Asalamualaikum
Jumat mubarak..Selamat membaca 😊
Mungkin sebagian orang menganggap bahagia itu adalah ketika kita mampu mendapatkan semua yang kita inginkan. Tapi tidak denganku, bahagia itu adalah ketika kita mampu memberikan sebagian dari rezeki kita untuk mereka yang membutuhkan.
~ Shakila Najwa Mufida
"Eh, ada tamu..." ucap Daniya."Papah ?" Haidar menyalimi tangan Daniya yang diikuti oleh Kila dan juga kedua orangtuanya.
Setelah mengakhiri perbincangan mereka, Kila, Haidar dan juga ayah dan bundanya berpamitan untuk pulang.
"Papah yang sabar yaa. Insya Allah mamah akan baik-baik saja," bisik Haidar pelan, yang hanya dibalas anggukan oleh sang papah. Terlihat sekali guratan kelelahan di wajah papahnya.
"Pak, bu kita pamit ya. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup ya supaya cepet sembuh," ucap Rahmah.
"Iya terimakasih. Hati-hati di jalan."
🌺🌺🌺
Kini Kila dan Haidar berada dalam satu ruangan, tepatnya di kamar Kila yang bernuansa hijau muda. Ya, warna hijau merupakan warna favoritnya. Mereka berdua sama-sama canggung.
"Duuhh, aku harus ngapain ya. Gak enak banget suasana kek gini," batin Kila.
Akhirnya Haidar yang pertama membuka pembicaraan untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka.
"Sayang, gimana kalau hari ini kita pindah ke rumah kita ?" Entah ada angin apa, Haidar berani memanggil Kila dengan sebutan sayang. Yang diajak bicarapun justru masih tercengang kaget karena Haidar sudah dengan lancang memanggilnya sayang.
"Sayang, heyy."
"I-iya kak."
"Gimana ? Mau kan pindah hari ini ?"
"Emm, emangnya kakak udah punya rumah sendiri ?"
"Udah dong, kakak sengaja beli rumah supaya kelak setelah menikah kakak bisa langsung tinggal di rumah itu bersama istri dan juga anak-anak kakak kelak."
"Baiklah, aku mau pindah."
Setelah meminta izin pada ayah dan bunda Kila, mereka akhirnya jadi pindah hari itu juga. Kini mereka sudah berada di mobil, suasana di dalam mobil terasa hening, keduanya terdiam larut dalam pikirannya masing-masing.
"Kak, stoopp.." ucap Kila tiba-tiba membuat suaminya mau tak mau menginjak remnya secara mendadak.
"Kenapa, yang ?
"Aku gak tega liat penjual timun itu kak, kakak tunggu di sini yaa.."
Belum sempat Kila mendorong pintu mobil, Haidar mendekati Kila, Haidar mencoba menghapus jaraknya dengan Kila dan mendekatkan wajahnya.
"K-kakak mau ngapain ?"
"Kamu lupa yaa, ini seatbeltnya belum kamu lepas."
"Uhh, kirain mau ngapain," batin Kila sambil mengelus dadanya.
"Kamu kenapa sih ? Mukanya kok merah gitu?"
"Emm, masa sih. Mungkin kepanasan kali hehe iyah kepanasan," alibinya.
"Tapi kamu makin cantik kalo kek gini." Haidar mengelus pipi kanan Kila yang mulus dan putih menggunakan tangan kirinya.
"Ah, biar kakak antar."
"Kek, aku mau beli semuanya boleh ?" tanya Kila pada sang kakek.
"Boleh nak. Jadi lima puluh ribu." Sang kakek terlihat senang.
"Ini kek, kembaliannya untuk kakek saja."
"Alhamdulillah, terimakasih nak. Semoga kalian berdua sakinah mawaddah warrahmah. Rezekinya semakin lancar."
"Aamiin aamiin ya rabbal 'alamiin." Kila dan Haidar mengamini doa dari sang kakek.
Haidar baru mengetahui sisi positif dari istrinya, Kila paling tak tega melihat kondisi seperti itu. "Bagaimana kalau kakekku sendiri yang berada di posisi itu ?", pikirnya.
Setelah selesai, sepasang pasutri itu kembali ke mobil. "Kila jadi ingat sama kakek, kak. Seharusnya usia segitu itu mereka tinggal menikmati masa tua mereka bersama anak-anaknya di rumah. Hiks, sedih banget liatnya," gumam Kila.
"Udahh, apa yang kamu lakukan itu udah bener dan itu termasuk sedekah tersembunyi." Haidar mengusap pucuk kepala istrinya lembut.
Dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah."
Setelah sampai di pekarangan rumah, Haidar tak langsung keluar dari mobilnya. Ia justru mengambil tangan kanan sang istri seraya berkata, "Kila, sebenarnya ada dua perempuan yang berhasil menetap di hati kakak."
Kila tersentak kaget, tangannya refleks ia tarik dari genggaman Haidar.
Bersambung
Gimana kesan kalian setelah baca part ini ??
Jangan lupa votment nya yaa, krisarnya juga..🙏
Wasalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Doa di Sepertiga Malam ( When The Heart Says )
Spiritual[TELAH TERBIT] Shakila Najwa Mufida, gadis berparas cantik dan cerdas yang selalu terlihat dengan jilbab pasminanya. Dia menjadi seorang dosen Universitas ternama di Kota Bandung, sesuai dengan cita-citanya sejak SMA. Berawal dari pertemuannya denga...