Prolog

16.4K 208 9
                                    

Jatuh cinta?

Perasaan menggebu yang merongrong jiwa. Membuat degupan jantung tak lagi berirama lambat, menimbulkan getaran di dalam hati. Serta aliran listrik di sekujur tubuh.

Seperti itulah yang Kayra rasakan. Setiap kali bertemu Aksa, perasaan aneh selalu menelusup ke dalam hati, merongrong jiwa untuk bereaksi lebih. Degupan jantungnya kian melesat, tak lagi berirama lambat. Sentuhan Aksa membuat sekujur tubuhnya meremang, merasakan aliran listrik yang membuatnya tegang.

Seperti saat ini, usapan jari Aksa di bibirnya. Membuat tubuh Kay bereaksi, menuntut lebih. Persetan dengan harga diri, jika hasrat tak lagi bisa dibendung.

Untuk pertama kalinya, Kay melewati batas norma yang ia pegang teguh selama ini. Menjilat sendiri ucapanya, menyangkal semua pedoman dalam hidupnya. Nyatanya, pesona Aksa meluluhlantahkan pendiriannya.

"I love you, sayang," bisik Aksa.

Suara serak Aksa yang selalu terdengar seksi di telinga Kay. Embusan napas Aksa di lehernya, membuat Kay tak lagi mampu berpikir dengan akal sehat.

"Kamu yakin?" Sekali lagi Aksa mempertanyakan keberanian Kay, untuk melangkah lebih jauh.

Kay mengangguk, matanya terpejam ketika Aksa langsung memburu leher jenjangnya. Mengecupi, hingga turun ke leher berpindah meraup rakus bibir Kay.

Kay dilema, tak lagi bisa mengelak. Dia meyakinkan diri, jika setelah ini semua akan baik-baik saja. Toh, sebentar lagi mereka akan menikah. Ya, seyakin itu Kay akan menyerahkan mahkota paling berharganya.

"Aksa ...." Aksa tersenyum tipis, saat mendengar Kay mendesahkan namanya. Ia semakin gencar, menelusupkan tangannya ke balik kemeja Kay.

"Aku gak sabar nungguin momen ini, sayang." Aska langsung membuka kancing kemeja Kay. Tangannya tak tinggal diam, menelusuri setiap inci tubuh Kay. "Aku suka setiap lekukan tubuh mu, Kay."

Kay melambung tinggi, ucapan Aksa yang begitu mendewakannya. Membuat dia terlena, bahkan tanpa sadar Aksa telah berhasil melucuti kemeja Kay menyisakan bra yang masih melekat.

Aksa memandang takjub pada dada Kay, hal yang selalu membuat fantasinya semakin liar. Jika dulu ia hanya bisa menatap dari luar kemeja Kay, kini Aksa bukan sekedar menatap tapi juga Menyentuhnya dengan lembut.

"Aksa ... geli," cicit Kay, tangan Aksa terus bergerilya tak menyiakan kesempatan. Sementara bibirnya membungkam bibir Kay yang membuatnya kecanduan.

Aksa melepaskan kaitan bra Kay, melemparkannya ke sembarang arah. Dia merebahkan Kay, bersiap untuk beratraksi lebih gila lagi. Melihat tubuh telanjang Kay, semakin membuat tubuh Aksa bereaksi lebih.

Aksa segera melucuti pakaiannya, bersiap menerjang Kay yang sudah pasrah di bawah kungkungannya. Namun bunyi ponselnya, menginterupsi.

Aksa berniat mengabaikannya, namun ponselnya terus berbunyi. Mengganggu konsentrasinya yang sedang berusaha membobol keperawanan Kay.

"Angkat dulu aja Sa, mungkin penting," ujar Kay.

"Arrggg!" Aksa berdecak, ia turun mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. "Halo."

Kay bangun, menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Ia bersandar sembari memperhatikan punggung lebar Aksa, tanpa sadar Kay tersenyum malu.

Kay sudah tak sabar, sebentar lagi punggung itu akan jadi pemandangan sehari-hari baginya. Hal pertama yang akan ia lihat saat bangun tidur. Bukan hanya itu, Kay bahkan membayangkan bagaimana ia menggoreskan kukunya di sana. Memberikan tanda jika keduanya melakukannya begitu ganas.

Oh, My Boss ( Versi Lengkap Hanya Ada Di Dreame ButiranRinso)Where stories live. Discover now