{ SEDANG DIREVISI }
Jannah Kirania. Namanya begitu indah sama seperti wajahnya, yang ia sempurnakan lewat sikap lemah lembut serta tingkah lakunya. Tak seindah itu, Jannah begitu dibenci oleh ayahnya, Sultan karena dianggap sebagai anak pembawa sial...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
15. MJ- SALAH PAHAM
"Aku balik dulu!" ujarnya dan beranjak.
Jannah menatap Daren, mulutnya itu mudah sekali mengatakan itu. "Ihh... Aku bosan ditinggal disini sendirian!" ujar Jannah.
"Kan ada tv, ada sofa, ada bantal, kamu bisa cerita sama mereka!" Daren menunjuk benda-benda yang disebutkan nya tadi.
"Terserah!" ujar Jannah. Gadis itu merebahkan tubuhnya dan menutup wajahnya dengan selimut.
"Malam aku kesini lagi!" bisiknya. Tak ada gubrisan dari gadis itu.
Beberapa detik kemudian, Jannah membuka selimutnya. Gadis itu menatap pintu coklat disamping ranjangnya, laki-laki itu benar meninggalkannya.
"Pak, tunggu!" ujar dokter yang menangani Jannah.
"Ada apa dok?"
"Saya rasa pasien tidak boleh sering ditinggalkan, mengingat kondisi psikologis nya yang sedang dibangun kembali." jelas dokter itu.
"Nanti adik saya kesini dok nemenin dia!"
"Sebaiknya dia tidak dikenalkan dengan orang-orang yang belum dia kenal. Biasanya mereka dalam kondisi seperti ini, akan ketakutan berjumpa dengan orang baru!" jelas dokter itu lagi.
"Dokter tenang aja, dia gak bakalan ketakutan!"
"Tadi pagi saja dia masuk kedalam kamar mandi karena ketakutan pak!" ujar dokter itu.
"Ck, dokter tenang aja!" Daren meninggalkan dokter itu, dia merasa risih dengan tatapan dokter wanita itu padanya. "Dokter gila!" batinnya.
***
"Apa yang kalian lakukan sama Jannah?" tanya Daren dengan suara datar.