mimpi buruk

6.7K 191 26
                                    

Kay memegangi lututnya yang lemas, ketakutan menyergap. Tak ada jalan keluar. Haruskah Kay pasrah?

Tidak!

Lebih baik mati dari pada menyerah di bawah kendali Aksa. Laki-laki terkutuk yang ingin Kay hempaskan ke laut Antartika atau setidaknya Kay lenyapkan dari kehidupannya.

Melihat tubuh telanjang Aksa, membuat Kay jijik setengah mati dan ingin muntah. Bayang-bayang pergulatan panas antara Aksa dan Nadira terus berputar di otaknya seperti kaset rusak. Kay tak tahu kenapa pria itu masih terobsesi padanya, padahal jelas-jelas Aksa yang mencampakkan dirinya.

"Aksa ... jangan," cicit Kay, ketika Aksa merangkak ke atas ranjang.

"Kenapa? Bukankah kamu selalu mendambakan sentuhanku," kata Aksa dengan percaya diri.

Mendambakan? Kay mendecih, menyesali kebodohannya dulu. Memang ia akui Kay pernah sangat mendambakan Aksa, tapi sekarang ... melihat Aksa saja dadanya nyeri.

Wajah yang pernah Kay damba karena ketampanannya, namun justru kini terlihat menyeramkan seperti Valak Firaun!

"Kamu tahu, aku selalu menantikan saat-saat ini. Harusnya waktu itu aku tidak pulang. Harusnya kita lakukan saat itu, jadi kamu gak bisa kabur dariku."

Kay menggelengkan kepalanya, panik saat Aksa mengusap betisnya. Kay tersentak karena Aksa langsung menarik kakinya, membuat Kay jatuh terlentang.

"Aksa, sadar! Kamu sudah punya istri! Kenapa kamu lakukan ini sama aku!" Tangis Kay pecah seketika.

"Karena aku hanya mencintaimu———"

"Lalu Nadira? Kenapa kamu berselingkuh kalo kamu mencintaiku!!!" teriak Kay selantang yang ia mampu. "Aku muak ... sangat muak melihatmu," lirih Kay, frustasi dengan keadaan.

Kenapa keadaan selalu menjerumuskannya, memasukkan dirinya ke lubang penyesalan.

Apa kesalahan semalam tidak cukup membuatnya menyesal? Bahkan Kay hampir gila memikirkannya. Lalu, kali ini justru datang malapetaka yang ingin menyeretnya lebih jauh masuk ke lubang penyesalan.

Apa takdir sekejam itu?

Why?

"Nadira hanya kesalahan, aku bahkan tak mencintainya. Aku menikahinya karena dia hamil. Aku mabuk Kay, tapi kamu ...?" Aksa menatap sekujur tubuh Kay yang penuh kissmark. Membuat ia semakin mantap ingin menghapusnya. "Kamu malah melampiaskan kemarahanmu dengan tidur besama laki-laki lain. Why? Harusnya kamu lampiaskan itu bersamaku. Aku gak suka ada jejak laki-laki lain di tubuhmu!"

Dengan sekali hentakan, Aksa mampu menyeret Kay lebih dekat. Dia melebarkan kaki Kay, siap menerjang. Seberusaha apa pun Kay berontak, tak sebanding dengan tenaga Aksa yang lebih kuat.

Detik-detik menegangkan, ketika Aksa bersiap menjebol pertahanan Kay. Rasanya Kay sudah mati rasa, bibirnya pun kelu saat Aksa meraupnya dengan rakus. Tak ada sentuhan manis yang selalu ia damba, semua Aksa lakukan dengan kasar.

"Siap, honey. Aku gak akan menyakitimu," bisik Aksa.

"Jangaaaannn!!!" Kay terbangun dengan napas memburu, keringat bercucuran di dahi. Bola mata Kay terbuka lebar, degup jantungnya masih berpacu dengan cepat.

"Lo mimpi buruk lagi?" Suara Laras menginterupsi, wanita itu berjalan masuk ke kamarnya. Meletakkan nampan yang dibawa ke atas nakas, lalu duduk di tepi ranjang.

"Arrgg ... kepalaku sakit." Kay memegangi kepalanya yang berdenyut serasa dibor.

"Lo pasti gak minum obatnya." Laras langsung membuka laci nakas, mengambil obat milik Kay dan langsung menyuruh Kay meminumnya. "Udah mendingan?"

Oh, My Boss ( Versi Lengkap Hanya Ada Di Dreame ButiranRinso)Where stories live. Discover now