PLAYER - Na Jaemin [COMPLETED]

6 • Tarik - Ulur

Budayakan vote sebelum membaca
Karena 1 vote dari kalian sangatlah berharga buat aku
Terima kasih readersku yang kucinta
❤

Jaemin POV

"Jam istirahat, nih. Lo gak mau nyamperin Salvin?" tanya Jeno ke gue yang sedang sibuk merencanakan masa depan.

"Nggak."

"Tumben?"

"Dia gak suka kalo gue samperin terus setiap hari."

"Yah! Belom apa-apa, udah berantem aja," ucap Jisung, ikut-ikutan.

"Lo ngelunjak ya sekarang, Sung," jawab gue males.

"Beneran udah mau putus ini mah," ucap Chenle sambil ketawa.

"Ah, basing lah!" jawab gue frustasi.

"Kok Salvin bisa mau ya, sama cowok kayak lo?" tanya Haechan. Emang mulutnya Haechan itu pedes banget, gak tau kenapa.

"Beliin gue makanan di kantin, Sung!"

"Males," jawab Jisung tanpa menoleh ke arah gue sama sekali.

"Buruan, nanti keburu jam istirahatnya habis!" seru Jeno.

"Ah! Males!" bentak Jisung, tapi sambil berjalan dan mengambil uang yang ada di tangan gue.

"Nah, gitu dong. Kembaliannya buat lo," jawab gue dengan senyuman manis.

"Kenapa harus lo yang jadi ketua geng ini, sih?" ucap Jisung pelan, tapi masih bisa gue denger.

"Gue denger, Jisung. Lo paling muda, jadi harus nurut sama kita," ucap gue.

Anak-anak NCT Dream hanya tertawa meratapi nasib Jisung. Yah, memang begitu biasanya. Yang termuda akan menjadi budak dalam geng.

We go up~
We go up up up up go up~

Ponsel gue berdering, tanda telepon masuk. Tumben? Siapa yang nelepon gue di jam sekolah? Gue melihat ke arah layar ponsel gue, dan ...

Papa? Ngapain papa nelpon gue!?

"H-halo?" aduh, emangnya gue udah bikin masalah, ya?

"Halo, Jaemin. Lagi jam istirahat, ya?"

"I-iya, pa. Ada apa?"

"Hari ini kamu ikut makan malam di rumah, ya. Ada yang mau papa bicarakan."

"Hah? Tentang apa, pa?"

"Tentang kamu yang pergi ke hotel bersama perempuan, kemarin."

"Hah? Papa tau darimana?"

"Itu gak penting. Pokoknya, papa tunggu kamu malam ini. See you there," dan telepon dimatikan secara sepihak.

Papa lihat kalo gue pergi bareng Salvin, kemaren? Mampus gue.