Assalamualaikum
Happy weekend men temen :)
Selamat membaca 😊
"Terkadang Allah menghadirkan seseorang hanya sekedar singgah sebentar, lalu pergi dan ada yang singgah lalu menetap."
🌺🌺🌺
Seorang gadis cantik baru saja keluar dari airport. Langkah kakinya membawa ia ke luar menuju taksi yang sudah menunggunya di depan. Hampir satu jam perjalanan, akhirnya ia menemukan alamat yang ia cari.
Yakni rumah yang sudah sejak lama ia tinggalkan. Mengingat kejadian itu, ia sangat terpuruk. Andai saja kedua orangtuanya tak memutuskan untuk berpisah. Mungkin semua ini tak akan terjadi. Ketahuilah semua ini takdir yang telah Allah tetapkan.
"Apa benar ini rumahnya Bu Arumi ?"
"Iya betul, saya sendiri." Gadis itu masih mematung di tempat, ia sangat senang bisa bertemu dengan ibu kandungnya kembali. Tak heran jika Devina tak mengenali wajah ibunya, sebab ia di bawa pergi oleh ayahnya saat berusia 1 tahun.
"Ibuuu.." Devina memeluk sang ibu dengan erat. Rindunya pada sang ibu kini sudah terbayar.
"Maaf kamu siapa ya ?"
"Aku Devina Nur Latifah Bu. Anak ibu."
"Ya ampun, Devina anak ibu. Kamu kemana aja nak ?" Kini Arumi membalas pelukan putri keduanya.
"Ya udah sekarang masuk yu. Kebetulan ibu udah masak. Kamu harus coba."
"Oke bu."
Suara dentingan sendok memenuhi ruangan ini. Devina terlihat sangat lahap memakan masakan ibunya. Mungkin ini kali pertamanya ia dimasakan oleh ibunya.
"Oh iya bu, kak Davina mana ? Kok gak diajak makan bareng kita. Aku kangen banget tau sama Kak Fina."
"Kakak kamu-" Devina tampak penasaran menunggu kata yang diucapkan oleh ibunya.
"Bu ?"
"Kakak kamu sudah meninggal nak."
Saat itu juga sendok yang sedang ia pegang refleks ia jatuhkan di atas piring.
Ia kaget, tidak mungkin saudara kembarnya meninggal begitu saja. Bahkan mereka berdua belum sempat bertemu setelah sekian lamanya."Gak mungkin, gak mungkin..ibu bohong kan ?" Ucap Devina sambil menggelengkan kepalanya.
🌺🌺🌺
Kriet
Perlahan lahan aku membuka pintu kamar saudara kembarku. Aku berjalan mendekati nakas di samping tempat tidur. Sebuah bingkai yang didalamnya terdapat foto Kak Devana yang berdiri cantik disana sambil menenteng tasnya. Ia terlihat sangat bahagia di foto itu.
Ku amati lekat lekat wajahnya yang mirip denganku. Yang membedakan kita berdua adalah dari karakter. Davina Nur Latifah, dia memiliki karakter pendiam, berbeda denganku yang memiliki karakter terbuka. Ah, aku sungguh merindukannya.
Flashback on
Prok prok prok
Suara riuh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan, melihat sepasang cincin telah tersemat dengan cantik di masing masing jari manis Davina dan Haidar.
"Hari ini aku seneng banget, akhirnya impian aku buat tunangan sama kamu beneran terjadi." Davina tersenyum sumringah.
"Hmm, aku juga seneng banget. Jadi gak sabar nikah sama kamu."
Davina hanya tersenyum malu mendengar tanggapan calon suaminya.
Setelah acara selesai, para tamu satu per satu berpamitan meninggalkan gedung yang telah menjadi saksi pertunangan mereka.
"Kak, aku pamit pulang yaa kasian mama kecapean."
"Aku antar sampe rumah yaa ?"
"Gak usah, lagian kan ada Pak Amir yang nyetir mobil. Jadi kita bisa istirahat di mobil."
"Davina sayang, yuk kita pulang!"
"Iya ma, bentar. Aku pamit dulu."
"Sebenernya aku masih betah disini. Masih pengen ngobrol sama kamu sama tante juga. Tapi ya udah lah lain kali aja ya."
"Iyah gapapa, besok kan bisa main ke rumah mamah."
"Iyah Insya Allah. Aku pamit ke om sama tante dulu ya." Davina melambaikan tangan kanannya sebagai tanda perpisahan.
"Kok sedih gini sih liat Davina pulang. Besok juga bisa ketemu lagi kalee. Ah, kenapa gue jadi lebay gini." Haidar manggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Davina dan Arumi pulang menggunakan mobil hitamnya.
Saat perjalanan pulang, tiba tiba ada sebuah mobil yang menyalip mobil yang ditumpaki oleh Arumi dan Davina dengan jarak yang sangat dekat. Alhasil, Pak Amir lebih memilih membantingkan stir ke arah kiri daripada menabrak mobil didepannya.
Tanpa disadari sebelah kiri jalan adalah jurang yang dibawahnya terdapat sungai. Mobil Davina jatuh ke jurang, Davina terguling sampai masuk ke sungai sedangkan supir dan Arumi tergeletak di pinggiran sungai.
Ada beberapa warga yang melihat kejadian itu, hingga akhirnya membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Sedangkan Davina belum juga ditemukan, tim sar masih terus melakukan pencarian di sungai.
Setelah, melakukan pencarian selama 3 jam akhirnya Davina ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Miris sekali bukan ? Sedangkan Arumi dan supirnya harus dirawat secara intensif di rumah sakit.
Flashback off
"Kalau Kak Davina gak bisa dapetin kamu, maka oranglain pun gak boleh dapetin kamu."
"Aku gak rela."
Brakk
Devina menggebrak nakas di samping tempat tidur.
"Ada apa sayang ?"
"Aku gak rela kalau sampe Haidar menikahi perempuan lain selain Kak Davina, Bu."
"Astagfirullah, dengerin ibu sayang. Semua ini takdir. Suka ataupun tidak suka kita harus menerimanya. Ibu harap kamu ngerti dan gak berbuat yang tidak semestinya."
🌺🌺🌺
Devina baru saja keluar dari sebuah mall di Bandung, ia hendak masuk ke mobil untuk bergegas pulang ke rumah mamanya. Tiba tiba ada jambret yang menarik tasnya dan berhasil membawa kabur tasnya.
"Heh, tolong, tolong."
Bugh
Suara pukulan terdengar di telinga Devina membuatnya melangkah untuk mendekatinya sumber suara itu.
"Hah, bukannya dia itu-"
Bersambung
Gimana gimana feel nya dapet gak ?
Jangan lupa vote, comment dan share ;)Wassalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Doa di Sepertiga Malam ( When The Heart Says )
Spiritual[TELAH TERBIT] Shakila Najwa Mufida, gadis berparas cantik dan cerdas yang selalu terlihat dengan jilbab pasminanya. Dia menjadi seorang dosen Universitas ternama di Kota Bandung, sesuai dengan cita-citanya sejak SMA. Berawal dari pertemuannya denga...