Garis takdir sudah menentukan apa yg seharusnya terjadi
Ivan POV
"
Bosen banget gue di rumah," Gerutuk Ivan pada dirinya sendiri seraya mengacak rambutnya prustasi
" Eva pulang...mah..pah..Eva ini pulang..." Teriak seseorang dari sebrang rumah Ivan
" Siapa lagi tuh orang... tengah hari gini teriak teriak kaya nih tempat milik nenek moyangnya aja," kesel Ivan
Karena penasaran dengan orang yg berteriak tadi Ivan berjalan menuju balkon dengan sedikit rasa kesalnya"Cewek manis" batin Ivan
" Astaga Van dia itu orang utan bukan cewek manis," Ucap Ivan pada dirinya sendiri
" Woyy...gak usah teriak teriak kali ganggu aja jadi orang."
Eva yg sedari tadi tengah celingak celinguk melihat isi rumah nya yg sepi kini terpokus pada seseorang yg tengah meneriakinya tadi
"Dia sendiri teriak gak nyadar bener jadi orang" batin Eva
" Hah? Om ngomong sama saya?," Jawab Eva bodohnya
Ets tunggu dulu bukan Eva yg bodoh tapi dia lagi pura pura bodoh:v
" Awas aja Lo," ucap Ivan kesel dan mengucapkan beberapa umpatan tidak berfaedah lainnya buat Eva lalu pergi menuju kasur nya kembali
Ivan lengket bener yh sama kasur;(
" Om jangan marah marah nanti cepet MATI...." Teriak Eva dengan penuh nada penekanan pada kalimat terakhirnya
" Sialan tuh cewek udah ganggu gue, panggil om lagi, emng gue udah keliatan tua," gerutuk Ivan pada dirinya sendiri
" Van turun makan siang dulu," teriak wanita paruh baya yg tidak lain dan tidak bukan adalah mamah Ivan sendiri
" Iya mah," ucap Ivan singkat lalu pergi menuruni tangga
" Tadi kamu teriak² sama siapa van?" Tanya vina mamah Ivan
" Hemm nggak kok ma," jawab Ivan singkat sambil memainkan nasi yg ada di hadapannya
Nasi aja di mainin apalagi hati Lo mh Van;((
" Nasi itu dimakan bukan di buat mainan," ketus mamah Ivan
" Hehe, iya deh iya maaf mamah Ivan yg cantik," rayu Ivan
" Udah cepetan makan, bentar lagi mamah mau pergi."
" Lah kan tadi pagi bukanya mamah udah ke toko?" Tanya Ivan.
" Sekarang mamah mau pergi kemana, mau Ivan Anter?" Tanya Ivan lagi" Gak usah syg mama cuma mau pergi ke minimarket depan kok."
" Hem yaudah deh," balas Ivan
Tidak ada balasan lagi dari Vina mau Ivan kini suasana di ruang makan sangat sunyi hanya terdengar dentingan sendok yg tengah beradu dengan piring
KAMU SEDANG MEMBACA
~Story With You~ (Slow Update)
Teen Fiction"Garis takdir yg telah mempertemukan kita dan terkadang sebuah mimpi dapat menjadi landasan utamanya." "Kukira sebuah kebencian ini Takan berubah menjadi sebuah Cinta, dan mungkin ini adalah awal dari cerita cinta kita." ~Story with you~