"Tuh kan. Kai denger ya, semua orang itu bisa berubah. Mungkin kemaren kak yeonjun kepentok batu bata kali. Terus dia sadar dan tobat akhirnya." soobin.
"Fantasi lo astaghfirullah." kai.
Soobin hanya mengedikkan bahunya acuh.
"Pagiiii"
Kai dan soobin menoleh bersamaan ke arah seseorang yang baru saja mengapa mereka.
"K-kak yeonjun?" soobin.
"Boleh gabung ngga?" yeonjun.
"Boleh kok kak" soobin mengijinkam yeonjun untuk bergabung bersama mereka berdua.
"Thanks" yeonjun.
Yeonjun memilih duduk di samping soobin yang sedang asik berkutik dengan laptop kesayangannya.
"Ngapain sih? Pagi pagi dah sibuk." yeonjun makin mendekatkan dirinya ke soobin.
Soobin saking sibuknya dengan laptop sampai tidak sadar bahwa wajahnya begitu dekat dengan yeonjun. Soobin ngeblush.
"K-kak, j-jauh dikit bisa?" soobin gugup.
"Oh? Eh maaf, kakak ngga sengaja." yeonjun sedikit ngejauh.
"Ng-ngga apa kok kak." soobin kembali berkutik dengan laptopnya.
"Eh ada kai juga? Maaf gue baru nyadar." yeonjun.
"Kampank lo dajjal!" gerutu kai.
"Kasar beut heran hamba. Pantesan jomblo, lu galak sih." yeonjun.
"Wanjay, cok nyadar! Lo juga JOMBLOH!" kai melempar sendok ke kepala yeonjun.