OBJEK-OBJEK IMAJINER

6 2 0
                                    

Ini lebih tepat disebut sebagai petualangan di samping membuat liputan jurnalis horor. Kutelusuri lorong-lorong misteri dan membuat catatan-catatan wawancara dukun atau paranormal. Tak sulit untuk mendapatkan objek peliputan karena sebaran objek dunia mistis serasa ada di mana-mana. Apalagi rubrik mistis yang ditargetkan padaku hanyalah rubrik ringan bertajuk Ruang Misteri. Aku bisa mewawancarai siapapun yang pernah berhadapan dengan pengalaman alam ghaib dan persaksiannya kemudian menguatkan pengalaman narasumber dengan pendapat paranormal setempat. Dari hasil wawancara dua atau tiga orang sudah cukup menjadi berita pada Ruang Misteri. Tak ada beban hasil peliputan itu harus logis atau kebenarannya teruji. Justru ketidaklogisan itulah cerita misteri ini menjadi menarik dan menghibur. Aku pun tak harus melihat objek berita, cukuplah aku mengambil dokumentasi tempat-tempat yang dianggap mistis, kemudian memotret orang-orang terkait disertai pernyataannya. Pernyataan-pernyataan tak ilmiah yang disampaikan aku bumbui dengan imajinasiku sendiri dan aku poles dengan kata-kata indah, jadilah berita yang setiap dua minggu aku harus membuat dua alternatif berita.

Aku mengawali karir peliputan dengan orang dekat. Orang pertama dalam peliputanku yang pertama berhasil terpublikasikan adalah mantan kakak kelasku sendiri. Namanya Yanto, berasal dari Banyuwangi, senantiasa berpakaian hitam-hitam, berusia 25 tahun, kuliahnya molor 3 tahun. Menurut kebanyakan mahasiswa, dia keturunan paranormal. Dan ilmu nenek moyangnya menitis padanya sehingga dia dijuluki Yanto Titisan Ghaib. Teman-teman kampus juga sering minta diramal masa depannya oleh Yanto Titisan Ghaib.

Yanto Titisan Ghaib tidak keberatan ketika aku minta wawancara dengannya terkait dengan lebel titisan yang disandangnya. Dia bahkan girang bukan main karena berarti kemampuannya akan terpublikasikan. Dan dia juga minta namanya dalam peliputan itu tak perlu disamarkan. Liputan pertama itu aku beri tajuk Titisan Ghaib Pemuda Banyuwangi. Inilah hasil liputanku yang pertama:

Tak banyak yang tahu mengapa Pemuda bernama Yanto dari Desa Mojopanggung, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi mendapat gelar Titisan Ghaib. Mungkin ini hanya menjadi rahasia bagi Yanto dan keluarganya. Tetapi yang jelas julukan Titisan Ghaib itu bukan sekedar julukan tanpa makna, karena memang Yanto memiliki kemampuan lebih dibanding rata-rata pemuda umumnya. Pemuda Titisan Ghaib yang masih berumur 25 tahun ini dan fasih berbahasa Osing mampu memanfaatkan kekuatan ghaibnya untuk kepentingan kemanusiaan. Dia mampu menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan sentuhan tangannya. Bahkan tak jarang yang meminta bantuan padanya terhadap segala masalah, sulit jodoh, kurang beruntung, kekurangharmonisan dalam berumah tangga, atau ingin lancar rezeki, bisa diatasi dengan memberikan rapalan tertentu.

Kemampuan Yanto ini bukan tanpa sebab. Ini berawal dari cerita yang melegenda penduduk Desa Mojopanggung tentang keberadaan Buyut Cungking. Buyut Cungking ini keberadaannya memang masih menjadi misteri bagi warga Mojopanggung. Penduduk sekitar hanya tahu kalau Buyut Cungking adalah salah satu tokoh yang membuka wilayah Mojopanggung. Tetapi ketika DUNIA JIN mencoba mendatangi makam Buyut Cungking dan bertanya pada penunggu makam, Mbah Karis, 82 th, beliau hanya menjawab, "Saya tidak berani bercerita sejarah Buyut Cungking. Kalau saya nanti bercerita khawatir salah dan ujung-ujungnya kami terkena musibah karena kemarahan Buyut Cungking."

Buyut Cungking memang sosok yang istimewa bagi masyarakat Osing wilayah Giri. Saking istimewanya, tidak ada seorang pun yang berani melanggar pantangan saat melewati atau berkunjung ke makam Buyut Cungking. Makam Buyut Cungking yang terletak di gerbang desa ini kondisinya selalu bersih karena senantiasa dirawat oleh Mbah Karis. Sekilas memang tidak tampak keangkeran makam Buyut Cungking. Di makam ini tumbuh pohon beringin yang usianya sudah ratusan tahun dan pohon kenanga yang konon ditanam sendiri oleh Buyut Cungking. Setiap menjelang bulan suci Ramadhan dan tanggal 1 Suro (Muharram), banyak peziarah yang berkunjung ke makam Buyut Cungking. Ada dua syarat yang harus dipenuhi peziarah jika berkunjung ke makam Buyut Cungking, yakni bunga yang ditaburkan pada makam harus dipetik dari bunga kenanga yang tumbuh di makam itu dan ketika memasuki makam, tidak boleh memakai kendaraan. Apabila ada yang melanggar persyaratan ini dapat dipastikan akan mendapat musibah. Keyakinan semacam ini dipegang teguh oleh penduduk sekitar dan disampaikan secara turun temurun sehingga tak ada yang berani melanggarnya.

Berburu Cincin SulaimanWhere stories live. Discover now