6. Pensi

594 45 9
                                    

***

Hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh murid Castellar Highschool telah tiba.

Seluruh murid berlalu lalang di daerah lapangan dan kantin, tak sabar menyaksikan pertunjukan pertunjukan yang ada, termasuk Natasha dan kawanannya.

"Sha, gugup gak?" tanya Chase yang sedang duduk di samping Natasha.

"Menurut lo aja gimana?!" jawab Natasha dengan ngegas. Sedangkan Chase hanya bisa tertawa dan menatap Natasha yang terlihat sangat lucu ketika sedang manyun.

Yap, Natasha sangat gugup kali ini. Setelah penampilan sulap dari salah satu adik kelasnya, akan tiba giliran Natasha dan tim musik untuk menyanyi.

"Terima kasih!" teriak adik kelasnya itu dari tengah panggung lalu berjalan meninggalkan panggung.

Natasha menarik nafas panjang lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia kemudian berjalan bersama Adrian, Griffin, dan Hansel.

"Good luck, dear" ucap Chase sambil tersenyum lebar.

Natasha membalasnya dengan anggukan dan senyuman kecil.

"Ew bucin"

"Adrian sirik, diam aja" balas Chase.

Mereka berempat lalu melanjutkan perjalanan mereka menuju panggung.

"Tes" Natasha berbicara di depan mikrofon miliknya.

Sedangkan seluruh murid Castellar Highschool bersorak dengan hebohnya.

"SEMANGAT TASHA!!!" teriak Mindy si kompor.

"CANTIK BANGET SIH SHA!" teriak Avi.

"Berisik bego, malu di liatin orang" tegur Varo sambil menyenggol lengan Mindy.

"Baru tau gue kalau lu masih bisa malu" balas Mindy sambil menertawai Varo.

"Heh, itu yang disana diam dulu!" teriak salah satu guru sambil menunjuk ke arah sahabat-sahabat Natasha.

Mereka pun diam tak berkutik, sedangkan Natasha hanya bisa menahan tawa nya di depan sana.

Musik mengalun dan mereka bernyanyi dengan indahnya. Seluruh murid ikut bernyanyi dan menikmati suasana yang ada.

Lagu demi lagu mereka lantunkan. Tenggorokan mereka terasa kering, untung saja penampilan mereka telah berakhir.

Mereka berempat pun segera turun dari panggung dan saling berpelukan seperti teletubbies.

"Good job, guys. Thanks buat kerjasama nya beberapa bulan ini" ucap Natasha sambil tersenyum puas.

Mereka lalu kembali ke tempat duduk mereka masing-masing dan melanjutkan menonton pertunjukan selanjutnya.

"Nih, water" Chase lalu menyodorkan sebuah botol air mineral kepada Natasha.

Natasha menerima nya dengan senang hati, ia sangat haus sekarang.

Baru saja ia membuka mulutnya, hendak meneguk air dari botol tersebut, sebuah ucapan memotong kegiatannya.

"Siapa bilang buat lo? Gue kan cuman bilang, itu water"

Seketika tangan Natasha terkepal dan dengan cepat ia mengetuk puncak kepala Chase.

Chase hanya bisa mengaduh kesakitan sambil tertawa.

"UwU banget" ucap Shella sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Cih" Suara desis tersebut keluar dari mulut seorang kapten basket Castellar Highschool, Algerio Geovano Dean.

Mereka bersahabat mendengarnya, tetapi tidak ambil pusing dan menganggapnya sebagai angin lalu.

Chase sempat terpancing emosi, tetapi Natasha dengan cepat meraih dan menggenggam tangan Chase agar ia tenang.

Mereka semua kemudian kembali memfokuskan diri pada drama yang sedang ditampilkan oleh anggota ekskul teater.

"Avi!! Semangat!" teriak Eleanor menyemangati.

"Avi, habis ini gue traktir!!" sahut Daniel.

"AVI, HABIS INI GUE TEMBAK!" teriak kapten futsal sekolah mereka, Eka.

Seluruh murid Castellar Highschool beralih pada suara teriakan itu dan menatap Eka dengan bingung.

"Pakai tembak air maksudnya" tambah Eka lalu nyengir.

Sedangkan, Kavi hanya menatap sinis Eka dan kembali fokus pada Avi yang sedang bersiap siap di depan panggung.

Masih banyak pertunjukan lainnya setelah drama selesai. Dan tak terasa, hari itu telah mereka lalui, dan acara tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Jam menunjukkan pukul 9 malam ketika pensi selesai, oleh karena itu, sekolah mewajibkan seluruh pengisi acara dan panitia untuk beristirahat di sekolah selama satu malam.

"Pulang dulu ya, bubye" pamit Chase sambil mengacak-acak rambut Natasha.

"Iya, hati-hati" balas Natasha lalu menatap mobil Chase yang melaju meninggalkan parkiran sekolah.

Natasha kemudian masuk kembali ke dalam area sekolah, namun ia tidak langsung tidur. Ia beranjak menuju rooftop, ingin menikmati waktu sendirian dibawah cahaya rembulan dan bintang.

Ia duduk sambil menatap langit dan menikmati pemandangan di depannya ini.

Tak ia sadari, sebuah jaket kulit telah berada di punggungnya, melindungi dari dingin nya angin malam.

"Disini dingin, ntar masuk angin" ucap Geo lalu mengikuti arah pandang Natasha, langit.

"Lo ngapain disini?" tanya Natasha yang tak nyaman dengan kehadiran Geo.

"Ini tempat umum, kalau lo lupa" ucap Geo tanpa menatap ke Natasha sedikitpun.

Natasha hanya diam, tak berniat beranjak dari posisinya saat ini, karena ia merasa sangat nyaman menikmati langit malam ini.

"Udah malem, tidur" Geo kembali angkat suara sambil menatap jam di pergelangan tangannya.

Natasha hanya menghembuskan nafasnya kasar lalu berdiri dan beranjak turun menuju ruang aula, yang akan ditempati murid perempuan untuk beristirahat.

Tak ia sadari, jaket kulit milik Geo masih tersampir di bahunya, sedangkan Geo tidak peduli dan mengambil alih rooftop.

Geo memilih untuk beristirahat di rooftop, daripada harus berada di keramaian.

***

Algerio [COMPLETED]Where stories live. Discover now