[23]Rasa canggung»🌹

90 26 12
                                    

   ~Cinta'ku & cinta'mu adalah perkara~
  ______________•G&G•______________

Happy Reading's

***

"Echa" Panggil Dion.

Echa masih diam, setelah papinya memanggil dirinya berulang-ulang. Dion sudah terlalu sabar menghadapi sikap putrinya ini. Dia juga merasa bersalah karena telah berbicara dengan nada tinggi yang tidak pernah dia lontarkan kepada putri bungsunya.

Saat dia ingin membuka suara kembali, Echa langsung melangkahkan kaki menuju pintu depan rumah. Dion melihatnya hanya dengan mengusap dada pelan dan mengurung niatnya itu.

"Gyeisha" Panggil Bintang yang berjalan sambil melangkah santai di anak tangga.

Gadis itu berbalik dengan raut wajah jutek.

"Paan?"

"Ealah... mau kemana?"

"Keluar bentar" Lalu seketika pintu itu di tutup oleh Echa dan lalu pergi.

Bintang menggeleng geleng sendiri setelah itu dia melangkah mendekat ke arah papinya yang beralih memainkan ponsel di tangannya.

"Bentar lagi tuh anak juga sembuh kok pi" Ucap Bintang kepada papinya sambil mengambil duduk di sofa tepat di samping papinya. Dia mengatakan itu karena bahwa dia tidak sengaja melihat interaksi antara papinya dengan adik perempuannya yang masih belum baikan sama sekali.

Dion menutup layar ponselnya dan memilih menatap putranya yang duduk di sampingnya. "Maksud kamu?" Sebuah kerutan kecil terlihat di kening pria itu. "Kamu kira Echa lagi sakit"

Dion terkekeh pelan.

Bintang menghela nafas pelan, "Bukan itu pi. Perkiraan Bintang nih ya... keknya Echa masih ngambek deh. Atau mungkin ya gitu" Ucap Bintang sok memasang wajah serius dan sesekali menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia merasa bingung sendiri harus melanjutkan ucapannya atau tidak karena jawaban yang dia berikan terasa seperti tidak masuk akal. Ya sudah lah.

Dion kembali di buat terkekeh mendengar penuturan putranya yang terdengar seperti lelucon baginya. Tapi tidak apa dia tetap menghargai apa yang di jelaskan oleh anak tunggalnya tersebut.

"Sudahlah. Papi mau ke kamar dulu," Ucap Dion lalu beranjak dari tempat duduknya. Dan kembali menatap putranya yang duduk di sofa. "Oh ya, kamu jemput tante sara di rumah sakit trus nih... uang buat bayar obatnya. Katakan kalo mami kamu lagi ga enak badan jadi ga bisa jemput." Ucap Dion  mengingat bahwa Sara masih di rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan kembali dan beberapa lembar uang berwarna merah dia berikan kepada putranya.

Setelah seminggu kemarin Sara mengontrol obatnya bersama dokter spesialis penyakit dalam dan sekarang hanya membeli obat nyeri di bagian perutnya yang kembali terasa. Karena Kinan tiba-tiba tidak enak badan, isterinya merasa sakit di bagian sudu hati sesudah sarapan 30 menit yang lalu dan sebelum itu dia beberapa kali memuntahkan semua isi perut yang tadi dia makan. Jadi Sara tidak bisa di jemput dan menyuruh putranya untuk menjemput Sara-tantenya.

"Oke pi, Bintang berangkat sekarang." Ucap Bintang sambil mengambil beberapa lembaran uang berwarna merah itu lalu pamit kepada papinya untuk menjemput tante-Sara yang di rumah sakit.

"Hati-hati ya nak!"

***

Echa pergi ke kompleks perumahan sebelah menggunakan mobil milik papinya sengaja dia tidak meminta langsung ke papinya karena masih marah dengannya. Dan Echa mencari akal agar mobil milik papinya itu bisa dia bawa karena kunci mobilnya ada di tangan pemiliknya, kemudian setelah berpikir kembali Echa baru ingat jika kunci cadangannya ada pada security yang bertugas di rumah.

T♡U N I T E  (On Going)Where stories live. Discover now