6•

2 1 0
                                    

Zelline duduk termenung didepan sebuah kaca besar yang mejanya berisikan berbagai macam make up mahal.Dengan gaun cantik berwarna biru tua selutut,rambut digulung keatas meninggalkan sebagian anak rambut,dan make up tips berupa bedak biasa dan juga liptin berwarna pink,zelline nampak sangat cantik.Kedua kakinya dibungkus high heels hitam yang berhak tidak terlalu tinggi.

Zelline setia menutup mulutnya,pikiranya melambung pada kejadian tadi siang,dikantin.

Soal tawuran rafan bilang tidak jadi,entah kenapa tiba tiba salah satu anggota wolfrin datang dan mengajak damai.Tentu zelline bingung kenapa tiba tiba terjadi hal itu?
Rafan juga bingung bahkan curiga, namun ia tetap setuju untuk berdamai karna memang hydra tidak mau memperpanjang masalah.Meski begitu rafan tetap menyelidiki perubahan wolfrin.Sampai saat ini zelline belum mendapat kabar apapun dari rafan,bahkan pra itu sama sekali tidak menelponya.

Sekarang zelline memusatkan pikiranya pada urusan keluarganya.
Saat pulang tadi zelline sangat terkejut melihag rumahnya nampak rapi dan lebih berwarna dari biasanya,pelayan berlalu lalang membawa barang entah apa zelline tidak tau.Ibunya juga nampak sibuk mengatur sesuatu diruang tamu,ayahnya duduk membaca koran dengan sebelah kaki dilipat keatas.

Sekarang zelline hanya bisa diam didalam kamarnya menunggu ibunya menjemput.Ibunya bilang ia akan dijodohkan.Ingat dijodohkan.Zelline tidak percaya,tentu saja!Umurnya masih 18 tahun tapi sudah disuruh menikah,apalagi ia belum tau calon suaminya.Siapa tau calsum nya itu om om gendut,mapan namun mesum.Jika hal itu terjadi maka zelline akan kabur.

Zelline tidak bisa protes karna ibunya membawa bawa fasilitas miliknya.Mobil,motor,album bias dan juga uang,zelline tidak bisa merelakanya.Ayolah ia takan bisa hidup tanpa uang.Meskipun ia juga punya penghasilan dari hasil mempertaruhkan nyawa, tapi itu tetap tidak cukup.

Malam ini zelline didandani sangat cantik untuk bertemu calon keluarganya.Zelline menghela nafas.

"Baby ayo turun,calon suami kamu udah datang loh" suara ibu diiringi ketukan menyadarkan zelline dari lamunan.Gadis itu berdiri,berjalan malas keluar kamar menghampiri ibunya lalu berjalan bersama turun kebawah.

Samar samar zelline mendengar suara tawa ayahnya bersama suara orang asing.Zelline meluruskan pandangan melihat dua orang yang nampak seumuran orangtuanya sedang duduk dan bicara bersama ayahnya,disamping mereka ada seorang pria yang sibuk memainkan ponsel.Zelline memperhatikan pria itu,hingga saat pria itu mendongak namun tidak menatap zelline, melainkan hanya membenarkan letak kepalanya.Zelline melotot kaget,itu darren!

Zelline langsung duduk disofa,menyapa kedua orangtua darren dengan senyuman lalu memilih diam.

"Jadi gimana,anak kalian udah setuju?"

Darren mendongak tanpa sengaja tatapanya bertemu dengan mata zelline yang menatapnya malas.Darren melotot.

"LO!"

Itu teriakan darren bersama jari telunjuknya menunjuk wajah zelline.Gadis itu sendiri diam tenang, ia sudah tau pria itu darren tadi jadi sudah tidak terlalu kaget.

Kedua keluarga tersentak karna teriakan darren,mereka menoleh menatap darren bingung lalu beralih menatap zelline yang duduk tenang.

"Kalian udah saling kenal?" tanya ibu darren. Darren menoleh lalu mengangguk.

"Dia temen sesekolah sama aku bun" jawab darren.

Tiba tiba kedua keluarga tersenyum.
"Bagus dong kalian udah saling kenal,jadi pernikahanya bisa dipercepat"

Diam diam zelline mendengus,memilih mengacuhkan pembicaraan kedua keluarga.Zelline membuka ponselnya,mengaktifkan data tak lama banyk pesan masuk.Zelline tidak membalas semua pesan, namun satu pesan membuatnya tertarik yaitu pesan dari rafan.

"Ketua Hydra"

(15.47)

P
Ray
Ray dion dikeroyok!
Dia sekarang koma,lo bisa dateng gak nemenin dia?Gue harus pulang jagain nyokap.
Ray!
Ray plis kalo lo udah baca pesan ini,gw minga tolong jagain dion dulu.
Olis dia gk ad yng jgin
Dion dirawat di rs ***,lo tau kan

Read√

Nafas zelline memburu,jantungnya tiba tiba berdetak kencang. Gadis itu meremas ponselnya, melirik kedua orangtuanya yang sibuk bicara.Zelline berdiri membuat semua mata memandang kearahnya.

"Maaf zelline harus pergi,permisi"

Dengan segera zelline berlari kencang kekamarnya membawa jaket kulit berwarna hitam dan kunci motornya.Gadis itu berlari keluar mengacuhkan teriakan ibunya yang memanggil dari belakang.Zelline menaiki motornya lalu melajukanya dengan cepat tanpa tau seseorang mengikutinya dari belakang.

Sampai dirumah sakit,zelline langsung berlari ke meja resepsionis,bertanya kamar lalu berlari lagi setelah tau.
Tak henti hentinya zelline berdoa dalam hati untuk keselamatan dion,diam diam ia juga memaki orang yang berani berbuat seperti ini kepada temanya.

Keadaan kamar dion kosong,hanya ada seorang pria yang terbujur kaku diatas brankas ditemani suara monitor.
Zelline menutup mulutnya,matanya berkaca kaca tak percaya dengan keadaan dion yang sangat mengenaskan.
Kepala pria itu dibalut perban,sebelah kakinya di gips dan juga alat bantu pernapasan terpasang menutupi hidung dan bibirnya.

"Lo kok bisa gini sih yon,siapa yang udah lakuin semua ini ke elo?Dion jawab dong,gue nanya sama lo!"Zelline terisak sambil terus mengguncang tangan dion yang terbebas dari apapun.
Kepala zelline tertunduk.

" harusnya gue ngelarang lo pergi waktu itu,harusnya gue nemenin elo waktu itu,harusnya lo gak kayak gini,harusnya lo sekarang lagi ketawa sama keluarga lo!Yon bangun dong,tega lo nikin gue nangis.Gue aduin ke reval loh ntar biar lo digebukin!"

Setelah itu semuanya hening,hanya ada suara monitor dan isakan zelline. Gadis itu menunduk menggenggam tangan dion sambil terus terisak.

Pluk.

Tepukan tangan dibahu menyadarkan zelline, gadis itu mendongak.

"Gak usah nangis,muka lo makin jelek" darren menghapus air mata zelline dengan ibu jarinya.Darren tersenyum lalu beralih menatap dion.

"Lo ngikutin gue?" tanya zelline dengan suara bergetar.

Darren menggangguk.
"Gue disuruh nyokap lo,katanya dia takut lo kenapa napa "

Zelline mengangguk.

Darren menarik kursi lain lalu duduk disamping kursi zelline.
"Emng keadaan dion parah ya sampe lo harus pergi ninggalin acara keluarga?"

Zelline berdecak.
"Lo gak liat keadaan dion sekarang,lukanya parah dan dia gak ada yang jagain."

"Tapi gak harus sampe ngebut juga kan"

Zelline mengalihkan pandangannya.
"Gue khawatir jadi gak sadar sekitar"

"Lo tau kenapa Dion kayak gini?"

Zelline diam,ia tidak bisa memberitahu kejadian yang dion alami.

"Gak tau,gw cuman dapet kabar dion koma."

***

Makin gaje ya,,maaf deh.

Aku tuh bikin cerita ini terinspirasi dari film "the world of the married"
Ntah dibagian mana aku bisa dapet inspirasi.

Tapi tenang,aku gk bakal copas alur film nya kok.Aku cuman terinspirasi.

Ok lah gak usah panjang panjang ngetiknya aku cmn mau ingetin klian buat vote,coment,share dan follow wp aku.Ntar aku folback.


Melnas RozesWhere stories live. Discover now