Mellifluous - 23

152 34 1
                                    

"

i will go to you even it's hard for us

"

¤¤¤

Sesampainya ia di kantor, Hanbin tidak melihat Jennie disana. Memang salahnya karena ia tidak memberitahukan perempuan itu tentang hubungannya dengan Hayi. Karena ia merasa bahwa itu bukan hal yang penting toh hanya Jennie lah satu-satunya wanita yang ada di hatinya saat ini dan seterusnya.

"Aku harus pergi mencarinya"

Lelaki itu berlari keluar dari ruangannya lagi.

"Pak anda mau kemana? " teriak Seulgi

"Aku ada urusan penting tolong batalkan semua jadwalku hari ini"

Hanbin berlari keluar kantornya dan masuk ke mobil hitam yang terparkir di tempat khusus CEO. Sepanjang jalan ia berpikir kemana tempat yang mungkin menjadi tujuan gadis itu.

Hanbin memukul stir mobilnya karena tidak ada satupun tempat yang ia tahu tentang Jennie.

"Kau kemana Jennie? Aku mencemaskanmu"

Hanbin memberhentikan mobilnya di pinggiran jalan dan memikirkan tempat apa yang akan didatangi Jennie saat ini. Sebuah tempat terbesit di pikiran lelaki itu. Hanbin melajukan mobilnya untuk pergi ke tempat itu.

Sesampainya di tempat tujuan, untunglah tebakannya benar perempuan itu tengah duduk di depan danau yang pernah mereka datangi. Hanbin menghampiri Jennie dan duduk di sebelahnya.

"Maafkan aku"

Tidak ada balasan dari perempuan itu, ia tetap tak bergeming dengan mata kosong menatap ke arah danau.

"Jen"

Lelaki itu membawa tangan Jennie ke dalam genggamannya.

"Aku tak apa, kenapa kau kesini kekasihmu pasti sedang menunggumu sekarang, pergilah aku tak apa"

Perempuan itu tetap tersenyum walau matanya saat ini tengah menahan tangis. Hanbin tak kuat melihat Jennienya sedih seperti ini, sungguh ia merasa bersalah karena sudah menyakiti hati wanita di depannya.

"Aku hanya mencintaimu Jennie, dia bukan kekasihku"

Jennie tersenyum mendengarnya.

"Hanbin kau tau hal apa yang selalu terlintas di benakku ketika kita bersama?"

Hanbin diam.

"Aku mencintaimu dan aku juga yakin bahwa kau memiliki rasa yang sama tapi apa itu akan menyatukan kita, seberapa besar pun kita saling mencintai semua itu hanya sia-sia Hanbin"

"Aku tak marah jika kau mempunyai hubungan dengan dia, dia yang pantas untukmu bukan aku"

Perempuan itu melepaskan genggaman tangan mereka secara perlahan.

"Kita hanya membuang waktu kita masing-masing dengan kita bersama Hanbin"

Hanbin duduk tersimpuh di depan Jennie.

"Tidak ada kata sia-sia, kau tahu bahkan jika aku harus terus hidup seperti ini aku tak apa selagi kau ada di dekatku Jennie"

"Aku tidak peduli dengan pandangan orang lain tentangku karena hanya denganmu aku bisa merasakan cinta yang aku impikan"

Air mata Jennie yang sudah ia tahan sejak tadi tak berhasil ia bendung.

"Kau akan selalu menjadi wanita terbaik untukku Jennie"

"Lal-u bagaimana? Setelah itu apa kau a-kan meninggalkanku? Kau tidak akan mungkin terus melajang sepanjang hidupmu Hanbin aku bahkan tidak bisa memberikan kebutuhanmu"

Hanbin menggenggam tangan Jennie.

"Percayalah padaku Jennie, aku tak menuntut mu untuk memuaskanku aku hanya ingin kau tetap di dekatku"

"T-tapi bagaimana dengan perempuan itu?"

"Aku akan membuktikan padamu Jennie bahwa hanya kau perempuan yang ada di hidupku, selamanya"

Hanbin memeluk tubuh perempuan di depannya. Menyalurkan ketenangan dan rasa cintanya pada Jennie.

Jennie menyenderkan kepalanya di bahu hanbin. Sejak tadi Hanbin tak melepas genggaman tangannya pada Jennie.

"Sepertinya tanganmu ini memang dipersiapkan untukku genggam"

Lelaki itu menatap tangannya yang sedang bergenggaman dengan tangan Jennie yang lebih kecil darinya, itu sangat pas untuknya.

"Bagaimana kau tau? Apa kau berdiskusi dengan yang diatas"

"Jika boleh aku akan lebih berdiskusi dengannya"

"Apa yang kau inginkan jika hal itu terjadi?"

"Aku ingin memintanya untuk mempersatukan kita"

Jennie mendongkakan wajahnya dan menatap Hanbin.

"Aku ingin bertemu denganmu dengan cara yang berbeda"

"Berjanjilah padaku"

Perempuan itu mengangkat satu jari kelingkingnya ke hadapan Hanbin.

"Kau akan menemuiku di kehidupan selanjutnya dengan cara yang berbeda"

Hanbin mendekatkan jari kelingkingnya ke jari Jennie.

"Aku tak perlu janji untuk menemuimu karna aku akan datang kepadamu seperti lebah yang membutuhkan bunga"

Jennie tertawa mendengarnya.

"Kau yang lebah dan aku bunganya"

"Mengapa begitu?" ucap hanbin tersenyum

"Karena aku manis dan cantik" ucap Jennie dengan gaya imutnya

Hanbin tersenyum menahan gemas

"Dan aku akan menghisapmu seperti lebah menghisap sari bunga itu" ucap hanbin mendekatkan bibirnya ke bibir Jennie

Senyuman terukir di sepanjang ciuman mereka. Biarkanlah waktu berhenti untuk sekejap agar mereka dapat bersama dalam waktu yang lama.

"Aku mencintaimu Jennie"

¤¤¤

Mellifluous | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang