secrets between us

15.2K 766 173
                                    



Warning!
4k words.
Typos.
18+ only.
Be smart!








—•switch partner•—

Hanya ada dua musim di Indonesia, yang pertama musim hujan dan yang kedua adalah musim panas yang mana saat ini sedang dirasakan oleh seluruh masyarakat di negara tropis ini.

Perkiraan cuaca memberi informasi bahwa hari ini suhu bisa mencapai 33°C. Sedikit lagi bisa menyaingi suhu tubuh manusia.

Jam menunjukan pukul dua belas siang, dimana matahari tepat berada di atas kepala. Panasnya matahari, suara klakson kendaraan, suara bising pintu kereta yang ditutup saat kereta lewat, dan suara kereta itu sendiri sudah menjadi hal yang sangat biasa di kampus kuning, di kota pinggiran ibukota.

Bukan hanya kampus kuning, tapi juga kampus lain yang hanya dibatasi oleh rel kereta. Maka dari itu, daerah ini sudah dikuasai oleh mahasiswa-mahasiswa, tidak ada yang bisa membedakan yang mana berasal dari kampus yang mana. Semua tampak sama.

Ada satu tempat dimana semua mahasiswa dari kedua kampus berkumpul, di belakang stasiun terdapat sebuah tempat makan sederhana yang biasa disebut oleh mahasiswa setempat sebagai tenda biru.

Tempat yang nyaman juga ramah untuk kantong mahasiswa, tidak heran banyak mahasiswa yang datang dan betah berlama-lama, seperti Jefri dan June contohnya. Setiap ada kesempatan mereka berdua janjian untuk nongkrong di sana.

Hari ini salah satunya.

Sudah sekitar dua puluh menit mereka di sana, Jefri sudah dua kali memesan es jeruk yang sama sekali tidak membantunya menghilangkan gerah karna hari ini memang super duper panas. Sedangkan June asik sendiri dengan mobile gamenya.

"Eh, semalem cewek lu ngechat gue, bilang mau minta tolong Jef" Ucap June, matanya masih fokus pada ponsel dan tangannya sibuk bergerak memainkan benda itu.

"Iya, dia udah bilang ke gue" Jawab Jefri.

"-anjing, ngentot" Teriak June sambil melempar ponselnya ke meja, rupanya ia kalah bermain game.

Jangan heran, bahasa kasar seperti itu memang sudah makanan sehari-hari mahasiswa sepertinya, tidak ada yang marah juga tidak ada yang kaget. Sudah biasa.

June meneguk esnya.

"Minta tolong apa dia?" Tanyanya kembali.

"Soal design cover karya tulis dia kalo ngga salah" Jawab Jefri sambil mengetik sesuatu di ponselnya, membalas pesan pacarnya. "Nih bentar lagi dia kesini"

June mengeryitkan keningnya "Hah? Kok gue?" Tanyanya heran.

"Lo kan dulu jago photoshop, jadi gue suruh dia aja minta tolong sama lo" Jawab Jef.

June mengangguk.

Jefri mengalihkan pandangannya, matanya menangkap seorang perempuan yang sedang berjalan kearah mejanya.

Perempuan dengan rambut hitam kecoklatan hampir sepinggang, mengenakan dress selutut berwarna biru pastel dengan aksen di pinggang yang sangat pas pada tubuhnya sehingga membentuk lekuk tubuh yang indah, perempuan itu juga mengenakan cardigan berwarna cream, dia memeluk sebuah buku dan sebuah tas selempang berukuran sedang tersampir di pundaknya.

Perempuan itu tersenyum kearahnya lalu mengampiri June, menepuk pundak lelaki itu.

June yang di tepuk, menoleh. "Eh, Rosie"

Perempuan yang diketahui ternyata Rose itu tersenyum lebar kemudian duduk di samping June, tepat di depan Jefri.

"Hai Jef, Ada Jefri juga ternyata" Sapa Rose kepada Jefri, sambil tersenyum.

switch partnerDär berättelser lever. Upptäck nu