[Twenty.]

512 52 43
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

‍‍‍‍‍‍‍‍Jadi, gue dengan squad pergi ke Ranca Upas kemarin memang pakai mobil nya Senja mengingat supaya cukup kapasitas enam penumpang ditambah bawa camping shelter dan lain sebagainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍‍‍‍‍‍‍Jadi, gue dengan squad pergi ke Ranca Upas kemarin memang pakai mobil nya Senja mengingat supaya cukup kapasitas enam penumpang ditambah bawa camping shelter dan lain sebagainya. Dan.. Pulang dari Ranca Upas gue ngekor ke rumah Tara minta dianter pulang sama dia aja, pake motor.

" Di rumah ada siapa? "
" apa?!! " Teriak gue di samping telinga Tara yang lagi asik nyetir motor, kalau ngobrol di motor tuh gak ke denger soalnya omongan nya terbang kebawa angin, gue juga mendadak budeg karena kejepit helm telinga gue.

" Di rumah ada siapa?!!!! "
" oh!! Ada Mama sama Bapak!! " Kayak nya pengemudi kendaraan lain kaget dan aneh karena gue sama Tara ngobrol nya teriak-teriak gini. Tapi ya wajar, ini jalan raya ya bukan gang. Berisik knalpot, berisik klakson semuanya berbaur.

Gue baru sadar kalau Tara ganti helm jadi pake helm bogo, asalnya kan full face. Kalau pake helm begini Tara malah keliatan gemesin, kalau pake Full Face kan keren karena muka nya gak keliatan.

Tara gak menurun kan gue di depan gang dan terus menerobos masuk ke dalam gang untuk berhenti di depan rumah gue. Turun dan melepas helm untuk gue beri ke Tara, lagi-lagi gue merepotkan Tara.

" masuk dulu deh Tar "
" hah? Iya iya gih duluan, gue rapihin rambut dulu "

Menuruti kata Tara dan melepas sepatu gue di depan pintu rumah, abang gue sepatu nya baru ya, sombong amat disimpen di luar rumah, biar tetangga pada tau apa gimana coba tuh anak.

Menggeleng enggan peduli sama sepatu, gue memilih masuk ke dalam rumah tanpa menutup kembali pintu mengingat Tara masih di luar rumah.

" As-salamualaikum " Pergerakan gue terhenti mendapati dokter Yuda yang ternyata datang ke rumah gue tanpa memberitahu gue terlebih dahulu, tanpa permisi dan sekarang tengah berhadapan dengan kedua orang tua gue.

Gue harus gimana, gue nyamperin Tara dibilang gak sopan karena mengabaikan dokter Yuda, menghampiri dokter Yuda dibilang gak sopan mengabaikan Tara yang masih sibuk di atas motor. Membawa masuk keduanya malah memperkeruh suasana nantinya. Yaallah ini ada apa sih? Kok dokter Yuda juga malah ke sini? Kan gue udah bilang gue gak bisa ketemu dia.

Buta huruf sekarang?

" Tara! Bentar ya bentar! "

*brugh

" Astaghfirullahaladzim! " Mendelik ke arah dokter Yuda yang seenak jidat nya berdiri di hadapan gue yang membuat badan gue menabrak dia. Gue memberi kode kepada kedua orang tua gue untuk memberi gue spasi menyelesaikan semuanya hanya berdua dengan dokter Yuda.

Kedua orang tua gue masuk ke ruang belakang, ruang jahit.

" dokter ngapain sih ke sini? Kan saya udah bilang saya sibuk. Gak bisa baca ya? Buta huruf sekarang? "
" kan saya juga bilang saya mau ketemu kamu, kamu juga gak bisa baca? "
" gak usah maksa, kalo saya gamau gimana? "
" kamu punya hak untuk nolak itu artinya saya juga punya hak untuk mempertahankan argumen "
" ketinggian! Udah ah pulang sana! Saya capek "
" Capek tapi bawa cowok ke rumah? " dokter Yuda kenapa sih secara tiba-tiba dan gak seperti biasanya yang stay cool, bawa-bawa orang lain yang asik mejeng di motor untuk masuk ke permasalahan gue sama dia. Kesambet apaan coba?

Behind the Light_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang