Yi Sib Paed

1.6K 102 28
                                    

Satu tahun kemudian. Hubungan Araya dan Sandra semakin dekat. Meski begitu, keduanya belum membicarakan soal hal itu pada anak-anak mereka. Hanya orang tua Araya yang sudah mengetahuinya.

Araya belum menemukan waktu yang cocok untuk berbicara pada Ell. Namun, perlahan Araya sudah memberi kode dan pengertian soal siapa Sandra dihidup Araya pada Ell dan Sunney. Mereka tampak akrab dan selalu berdua. Ell pun bisa menjadi kakak yang baik untuk Sunney.

Hari ini tepat ulang tahun Sunney yang ke 6 tahun. Araya menggelar pesta ulang tahun di kediaman Araya. Yang hanya dirayakan oleh Araya, Sandra, Ell dan para pekerja dirumah. Ruang tamu rumah Araya sudah disulap dengan dekorasi disney dan tatanan ulang tahun lainnya. Ini bukan pertama kalinya Sunney berkunjung kerumah Araya.

Sesuai rencana. Ell mengajak Sunney pergi ke Mall ditemani oleh Firman dan Danang sebagai sopir dan penjaga mereka. Lalu Araya dan Sandra sudah bersiap-siap untuk memberikan kejutan.

Saat ini mobil yang ditumpangi Ell dan Sunney sudah kembali kerumah. Semua orang bersiap-siap. Ell menuntun tangan Sunney untuk masuk kedalam rumah yang sudah sengaja digelapkan.

Pintu sudah terbuka dan Sunney tampak ketakutan. Ia memegang erat lengan Ell saat keduanya mulai berjalan masuk medalam rumah.

Clap.. Clap

Lampu menyala.

"Surpriseeeee" Semua orang berseru. Sementara Sunney hanya diam dan tampak bingung.

"Happy birthday Sunney. Happy Birthday Sunney. Happy Birthday.. Happy Birthday.. Happy Birthday Sunney yeeeeeyyy" Semua orang bernyanyi.

"Selamat ulang tahun ya anak ibu yang cantik" Kata Sandra lalu memeluk Sunney dan mencium pipinya. Sunney masih mengelilingi pandangannya.

"Sunney sayang kok kamu diem aja?" Tanya Araya menghampirinya. Perlahan Sunney menjembilkan bibirnya lalu menangis.

"He? Lah kok..." Pekik Araya.

"Sayang kamu kenapa nangis nak?" Tanya Sandra lalu memeluk Sunney. Ell yang berdiri dibelakang Sunney pun tak kalah heran.

"Cup cup cup Sunney kamu kenapa sayang? Eh Papa punya hadiah lho buat Sunney. Nih nih liat nih" Kata Araya lalu memberikan sebuah kotak besar kepada Sunney.

"Papa bukain ya.. Jangan nangis dong masa ulang tahun malah nangis" Kata Araya lagi. "Nih liat hadiah dari Papa. Seragam sekolah, tas, buku, tempat pensil. Sunney mau sekolah kan?" Kata Araya mengeluarkan semua isi kotak tersebut. Bukannya tenang. Sunney justru semakin menangis.

"Ehh ehh kok.. Sunney sunney liat nih Kak Ell punya apa? Punya masak-masakan yang baru buat Sunney" Kata Ell terpaksa membuka kado miliknya untuk Sunney. Sunney pun masih menangis.

"Hey ada kue lho. Wah enak lho ini. Kamu mau sayang? Mau ya? Sunney kenapa sih sedih banget" Kata Sandra menggaruk kepalanya. Sunney berusaha melepaskan diri dari Sandra. Lalu mengambil kitchen set yang baru dari Ell dan membawanya bergabung dengan hadiah dari Araya. Mata Sunney menatap semua orang tapi tangannya memeluk barang-barang tersebut sambil terus menangis dan berjongkok.

Semua orang diam. Terharu. Sampai menitikan air mata. "Kayanya dia kesenengan deh. Bukan sedih" Kata Sandra.

"Huh dasar ya bikin orang khawatir" Seru Ell lalu memeluk Sunney dan mencubit pipinya kuat-kuat karena saking gemasnya.

Akhirnya. Rencana tak berjalan lancar. Meski begitu. Kebahagian tetap menyelimuti mereka. Kue yang tersedia sudah dipotong setelah Sunney meniup lilinnya. Lalu dibagikan kepada para pekerja untuk dinikmati bersama dengan mereka.

Acara dilanjut dengan makan malam. Semua orang sudah berkumpul dimeja makan utama. Menu-menu terhampar nyaris memenuhi meja. Sekilas Araya memperhatikan Ell yang menatap kursi yang kini ditempati Sandra. Kursi itu biasanya diduduki oleh Ellen. Tapi sesaat kemudian Ell menghamburkan lamunannya. Araya mengerti. Anak itu memang membenci Ellen. Tapi kenangan beberapa tahun yang dilalui tidak mungkin dengan mudah dilupakan.

Araya 2Where stories live. Discover now