pagi yang menegangkan

8.7K 168 25
                                    

Kay mulai terusik ketika tangan kekar itu menyelinap ke perutnya, memeluk erat dirinya. Perlahan mata Kay terbuka, ia memperhatikan sekeliling ruangan.

Kay melebarkan mata, menyadari ini bukan kamar yang ia sewa. Kay semakin tersentak, ketika pria di belakang menduselkan kepalanya ke ceruk leher Kay. Menimbulkan sensasi aneh pada tubuhnya.

Sangat menegangkan. Berada di kamar seorang pria asing di ranjang yang sama. Kay menurunkan pandangan, badannya seketika melemas. Melihat tubuh polosnya yang hanya berbalut selimut.

Gak bisa, dia gak bisa berada di sini. Ini salah! Kay terus mensugesti dirinya sendiri. Dia memejamkan matanya sejenak, tangannya mencoba menyingkirkan lengan pria itu.

Kay turun dari ranjang perlahan, memastikan pria itu tak terganggu dengan pergerakannya. Kay segera memungguti pakaiannya, bergegas pergi sebelum pria itu terbangun.

"Bodoh!" Kay terus merutuki diri sendiri. "Lo emang gak waras Kay!" Ya, wanita mana yang dalam keadaan waras bisa jatuh di ranjang pria asing. Bahkan Kay baru pertama bertemu dengannya.

Seandainya Aksa dan Nadira tidak muncul, ini semua tidak akan terjadi. Kay terus berjalan cepat menjauh dari bungalow pria itu. Saking paniknya, Kay sampai tidak memperhatikan jalannya.

"Awww!" Kay terperanjat, ketika tubuhnya terbanting ke atas pasir. Dia mendongak, menatap orang yang menabraknya.

"Jalan tuh pake mata!" bentak wanita di depannya.

"Kay?"

Pagi yang sangat buruk, ketika Kay harus bertemu dua mahluk terkutuk.

"Wow, leher lo kenapa? Abis di cupang om-om?" cibir Nadira, dia memperhatikan penampilan Kay yang acak-acakan.

"Kay kamu ...?" Aksa terdiam, menatap Kay yang tampak kacau.

Kay lupa jika pakaiannya terbuka, dia tidak menyadari dengan tanda kepemilikan yang memenuhi dada dan lehernya.

Sial!

"Kenapa? Lo iri? Karena suami lo gak bisa buat kaya gini?" Kay tersenyum miring, ia bangkit berdiri. Mendekat pada Nadira yang merapatkan tubuhnya ke lengan Aksa. "Menurut lo, apa gue sama Aksa gak pernah ngelakuin kaya gini?" bisik Kay.

Wajah Nadira berubah merah padam. Dia menoleh pada Kay dengan mata melotot. Siap menerkam Kay, jika saja Aksa tak menahan lengannya.

Kay menghela napasnya dengan kasar. "Pagi yang sial karena harus bertemu kalian, padahal semalam begitu indah. Kalian mengacaukan suasana pagi gue saja!" Kay melangkah pergi setelah mengatakan hal itu.

Sementara Aksa berbalik memandangi punggung Kay yang mulai menjauh, rasa kesal dan kecewa bercampur aduk memenuhi benak Aksa.

———————

Suara dering ponsel, begitu memekakkan telinga. Mengusik seorang pria yang tengah terlelap, tangannya menggapai-gapai sebelahnya. Ia terperanjat, menyadari sebelahnya kosong.

Pria itu langsung bangun, mengucek-ngucek matanya. Dia memandangi sekitar kamarnya, semua masih sama seperti semalam.

Lalu, ke mana wanita itu?

Bunyi ponselnya mengalihkan perhatian pria itu, ia segera meraih ponselnya di atas nakas. "Halo."

"Woy, Arsen! Lo di mana? Dari semalem ngilang."

Semalam?

Ingatan Arsen berputar pada kejadian semalam.

Arsen pamit dengan teman-temannya, berniat mencari udara segar di pantai. Nasib jomblo yang liburan tanpa pasangan, sementara teman-temannya membawa pasangan. Membuat Arsen tak nyaman berada di dekat mereka. Terlebih ketika suasana memanas, tanpa rasa malu mereka beradegan mesra di depannya.

Oh, My Boss ( Versi Lengkap Hanya Ada Di Dreame ButiranRinso)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang