PART 6

3.5K 634 29
                                    

Jungkook terdiam—Ia menghela nafasnya berkali- kali dan melirik pada para pekerja yang masih memindahkan bunga itu begitu hati- hati. Ia menatap kearah langit dengan gumpalan awan yang begitu tebal dan mungkin hujan akan turun sebentar lagi.

"Prakiraan cuaca pun bahkan tak bisa dipercaya saat ini"

Jungkook bergumam dengan matanya yang kini mengedar. Rumah didepan air terjun itu begitu besar—Namun, kedua pemiliknya tetap melangkahkan kakinya melewati lorong. Jungkook penasaran—Sebesar apa rumah dibalik lorong itu.

Jungkook menggelengkan kepalanya pelan—Untuk pertama kalinya Jungkook mengetahui rumah dikaki gunung seperti ini. Jungkook sempat ragu mengenai alamat yang ditinggalkan tapi ternyata memang benar ada.

Jungkook menghela nafasnya lagi dan kemudian bangkit—Matanya terpejam sejenak merasakan udara yang begitu sejuk dan telinganya yang terasa tenang tanpa suara kendaraan.

Jungkook pun memilih untuk melangkahkan kakinya—Para pekerja itu bilang dirinya diperbolehkan untuk berkeliling asal tidak melewati kedua pintu kayu seperti di film Hobbit namun sedikit lebih besar itu—Sangat mewah seperti di negeri dongeng.

Jungkook pun melangkahkan kakinya sedikit menanjak—Melewati rumah kayu dengan pilar dibawahnya sebagai penumpu agar rumah itu tidak mengenai tanah. Kaki nya terus melangkah menyusuri rumput halus serta kerikil—Hingga, Jungkook pun menemukan rumah besar dibalik dinding setinggi lima meter dihadapannya.

"Wah—pemiliknya aku yakin sangat kaya raya—" gumam Jungkook yang kemudian melirik pada rumah- rumah kecil disampingnya—Seperti desa dinegeri dongeng membuat Jungkook berpikir untuk menjadi pekerja dirumah ini.

Jungkook kembali menyusuri jalanan itu—rumputnya terasa lembab—Mungkin karena mentari tidak terlalu menyorot hari ini. Jungkook pun mengedipkan matanya berkali- kali ketika ia melihat gerbang lain yang cukup tinggi—Terbuat dari kayu dengan jarak antara sekat yang cukup jauh.

Jungkook menyentuh sekat kayu mengkilap itu—lalu ia sedikit berjinjit dan mengintip menemukan sebuah hutan kecil dengan pepohonan rindang dan begitu luas—Sangat luas dengan aliran sungai disana. Jungkook membulatkan matanya—Ia melihat seekor kijang dan juga kelinci—

"Aaaa—Sangat menggemaskan!"

Jungkook menekuk lututnya ketika kijang itu berjalan kearahnya hingga tinggi Jungkook pun sejajar dengan kijang itu—Walaupun si kelinci kecil itu telah menghilang entah kemana. Jungkook terdiam ketika kijang itu mendekat membuatnya tertawa kecil.

Namun—Jungkook menghentikan tawa itu ketika ia melihat sosok pria yang tengah melangkahkan kakinya dengan pandangan menunduk dan jarinya disembunyikan didalam saku.

Pria berambut blonde itu menggunakan sweater tipis dengan celana bahan hitamnya tanpa jubah tidur ketika mereka bertemu didepan pintu coklat hobbit itu. Jungkook memiringkan kepalanya, sebelum akhirnya pria itu melirik dengan mata beriris hazel.

Taehyung tersentak ketika pemuda itu masih berada disekitar rumahnya—Pantas saja aroma darah itu belum juga menghilang. Taehyung akan berterima kasih pada Seokjin untuk kali ini karena memaksanya menggunakan lensa.

Ini menyebalkan ketika manusia terlalu lama berada disini. Taehyung masih mencium darah manis itu dan sangat mengganggu dengan kejadian semalam yang terus berputar. Bahkan, Taehyung mengeluarkan racun itu tanpa taringnya—

Taehyung menghela nafas dan kembali melirik pada pemuda yang masih menatapnya. Taehyung mungkin harus meminta maaf mengenai kejadian didepan pintu coklat itu.

Jungkook bangkit dan membungkukan tubuhnya dengan tatapan tak teralihkan dari pria yang melangkahkan kakinya mendekat—Jungkook pun memundurkan langkahnya karena pria itu memiliki aura aneh dengan rambut blonde dan kulit pucatnya—Namun, puncak kepalanya berwarna hitam.

RENASCIDODonde viven las historias. Descúbrelo ahora