mata jungkook menelusuri setiap lekukan sempurna dari pahatan Tuhan di depannya. Mata bulat yang tertutup rapat, hidung runcing dan bibir plum pink yang menggemaskan.

Cantik. Hanya itulah yang mampu mendefinisikan Lisa.

"Uhukk...uhukk" Lisa yang tengah tidur terlelap pun terbatuk keras sehingga membuat Jungkook tersentak.

"Kamu gak papa?" tanya jungkook pelan sambil membelai pucuk kepala Lisa pelan, Lisa perlahan membuka matanya.

"Aku gak papa kok" jawab Lisa yakin, namun ekspresi wajahnya terlihat kesakitan. Terlihat dari lipatan halus di dahinya serta ringisan kecil yang keluar dari bibir mungilnya.

"Iya jung aku gak papa kok" ujarnya mencoba meyakinkan Jungkook. Sedangkan Jungkook memicingkan matanya menatap Lisa. Pasti ada yang tidak beres disini. Itu yang ada dipikirannya.

Tes.

Tes.

Tes.

"Arghhhh sakit" erang Lisa penuh kesakitan. Bersamaan dengan setetes demi setetes darah keluar dari hidungnya seketika itu juga wajahnya pucat pasi.

Sense✔Where stories live. Discover now