1•

11 2 0
                                    

Bugh

Bugj

Brak

"Rasain lo,kalo mau main jangan sama gue!pada bonyok kan tuh muka!"

Gadis itu menendang perut pria dibawahnya hingga membentur meja.Nafas pria itu memburu,seluruh wajahnya terdapat banyak luka tidak hanya diwajah namun tubuhnya juga.Dan pelakunya tidak lain adalah gadis yang berdiri angkuh didepan pria Itu.

"Rel,lo beresin deh sisanya.Gw cabut dulu,bye.." gadis tadi melambai penuh senyuman kepada pemuda yang sedari tadi berdiri diam dibelakangnya.

"Gak bareng za?" tanya pemuda itu,ia bicara tanpa melihat kelawan bicara nya karna fokus membereskan ulah gadis tadi.

Gadis tadi belum pergi,ia masih berdiri menyender dipintu menunggu pemuda itu.
"Gak ah,ntar pulangnya gw sendiri lagi kek kemaren.Gue pergi sama dion aja.."

Pemuda itu mengangguk.Berdiri lagi setelah mengurus pria penuh luka yang dibuat temanya.Kemudian ia pergi menghampiri gadis tadi,mereka pergi bersama.

"Sekarang lo mau sekolah dimana za?gue minta untuk kali ini lo serius ya za,kasian tau bonyok lu" gadis itu mendecih tak suka.

"Satu satunya sekolah yang aman cuman SMA Mars." jawab gadis itu akhirnya.

"Lo yakin disitu aman,lo tau kan griffin sekolah disana.Gue gak yakin aman za."

Langkah keduanya berhenti tepat didepan sebuah motor sport hitam+merah milik dion,bersama dengan pemiliknya yang duduk tenang diatas motor.

"Gue yakin aman kok,lagian mereka gak ada yang tau kalo wakil hydra satu sekolah sama mereka..dion juga aman aman aja tuh sekolah disana" pemuda tadi hanya bisa menghela nafas,tidak ada gunanya membujuk gadis yang satu ini.

"Yaudah,kalo ada apa apa kasih tau kita..yon,lo jagain zelline ya!" dion mengangguk patuh.

Sedangkan gadis itu sudah naik keatas motor dion dengan helm biru menempel dikepalanya.
"Gue berangkat ya rel,jangan lupa sekolah loh.Kasih tau aank anak jan pada bolos!"

Motor dion melaju menghilang dari pandangan pemuda yang masih diam memperhatikan punggung gadis tadi yang perlahan lahan menghilang.



"Gue saranin lo jangan banyak tingkah ya za,lo cukup bersikap biasa aja.." ujar dion.Pemuda itu menaruh helmnya diatas motor,hal itu dilakukan sama ooeh gadis tadi.

"Emang kenapa sih yon?"

Dion berdecak.
"Lo tuh sekolah dikandang singa za,gue takut lo kenapa napa."

Sedangkan gadis tadi hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Gue gak akan kenapa napa kok yon,kan ada alo yang selalu jagain gue"

Dion menepuk dahinya.
"Serah lo deh za,gue dah ngasih tau.Yaudah yuk masuk!"

Keduanya berjalan santai beriringan melewati koridor yang dipenuhi kerumunan siswa. Tatapan aneh dan bisikan menyeruak hingga terdengar ketelinga dua remaja berbeda jenis itu.Keduanya tidak peduli,toh apa yang dilakukan mereka tidak akan merugikanya.

"Keknya lo most wanted ya yon?" tanya gadis itu.Dion tersenyum.

"Gak tuh,biasa aja."

Gadis itu mendelik,mencibir.Kedua netra hitamnya menelisik kesetiap pintu yang ditempeli papan kayu bertuliskan nama ruangan.

"Gue langsung masuk kelas aja deh,lo kelas mana yon?"

Dion mengalihkan pandangannya kepada gadis disampingnya.
"Gue kelas XI-CA,lo gak ke ruangan kepsek dulu?"

Gadis itu menggeleng.
"Gak ah,kemaren gue udah ngomong ini.Btw gue satu kelas loh sama lo,senengnya." gadis itu tersenyum lebar hingga deretan gigi putih rapinya terlihat,mata gadis itu pun ikut menyipit.

Dion menyentil dahi gadis itu, membuat gadis itu meringis dan mendelik tajam kearahnya.Dion terkekeh,kemudian merangkul bahu gadis tadi.

"Kita duduk sebangku ya yon." gadis itu mendongak menatap dion yang jauh kebih tinggi darinya.

"Kenapa sama gue?reval juga dikelas kita kok,sama dia aja"

Mata gadis itu membulat,senyum cerahnya kembali terukir.
"Wih jadi reval sekolah disini satu kelas juga sama kita?yaudah gue sebangku sama dia aja"

Dion terkekeh.Ia tau gadis dirangkulanya ini sangat merindukan reval,ya pria dingin yang menjabat sebagai sahabatnya.Reval memang jarang berkumpul dengan yang lain bahkan pria itu menutup dirinya,tak ada yang tau reval sekolah dimana dan hanya ia,dan reval yang tau.

"Kangen banget keknya lo sama dia." goda dion.Gadis itu mengangguk semangat.

"Iyalah,udah lama tau gue gak liat dia.Lo juga kenapa gak kasih tau anak anak soal reval sekolah disini?" tatapan cerianya berubah,tajam dan dingin menatap dion.

"Jangan salahin gue dong,reval sendiri yang gak mau ngasih tau"

Perbincangan keduanya berlanjut hingga sampai didepan kelas yang dituju.Dion melepas rangkulanya,mengetuk pintu beberapa kali hingga pintu itu terbuka menampilkan seorang pria tampan berkulit putih.

"Masuk,buat kamu yang baru bisa perkenalkan diri"

Dion mengangguk,ia menggaet tangan gadis dibelakangnya lalu melepasnya saat sudah berdiri didepan kelas.Dion beranjak menuju kursinya yang terletak dibelakang.

Tatapan heran,aneh dan kagum menyororti gadis cantik yang masih setia berdiri didepan kelas.

"Silahkan perkenalkan diri kamu"

Gadis itu tersenyum.
"Hai semua gue Rayzelline Audi Smirth,gue pindahan dari SMA venus.."

Suara riuh siswa dan siswi menyambut gadis bernama rayzelline atau biasa disapa zelline.Setelah sesi perkenalan zelline dipersilahkan duduk dan tentunya ia duduk bersama reval,karna ia sendiri yang merekomendasikan tempat duduknya.

Dan pak guru yang sedang mengajar dikelasnya bernama pak agus,atau siswa memanggilnya pak suga karna memang tampan dan manis.

Zelline melirik reval yang fokus pada pelajaran,gadis itu diam diam tersenyum kecil menikmati pemandangan didepanya.Kapan lagi coba bisa mandangin muka ganteng reval dari deket?pikir zelline.

Disisi lain reval tak bisa fokus,meski pandanganya kedepan tapi dalam diam ia sedang menahan diri untuk tidak mendekap hangat gadis disampingnya.Ia sadar ia sudah sangat merindukan zelline.

"Akhirnya gue bisa belajar bareng sama lo val,," zelline mangangkup wajahnya,sambil terus memandangi reval dengan senyum kecil.

"Val,lo tau gak anak anak pada kangen sama lo,gue juga hihi.." diakhir kalinat zelline menutup wajahnya sambio cekikikan.Reval menggigit bibir bawahnya menahan tawa.

"Baik anak anak pelajaran kali ini selesai,terimakasih.." pak agus keluar diikuti siswa lain.Tinggal beberapa siswa saja dikelas ini.

***

Melnas RozesWhere stories live. Discover now