Bagian 22

43 3 0
                                    

"Bangun ra" ucap laki-laki itu sembari menepuk-nepuk pipi ansara

"Iya iya kenapa? Ayah gapapa kan?" setengah sadar gadis itu berusaha merespon

"hahaha muka lo lucu banget, buka dulu tuh mata deh" ucap laki-laki itu terkekeh

Perlahan gadis itu membuka matanya, ayahnya sedang santai sambil membaca koran yang entah dari mana ayahnya itu mendapatkan.

"Ish gue kira ayah kenapa-napa" ucap ansara

"Lo jangan tidur lagi dong" ucap rayyan

"Iya enggak kok" ucap ansara

"Mandi sana" ucap rayyan

"Iya iya" ucap gadis itu sembari bangkit dari sofa

Semalaman gadis itu menjaga ayahnya, rayyan sudah meminta agar gadis itu tidur dan bergantian dengannya untuk menjaga ayah, sedangkan ayah mereka malah menyuruh mereka untuk tidur. Tapi setelah itu ansara terlelap kemudian rayyan memindahkannya di sofa, dan ia duduk di kursi sebelah ranjang bastian.

Subuh tadi ayahnya membangunkan rayyan untuk shalat berjamaah di masjid rumah sakit, mereka sengaja tidak membangunkan ansara selain ansara sedang halangan ia juga terlihat lelah seharian ini.

Setelah bersiap-siap merekapun berpamitan untuk pergi ke sekolah.

***
"Yan"

"Iya ra"

"Kalau gue turun di sekolah nanti orang-orang pada ngeliatin kita gak ya? "

"Karena mereka punya mata ya pasti bisa lihat lah"

"Lo udah siap emang kalo satu sekolah tau kita saudaraan?"

"Kenapa ga siap? Emang semalu-maluin itu ya kalau saudaraan sama gue? "

"Bukan gitu yan, gue cuma gak siap aja kalau harus merubah sikap gue nanti"

"Ya tinggal lo tetap jadi ansara, yang gak pedulian sama orang, tinggal diemin aja"

"Iya deh"

"Kalau lo gak siap, lo bisa turun disini" ucap rayyan sembari menginjak rem, sehingga mobil mereka berhenti di depan halte dekat sekolah

"Gue siap"

"Bagus"

***
Beberapa pasang mata memperhatikan siapa yang turun dari mobil rayyan, pasalnya lelaki itu hanya berangkat sendiri dan tidak pernah berangkat sesiang ini, hal ini terjadi karena ia berangkat dari rumah sakit dan harus menunggu ansara yang bersiap-siap cukup lama.

"Loh itu kan ansara? "

"Rayyan berangkat bareng ansara?"

"Jangan-jangan mereka pacaran lagi"

"Wah kok si rayyan mau sama ansara sih"

"Yaaah rayyan gue udah ada yang punya"

Begitulah kira-kira ucapan para siswa yang memperhatikan mereka dari jauh. .

Pagi ini SMA anthens dipenuhi oleh wali murid yang datang untuk mengambil laporan hasil berlajar anaknya, dan berharap hasilnya memuaskan.

Ansara meletakkan tasnya sembarang, hari ini adalah pembagian raport jadi tidak masalah duduk dimanapun. Sementara rayyan ia sedang keluar kelas, ia ingin menemui dua temannya untuk izin tidak ikut latihan futsal terakhir sebelum libur semester.

"Hai" ucap seseorang yang berdiri ditengah pintu kelasnya, dan ansara sudah tahu siapa itu.

"Hai juga, gimana ortu lo? Bisa datang mereka? "tanya ansara pada gadis itu

Gadis itu masuk ke ruang ansara dan duduk disebelahnya sembari menghembuskan napas dalam.

"Mereka gak bisa datang, untung nenek gue mau datang" ucapnya, ansara hanya mengangguk paham

"Kalau shakira?"

"Katanya papanya yang datang, mamanya nggak bisa karena harus jagain bayinya, adik baru shakira"

"Terus tuh anak dimana?"

"Gak datang lah, malu katanya soalnya satu sekolah tahu kalau dia anak brokenhome termasuk para guru"

"Gak seharusnya masalah pribadi dibahas di sekolah sih, gak etis aja kalau orang-orang itu bicarain masalah shakira"

"Ya enggak tahu deh, tuh anak udah nethink duluan gak berani lihat wajah papanya juga, katanya masih sebel"

Ansara hanya bisa menggelengkan kepala.

"Oh iya, kemarin pas lo pergi ke rumah untuk minta maaf gimana reaksi ayah lo? Udah baikan kan? "tanya rahma antusias

"Pas gue dateng, ayah masuk rumah sakit, sempet gak sadarkan diri juga tapi sekarang udah sadar kok, dan kita baikan"

"Astaghfitullahaladzim,ayah lo sakit apa ra? Syukurlah kalau masalah lo udah selesai"

"Kata dokter serangan jantung, iya gue juga sangat bersyukur, rasanya lega sekali, semoga masalah lo juga cepet selesai ya ma"

"Aamiin, gue juga berharap begitu, semoga momen liburan ini bisa membuat Keluarga gue hangat lagi seperti dulu"

"Aamiin, oh iya liburan ini lo mau jalan-jalan kemana?"

"Gue mau pulang ke rumah, papa gue pulang, dan mama juga bilang mau bicara sama gue ya semoga aja gak akan ada drama lagi hehe" ucap rahma tertawa pelan

"Gue percaya semua akan baik-baik aja"

Rahma membalas ucapan ansara dengan senyuman.

"Oh iya kalau lo gimana? Jadi ke bandung? "

"Jadi sih kata ayah,padahal ayah tuh belum sembuh sembuh banget deh"

"Hm ya gapapa lah ra yang tau kondisi ayah lo kan beliau sama dokter, kalau diizinkan dokter berarti kondisi ayah lo memang baik"

"Iya ma semoga aja ayah cepat sembuh"

"Oh iya ngomong-ngomong siapa yang ambil rapor lo?"

"Ambil sendiri ma, ayah gue udah telpon wali kelas karena beliau nggak bisa datang jadi gue diizinkan untuk ngambil sendiri"

"Ya udah deh ra, gue balik ke kelas ya, kabarin aja kalau lo kangen pas liburan dan mau ketemu gue hehe" ucap rahma sambil bangkit dari tempat duduknya.

"Iya santai ah, palingan juga lo yang kangen gue" ucap ansara.

***
Setelah pengambilan rapor mereka tidak langsung pulang, ansara memilih tetap di kelas sambil mencatat barang-barang untuk dibawa pulang ke rumah bastian sedangkan rayyan bertemu teman-temannya.

"Udah sepi nih, pulang yuk" ajak rayyan yang muncul dari balik pintu

"Iya bentar" ucap ansara sembari bangkit dan membawa tasnya

"Gimana nilai lo?" tanya rayyan sembari berjalan

"Bagus, nilai lo?" ucap ansara penasaran

"Bagus juga" ucap rayyan

"Berapa rata-ratanya? " ucap ansara

"95, lo? " ucap rayyan

"94" ucap ansara, sudah ia duga rayyan akan menyainginya dan tebakannya benar, nilainya menurun.

Mungkin karena terlalu sibuk bekerja dan sulit mengatur waktu membuat ansara tidak maksimal dalam belajar, tapi tetap saja angka 94 merupakan nilai yang sangat memuaskan, walaupun harus berbeda satu angka dengan rayyan.

Ketika mereka berjalan menuju tempat parkir, ada seseorang yang diam-diam memperhatikan mereka, tatapannya tajam seolah menahan amarah. Ia tidak tahu lagi alasan apa yang akan digunakan oleh sahabatnya itu dan menyangkal bahwa ia tidak menyukai ansara.

Yap Axel memperhatikan mereka.

ANSARA JOURNEYWhere stories live. Discover now