Bagian 29

7.8K 699 40
                                    

Apa harapan kalian untuk hubungan Ali dan Prilly?

HAPPYREADING
VOTEMENT
SORRYFORTYPO

***

PRILLY baru saja selesai mengepak pakaian dan beberapa barang yang ia perlukan. Rasanya senang ketika Ali menyetujui keinginannya, awalnya Prilly yakin bahwa Ali tidak akan menyetujuinya namun ternyata Ali mengatakan bahwa dia setuju jika Prilly berangkat.

Ali menyodorkan amplop putih pada Prilly.
"Visa, paspor dan lainnya aku sudah menyiapkan semuanya."

Prilly menerimanya dan menatap Ali senang. "Makasih banyak Om!"

Ali mengangguk kecil kemudian menduduki dirinya di tepian ranjang.
Matanya melirik ranjang yang akan kosong tidak akan ada penghuni yang menempatinya.

Prilly menatap Ali yang tengah melamun.
"Om."

Ali menolehkan pandangannya ke arah Prilly ketika cewek itu memanggilnya dan sudah duduk di samping dirinya.

"Kenapa?"

"Om yang kenapa? Apa kayaknya kepergian aku bikin beban untuk Om?" Tanya Prilly merasa bersalah.

Ali mengusap pipi tembam Prilly dengan lembut. "Untuk apa?"

"Maksud Om?" gugup Prilly karena tangan besar Ali tengah mengelus pipinya yang membuat jantungnya berdisko kencang.

"Untuk apa aku harus menjadikan mu beban. Kepergianmu adalah cita-citamu. Aku juga tidak mau mempunyai istri yang bodoh." ucanya dengan datar.

Prilly terdiam bukan karena sakit hati dengan ucapan Ali, tapi dia terdiam karena tidak dapat menebak ekspresi wajah Ali.

Apakah lelaki itu sedih, senang, kecewa. Prilly tidak dapat mengetahuinya, karena Ali pandai menyembunyikan ekspresinya.

"Om mau kan jujur-jujuran sebelum aku pergi." ujar Prilly membuat Ali terdiam.

Keterdiaman Ali membuat Prilly yakin ada sesuatu yang lelaki itu sembunyikan, perasaanya.

"Om.." rengek Prilly terdengar manja membuat bulu kuduk Ali meremang.

"Hm baiklah."

Prilly tersenyum dan membenarkan duduknya menjadi sila dan menghadap ke arah Ali.

"Aku ada tiga pertanyaan dan Om harus jawab ya atau tidak. Begitupun sebaliknya." Ali mengangguk mengengarkan intrukai dari istrinya.

"Oke kita mulai. Apa yang buat Om izinin aku pergi ke Korea? Apa karena cita-cita aku?" pertanyaan satu terlontar dari mulut Prilly.

"Ya."

Prilly mengerucutkan bibirnya sebal.
"Kasih penjelasan kek."

Ali menatap Prilly datar, "kau tidak mengatakan untuk itu."

Prilly-Weds Cold HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang