Patah Hati

9.1K 184 13
                                    

Patah Hati terbesar bagi Kay, ketika pedoman hidupnya menghilang.

Bagi Kay, Aksa lebih dari sekedar pasangan. Pria itu separuh napasnya, Satu-satunya tempat ia berpulang. Namun, kini Kay bagaikan orang yang tersesat tanpa tahu harus ke mana.

Semenjak kematian orangtuanya, Kay tak banyak berinteraksi dengan orang. Hanya Aksa yang mampu menerobos dinding pertahanannya, membawa sebuah harapan untuk Kay tetap bertahan hidup.

Nyatanya, semua harapan itu semua belaka. Lalu apa lagi yang Kay harapkan? Tak ada! Haruskah Kay mati? Sepertinya begitu, hidup pun akan terasa sia-sia baginya.

Lihat saja, tubuh ringkih dengan mata yang mulai meredup. Raga Kay seperti tak bernyawa lagi. Sudah seminggu ia hanya mengurung diri di apartemennya yang gelap. Meninggalkan semua aktifitas, termasuk pekerjaannya.

Kay hanya berdiam diri, merenungi nasib yang membuatnya sehancur ini. Dia bahkan lupa kapan terakhir ia makan, kapan terakhir ia mandi. Tubuhnya sudah menguarkan bau tak sedap. Rambutnya seperti gembel, wajahnya kumal. Nyaris tak tertolong.

"Kay!"

Bagaikan orang tuli, Kay selalu mengabaikan orang-orang yang datang ke apartemennya. Seakan patah hati benar-benar menghancurkan hidupnya.

"Kay, are you okay?" Kay tahu itu pasti Laras, teman kantornya. "Gue khawatir sama lo, apa lo udah makan?"

Laras mengembuskan napas kasar, menatap nanar pintu yang tertutup rapat. Hampir tiap hari ia datang, hanya untuk memastikan Kay makan dan masih bernapas. Tapi sepertinya wanita itu makan saat ingin saja. Terbukti dari makanan yang sering ia bawa, terkadang sama sekali tak tersentuh.

"Gue bawain lo makan? Seenggaknya lo makan. Cukup seminggu ini lo ngurung diri Kay. Jangan siksa diri lo seperti ini, bahkan orang yang lo harapin datang gak mungkin bakal datang. Waras Kay!" teriak Laras, nyaris putus asa.

Tak mendapati tanggapan dari dalam, akhirnya Laras menyerah. Ia meletakkan kantong keresek yang dibawanya, lalu membuang makanan kemarin yang sama sekali tak disentuh Kay.

"Gue pulang, makananya gue taruh di depan. Jangan pernah berpikiran macem-macem. Masih ada gue yang peduli sama lo. NGERTI!!"

Kay termenung, dia mendengar semua ucapan Laras. Benar, harusnya dia tidak seperti ini. Bahkan Aksa sama sekali tidak peduli dengan keadaanya. Mungkin bagi Aksa, ia mati atau hidup tak akan berpengaruh.

"Gue benci lo, Nadira!" Kay mencengkram selimut di sampingnya. Bayangan Nadira bersama Aksa terus berputar-putar di otaknya. "Gue bakal bales lo semua!"

Tekad Kay sudah bulat, dia beranjak dari kasur. Berjalan menuju pintu, hal pertama yang harus ia lakukan mengisi perutnya yang sudah dua hari tak diisi.

Setelah itu mulai menata ulang kehidupannya, meski kali ini bukan Aksa melainkan dendam yang jadi motivasi ia bertahan  hidup.

————

Bandara udara Hang Nadim, Batam. Kay menggeret kopernya menuju ruang kedatangan. Di sana sudah ada tim dari Bawah reserve yang menunggu kedatangannya.

Ya, Kay memutuskan mengasingkan diri ke pulau terpencil yang terletak di kepulauan Riau. Berbekal tabungan pernikahan, dia akan melepas penat serta beban hidupnya. Menikmati keindahan pulau Bawah yang terkenal.

Kay bersiap untuk menaiki privat seaplane / pesawat amfibi menuju pulau Bawah. Kay sudah tidak sabar, seharusnya ini jadi destinasi honeymoon bukan malah jadi tempat pelarian.

Dari atas sini Kay bisa menikmati pemandangan menakjubkan dari pulau kecil yang bertebaran di laut Natuna. Penerbangan yang memakan waktu hampir delapan puluh menit, akhirnya Kay tiba di pulau Bawah. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di atas permukaan laut.

Oh, My Boss ( Versi Lengkap Hanya Ada Di Dreame ButiranRinso)Where stories live. Discover now