Repeated;14

76 17 1
                                    

LavenderWriters Project III Present

Repeated © Group 3

Part 14 — Created by Halu22

▪︎▪︎▪︎

Happy reading!!💕

Bayang-bayang mengenai perkataan Azka tempo hari itu membuat Jihan penasaran tingkat akut. Ia mencoba menebak, alhasil malah beradu dengan segala pemikiran.

"Apa gue tanya langsung aja?" monolog Jihan. Ia sudah frustasi sendiri memikirkan ini.

"Azka, lo itu penuh misteri. Nyebelin tau nggak sih!" gerutu Jihan kesal sendiri.

Tanpa disadari Azka sedaritadi mendengar ocehan Jihan. Cowok itu sengaja berdiri tidak jauh dari tempat Jihan duduk—halaman belakang.

Dengan muka datarnya ia memberanikan diri untuk mendekat kearah Jihan. Bergabung duduk bersamanya tanpa sepatah katapun.

Jihan tersentak dengan kedatangan Azka yang tiba-tiba. Dia jadi salah tingkah sendiri. Memikirkan apakah tadi Azka mendengarnya?

"Lo dari kapan disini?" tanya Jihan mencoba terlihat biasa saja.

Azka membenarkan posisi bersandarnya. "Baru," jawabnya.

Dalam hati Jihan ingin berteriak dan memukul muka Azka yang keterlaluan sekali mendinginkan dia.

"Dasar prasasti hidup," gumam Jihan. Azka tersenyum sekilas.

"Gue emang gini, lo harus terbiasa," ucap Azka santai.

Tidak mengerti maksud Azka yang ambigu itu, Jihan tampak gugup.

"Terbiasa? Maksudnya?"

"Lo kayaknya deretan pengagum gue," celetuk Azka percaya diri. Ia sudah menahan senyumnya melihat Jihan yang bersemu merah menahan malu.

"Apaan sih, geer lo!" elak Jihan memalingkan wajahnya. "Siapa juga yang kagum sama lo?"

Azka terkekeh.

Setelah itu tidak ada percakapan. Keduanya saling diam. Azka yang tenang dengan memejamkan matanya, menikmatin suasana sekitar. Sedangkan Jihan sedang diambang kegugupan.

Ingin memulai tapi dia takut dikacangi. Tetap diam jadi canggung dan itu rasanya tak enak.

"Azka," panggil Jihan pelan. Tidak ada pergerakan atau jawaban.

Lagi, Jihan memanggil Azka sampai hampir 10 kali. Ia jadi kesal sendiri.

"Gue yang—" ucapannya terpotong saat Azka menghadapkan wajahnya kesamping, lebih dekat dengan Jihan dengan mata yang masih tertutup.

Jantung Jihan mendadak berpacu lebih cepat. Ketampanan Azka membuat Jiwa jomblonya meronta.

Diamatinya wajah itu dari dekat. Semakin teliti dan mencari sesuatu yang cacat.

"Nggak ada tuh, dia nggak buta wajah. Malahan wajahnya sempurna bak Dewa yang, hehe," gumam Jihan seraya geli sendiri dengan perkataannya.

03;Repeated✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora