6- Ujian

31 9 2
                                    

Besok pagi, SMA Nusa Bangsa melakukan ujian tengah semester. Malam ini Vita belajar agar mendapatkan nilai yang baik. Begitu juga Arif, walaupun dia kadang-kadang bolos saat pelajaran, namun nilai ulangan nya lumayan baik karena dia belajar sebelum ujian.

Talita mengetuk pintu kamar putri nya.

TOK TOK TOK.

"Ta, buka pintu nya, ini Mama."

Vita yang mendengar itu pun langsung melepas earphonnya. "Iya Ma, bentar." Dia berlari dan membuka pintu nya. "Ada apa, Ma?"

"Kamu tadi kok nggak ikut makan malam?"

"Aku lagi belajar Ma, buat besok ujian."

"Iya, Mama tau kamu besok ujian, tapi seenggak nya kamu makan dulu, nanti kalau mag kamu kambuh gimana sayang?" Ucap Talita khawatir.

"Nggak Ma, nanti Vita makan. Tenang aja, Mama nggak usah khawatir. Yaudah Vita belajar lagi ya Ma, biar bisa ngebanggain Mama." Dia mencium mama nya dan melanjutkan aktivitas belajar nya.

Sudah tengah malam, dan Vita masih berkutat dengan buku-buku tebal nya itu.

Kriukkk... Kriukkk...

Perut Vita berbunyi ingin di isi. "Aduh sabar dulu deh, nanggung nih." Adu Vita kepada perut nya.

***

Perut Vita terasa sakit, karena tadi tidak ikut makan malam. Dia sudah tidak kuat lagi, dia ingin berdiri namun tak sanggup. Akhirnya dia mengambil handphone dan menelfon kakak nya.

Tut... Tutt...

Rio mendengar handphone nya berdering. Perlahan-lahan dia membuka mata nya dan melihat jam yang ada di kamar nya. "Masih jam dua belas. Siapa sih yang telfon tengah malem gini?" Parau nya dengan suara serak yang baru bangun tidur.

Dia melihat nama yang tertera di handphone nya, ternyata adik nya yang menelfon nya. "Hikss ... hiksss, kak ke kamar gue ya." Vita menangis sesenggukan.

"Lo kenapa? Yaudah gue ke situ, udah jangan nangis." Rio khawatir dan berlari ke kamar adik nya. Dia melihat adik nya terbaring lemah sambil memegang perut nya, di sekitar nya terdapat buku yang berserakan. Rio langsung menggendong dan membawa nya ke mobil menuju rumah sakit.

***

"Dok, tolongin adik saya ya! Soalnya besok harus ikut ujian." Kata Rio khawatir.

"Iya Mas, saya usahain yang terbaik buat adik nya mas."

Rio menunggu di ruang tunggu, dia segera menelfon orang tua nya untuk memberi tahu bahwa, Vita sedang di rumah sakit.

"Halo, Pa."

"Halo, ada apa yo? Malem-malem gini kok nelfon, kamu kan bisa langsung ke kamar papa." Kata Radit bangun tidur.

"Rio nggak lagi di rumah Pa, Rio di rumah sakit, Vita sakit." Jawab Rio sambil memijat pelipis nya.

"Rumah sakit mana yo?"

"Rumah sakit Permata Indah, Pa."

Radit mematikan telfon nya sepihak, lalu segera menuju ke rumah sakit bersama istri nya.

***

Dokter keluar. Saat itu juga, Rio menanyakan bagaimana keadaan adik nya. "Mag nya kambuh Mas, mungkin tadi dia belum sempet makan malam. Saya harap pola makan nya di perhatikan lagi." Kata dokter itu.

"Baik Dok, makasih ya Dok." Rio pun masuk untuk menemui Vita. "Gimana? Masih sakit nggak perut nya?" Rio khawatir.

"Alhamdulillah udah lumayan Kak. Makasih ya, udah bawa gue ke sini."

Menaklukkan Si Beku |revisi| [End]Where stories live. Discover now