Mellifluous - 05

266 41 0
                                    

"

The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard, but must be felt with the heart.

"

¤¤¤


Mereka telah kembali ke ruang rawat inap Hanbin. Jennie memamapah tubuh Hanbin untuk kembali ke ranjangnya. Suara langkah kaki terdengar dari luar, Jisoo perlahan membuka pintu ruang rawat inap Hanbin.

"Aku mau ke toilet dulu ya" ucap Jennie terburu-buru masuk ke toilet

"Eh Jen jangan lari" teriak Hanbin

Untunglah Jisoo sedang memainkan ponselnya ketika Jennie berlari ke toilet.

"Lo panggil sama siapa bang? " tanya Jisoo heran karena tidak melihat orang selain dirinya disana

"Ah itu, enggak" ucap Hanbin terbata

Tidak mungkin ia memberitahukan keberadaan Jennie. Bisa saja hal yang terjadi ia tidak akan selamat jika Jisoo tau. Jisoo lah yang mengenalkan Hanbin kepada Hayi sehingga tak mungkin jika ia menceritakan tentang Jennie pada adiknya itu.

"Oh iya bang nanti malam gue ajak temen nginep dirumah ya, sepi rumah gak ada lo"

"SIAPA YANG LO AJAK? GAADA COWO KAN? KALO ADA NYARI MASALAH TU COWO SAMA GUE"

"Cuman Lisa sama Rose doang, lagian gue mau ngajak siapa gue gak punya temen cowok"

"Oh iya, gue lupa adik gue ini kan jomblo abadi" sindir Hanbin

"Gak ngaca lo"

"Yaudah sekalian aja suruh mereka temenin lo selama gue dirumah sakit"

"Iyee"

Bobby datang dan langsung duduk di sofa yang tersedia diruangan tersebut. Dengan muka lelah dan mulut misuh- misuh.

"Lo kapan keluar RS Bin, bisa-bisa gue tua mendadak ngurus kerjaan bejibun" curhat Bobby

"Oh iya tadi sebelum gue kesini gue ketemu sama dokter lo katanya dua hari lagi lo bisa keluar RS"

"Oke berarti gue balik kantor nya sebulanan lagi lah bob" ucap Hanbin dengan muka sok seriusnya

"Woy tahu gejrot sebulan pala lo botak, lo keluar RS aja dua hari lagi"

"Weits pa bos tenang, nih gue jelasin seminggu buat pemulihan seminggu buat pemulihan kedua seminggu lagi buat istirahat seminggu lagi buat rehat"

"Tolonglah hamba kenapa punya bos tolol begini"

Hanbin juga Jisoo tertawa mendengarnya. Mereka sangat puas melihat Bobby yang tersiksa seperti itu.

"Ah iya bang gue balik dulu ya,  tadi si Rose sama Lisa chat gue katanya udah otw" ucap Jisoo sambil memasukan ponselnya lagi

"Yaudah nih uang buat beli makanan buat lo sama temen-temen lo" ucap Hanbin sambil memberikan beberapa lembar uang

"Makasih abang jadi sayang deh, yaudah gue balik dulu" ucap Jisoo dan mencium pipi kakak lelakinya.

"Abang lo satu nih disini, gak dicium juga" ucap Bobby sambil menepuk- nepuk pipinya

Jisoo menghampiri bobby sesampainya di hadapan lelaki itu.

"Bye bang Bob" ucap Jisoo sambil mencium pipi bobby menggunakan sepatunya

"Anjir" teriak Bobby

"Mantap adikku" teriak Hanbin yang sudah puas tertawa

Jisoo keluar dari ruang rawat inap Hanbin.

"Bob lo gak balik juga?" tanya Hanbin

"Ngusir lo?"

"Bukan lebih tepatnya menyuruh untuk pergi"

"Sama aja koplak"

Bobby berdiri dari posisinya dan mengampiri sahabatnya itu.

"Kalau lo butuh apa-apa telpon gue, gue balik dulu badan udah remuk ingin diistirahatkan"

"Sip"

Bobby pun pergi keluar ruangan Hanbin. Setelah memastikan Bobby sudah jauh dari kamar inapnya, Hanbin langsung berjalan ke arah toilet. Ia membuka pintu toilet yang ternyata tidak dikunci oleh Jennie.

"Hi, putri cantik" ucap Hanbin yang ikut berjongkok di sebelah Jennie

Jennie menutup mulut Hanbin dengan tangannya. Matanya melihat sekitar siapa tau masih ada teman-teman Hanbin.

"Mwereka udwa peegi" ucap Hanbin tak jelas karena tangannya masih dibekap oleh jennie

"Hah kamu ngomong apa?"

Hanbin menunjuk mulutnya yang masih dibekap itu.

"Ah iya" ucap Jennie sambil menarik tangannya

"Kenapa kamu bersembunyi?" tanya Hanbin

"Belum saatnya mereka tau kehadiran aku" ucap Jennie pelan

Hanbin merasa bingung, mungkin Jennie tidak mau jika orang-orang mengetahui kedekatan mereka.

Lagi dan lagi Jennie yang menjaga hanbin. Saat ini mereka tengah menonton sebuah acara televisi.

"AHAHAHA" tawa Jennie keras

Hanbin yang melihat itu juga ikutan tertawa.

"Bin kamu tahu gak?" ucap Jennie setelah ia berhenti tertawa

"Apa?"

"Ini acara favoriteku, biasanya tiap hari aku nonton acara ini bersama papa dan mama" ucap Jennie sedih

Melihat raut wajah Jennie yang berubah Hanbin mengusap bahu perempuan itu untuk menegarkannya.

"Kamu kan masih bisa sekarang juga kenapa kamu sedih?"

"Gak bisa dan mungkin gak akan pernah bisa lagi"

"Kenapa?"

"Aku gak bisa mendatangi mereka, mereka sudah menganggap aku bahagia aku gak mau buat mereka sedih lagi"

"Menganggap bahagia? Maksud kamu?" tanya Hanbin bingung

Namun Jennie tidak menjawab pertanyaan Hanbin. Ia malah terdiam.

"Kalau waktunya sudah tiba, aku akan memberitahukannya" ucap Jennie

Hanbin hanya bisa diam, mungkin Jennie belum bisa menceritakan masalah dan kehidupan pribadinya pada Hanbin. Lelaki itu membenarkan rambut Jennie yang menutupi wajahnya.

"Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba" ucap Hanbin dengan senyumnya.

¤¤¤

Mellifluous | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang