The Domineering King of the Netherworld and His Sweetheart

Chapter 10

Permata yang Didambakan

Pria itu jatuh ke tanah dari negeri mimpi di sebelah kaki Raja Netherworld, membuat ledakan besar.

Jika bukan karena padang rumput yang lembut, pria itu mungkin sudah hidungnya patah.

Namun, sebelum dia bisa berteriak, dia naik dari tanah dengan cepat dan mengusap gundukan angsa di lengannya dengan keras.

"Aku takut setengah mati!" Pria itu menepuk dadanya sambil menghibur dirinya sendiri. Dia sudah lupa tentang pantatnya yang sakit dan hanya berdiri di sana dengan hati masih berkibar ketakutan. Raja Netherworld menatapnya dalam diam. Laut Keinginan adalah seperti lautan kesadaran Raja, karenanya tidak perlu merasakan semuanya dengan sengaja. Apa yang terjadi pada pria di Laut Keinginan itu telah muncul di benak Raja. Namun, yang agak mengejutkan Raja adalah bahwa pria itu keluar dari ilusinya sebelum mimpi benar-benar berlaku.

Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi di Laut Keinginan sejak diciptakan.

Sedikit desahan bergema di langit, lalu terpesona dan menghilang ...

"Kamu tidak membenci mereka?"

Sementara dia masih terkejut, pria itu mendengar suara datang dari atas kepalanya.

Lalu dia mengangkat kepalanya. Dari sudut ini, ia menemukan permata perak di dahi pria itu tampak lebih cerah dan lebih menarik. Kemudian dia bertanya dengan linglung: "Membenci apa?"

"Saudaramu membunuhmu. Kamu melewatkan kesempatan menjadi kaisar dan Immortal. Kamu tidak membenci mereka karena semua hal itu?"

Suara itu terdengar dari semua arah. Pria itu tidak melihat Raja itu membuka mulutnya, tetapi merasa bahwa Raja itu yang berbicara.

Kemudian dia merenung sejenak dan bergumam: "Aku tidak ingin menjadi pria berwajah poker!"

Dia tidak meremehkan takhta. Tetapi dia takut melihat dirinya duduk di atas takhta.

Dia benar-benar berwajah seperti poker di adegan itu. Rasanya seperti orang lain berhutang jutaan ons padanya.

Terlebih lagi, dengan jubah pola naga emas itu, ia terlihat sangat cerah seperti bola emas. Wajah menjengkelkan itu benar-benar terlihat konyol.

Namun, sebelum dia bisa menertawakan dirinya sendiri, dia takut mati oleh adegan lain. Dia telah melihat darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Dia benar-benar tidak punya pikiran lain kecuali untuk menakut-nakuti. Jadi dia benar-benar takut keluar dari negeri mimpi.

Selain itu, dia sudah melihat alasan kematiannya di Three Lives Stone.  Karena itu, kedua kalinya ketika dia melihat pemandangan itu, dia bahkan tidak bereaksi.

"Pemimpinku, mari kita keluar dari tempat ini sekarang! Aku hampir takut karena akalku! Kenapa hal-hal yang terjadi dalam kehidupanku sebelumnya muncul lagi! Itu sangat aneh!"

Pria itu memegangi kaki Raja dengan erat sambil melihat sekeliling, takut sesuatu yang aneh akan muncul lagi.

Setiap orang akan melihat pemandangan berbeda di negeri mimpi Laut Keinginan.

Hal yang paling diinginkan seseorang akan muncul di alam mimpi dan itu adalah daya tarik bagi orang itu. Satu-satunya cara untuk keluar dari alam mimpi adalah dengan menahan godaan itu. Kalau tidak, orang itu akan menjadi pupuk dari bunga laut!

Namun--

Masih ada satu hal penting yang diabaikan Raja Netherworld!

Pria itu tidak menginginkan kekuatan atau pengaruh. Yang dia inginkan adalah - permata perak di dahi Raja!

Pria itu tidak rakus akan nasib. Tapi dia menyukai kekayaan itu. Karena itu, dia pasti akan mendapatkan hal yang dia sukai ...

Alasan kenapa dia bersedia menjadi sahabat karib Raja adalah karena dia menginginkan permata yang mempesona itu.

Namun, Laut Keinginan adalah lautan kesadaran Raja Netherworld dan tidak dapat menyalin permata perak karena benda apa pun yang terkait dengan Raja tidak dapat disalin di Laut Keinginan. Jadi, dalam keadaan seperti ini, Laut Keinginan akan memilih adegan acak untuk ditampilkan sendiri.

Itulah yang terjadi di negeri mimpi!

Tiba-tiba, permata di dahi Raja berkedip-kedip. Saat dia melambaikan tangannya, ruang mulai berputar dan kelopak terbang semua berubah menjadi ...