Mitos Sekolah

15 2 2
                                    

Gadis itu membuka pintu kamarnya. Membuka pintu sedikit lebih lebar untuk mengizinkan seseorang yang berdiri di belakangnya ikut masuk ke dalam kamar.

"Gila, gue berasa jadi putri bangsawan," Sandrina mengedarkan pandangan menelusuri setiap benda yang ada di kamar Rayla.

"Apasih San, biasa aja kali. Kaya nggak pernah lihat kamar orang aja,"

"Habisnya kamar lo kaya kamarnya anak bangsawan,"

"Memang, tapi old  banget,"

"Keren tau. Gila-gila, lo nggak takut tidur sendirian disini?"

"Ngapain takut? Kata tante, kalau pun ada yang nunggu kamar ini, dia nggak bakal berani gangguin gue,"

"Kok bisa?"

"Tante nggak ngasih tau gue alasannya,"

"Oh. Gue boleh rebahan di kasur lo?"

"Boleh, asal lo mau cerita tentang mitos di sekolah,"

"Gampang itu mah," Sandrina langsung menaruh tasnya dibawah ranjang milik Rayla. Dia pun segera merebahkan diri diatas kasur itu. Rayla juga mengikutinya.

"So, di sekolah kita ada banyak banget mitos. Lo tau sendiri kan kalau bangunan yang bekas zaman Belanda itu pasti banyak penunggunya," Rayla hanya mengangguk.

Sandrina meneruskan ceritanya, "Gue bakal mulai cerita dari kelas X IPS 5, kelas yang bikin takut elo dan anak-anak basket. Dulu kelas itu adalah balairung yang digunakan rapat untuk orang Belanda. Sebenarnya nggak ada yang mati disitu atau mungkin ada tapi gue yang nggak tau ya?" Sandrina jadi bertanya-tanya sendiri.

"Tapi kok sekarang jadi kelas?"

"Sekolah kita pernah direnovasi besar-besaran. Tapi nggak tau ya yang direnovasi gedung mana. Soalnya gue cuma denger dari mulut orang-orang doang hehehe,"

"Terus?"

"Di tempat itu sebelum jadi kelas ada pohon kelapa. Ini masih katanya loh ya. Terus ada orang yang dipenggal kepalanya tepat disana. Keesokan harinya ada orang nemu kelapa, dia kira kelapa beneran tapi ternyata kepala, hahaha,"

"Oh, cerita yang lain dong,"

"Eh Ray," Sandrina cengegesan.

"Kenapa?"

"Gue haus hehehe,"

"Ya ampun gue lupa buatin lo minun. Bentar ya,"

"Oke,"

Rayla berjalan keluar menuju dapur untuk membuatkan minuman. sedangkan Sandrina bangkit dari rebahannya. Dia berjalan menyusuri kamar itu. Melihat-lihat semua benda yang ada disana.

Tatapan matanya berhenti pada satu benda. Sebuah figura dengan foto dua anak kecil laki-laki dan perempuan yang berada diatas meja belajar Rayla.

"Ini foto Rayla dengan siapa?" Sandrina mengambil foto itu. Dia melihat gambar dua bocah di dalamnya sambil berpikir kira-kira siapa anak laki-laki di dalam foto itu.

"Wajahnya bocah laki-lakinya kaya familiar deh. Tapi siapa ya?" saat masih sibuk dengan pikiran siapa bocah laki-laki dalam foto itu, tiba-tiba pintu kamar Rayla terbuka sendiri.

Kriek.

Sandrina segera meletakkan foto itu pada tempatnya. Dia menoleh dan tidak menemukan siapa-siapa selain dirinya didalam kamar itu.

"Ray,"

Hening.

"Rayla,"

Masih saja hening.

Kembali [HIATUS]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum