Semua Karena Cinta

919 124 43
                                    

Tok.. tok.. tok..

Terlihat oleh Gian, ibu Nayla dan ayah Lutfi sedang berdiri dibalik pintu.

"Orang tua lo dateng noh"

Raina langsung menghapus air matanya lalu berdiri menghampiri pintu. Ia pun membuka pintu dengan cepat.

"Nak, kok di kunci? Ayo bantu ayah mu kedalam"

Tiba tiba saja Gian membantu ayah Lutfi dengan cepat.

"Ada Gian juga disini, kamu dari kapan nak disini?"
"Dari sore yah, ayah sama ibu naik apa kesininya? Kenapa gak bilang Gian, Gian kan bisa pesenin taxi online"
"Kita naik mobilnya tetangga, kebetulan katanya tetangga mau main eh lewat rumah sakit ini, jadi bareng deh"

Gian pun tersenyum lebar sembari membantu mendudukkan ayah Lutfi perlahan.

Aku gak sanggup buat kehilangan kamu lagi Gian. Batin Raina lirih menatap Gian.

"Mm, udah ada ayah sama ibu, kalo gitu Gian pamit yah" ucap Gian yang membuat Raina memegang tangan ibu Nayla erat.

"Ini kan malem takbir, kamu gak makan makan dulu? Ibu udah masak banyak loh ini" ucap ibu Nayla tersenyum.

"Gian ada urusan kerjaan Bu, jadi maaf Gian malem ini ga bisa lama disini"

Sepertinya mereka sedang bertengkar. Batin ibu Nayla menatap Raina dan Gian.

"Udah malem gini, kamu masih kerja aja nak Gian" ucap ayah Lutfi tersenyum kearah Gian.

Gian hanya menjawab dengan senyuman.

Saat Gian memakai tas nya untuk bersiap pergi, tak lama air mata Raina turun dengan deras memeluk ibu Nayla.

"Loh, kenapa nak?"
"Tahan Gian biar gak pergi Bu" jawab Raina lirih di pelukan ibu Nayla.

Gian terdiam menatap Raina yang sedang menangis pilu di pelukan ibu Nayla.

"Kalian kenapa?" Tanya ayah Lutfi serius.

"Maafin Gian yah, Gian gak bisa lagi sama Raina" ucap Gian menunduk yang membuat Raina mengeratkan pelukannya pada ibu Nayla.

"Kenapa? Ada apa? Bukan nya kalian baik-baik aja?"

Gian menunduk terdiam tak bersuara. Sepertinya ia sedang menahan agar air matanya tak jatuh di hadapan ayah Lutfi.

"Nak, ayah gak akan paksa kamu buat terus sama anak ayah, tapi ayah bakal sedih kalo harus kehilangan sosok kamu"

Gian menatap ayah Lutfi dengan mata berkaca-kaca.
Tak lama Gian menghampiri lalu memeluk ayah Lutfi dengan tangis.

"Besok Gian mau lamar Raina, tapi Raina kecewain Gian yah, kenapa Raina tega sama Giann"

Raina yang mendengar Gian pun benar-benar merasa bersalah.

"Jadi anak ayah yang salah, apa kata maaf bisa bikin kamu gak ninggalin Raina nak?" Tanya ayah Lutfi lirih.

Ayah Lutfi dan ibu Nayla sangat menyayangi Gian.
Bagaimana tidak, sosok Gian lah yang selalu ada untuk Raina disaat keadaan susah maupun senang.
Ayah Lutfi dan ibu Nayla pun selalu melihat Raina yang begitu bahagia jika bersama Gian. Sesekali Raina bercerita pada ayah Lutfi dan ibu Nayla tentang perlakuan lembut Gian pada Raina, yang selalu melindungi Raina dengan baik dan masih banyak lagi.

Itulah kenapa ayah Lutfi begitu berat melepas sosok Gian.

Gian terdiam masih dengan tangisnya.

"Ayah, ibu mungkin juga Pelangi terlanjur sayang sama kamu yang selalu memperlakukan kita begitu baik selama ini, ayah senang kamu bilang kamu mau melamar anak ayah"

Mine! |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang