Day 4

178 37 19
                                    

Kali ini mereka tidak memantau dari balkon, mereka memantau dari jendela kamar Jaemin yang berada paling ujung, dekat dengan balkon. Sudah sejak tadi mereka memantau, yang mereka dapati adalah rumah tersebut yang kian hari semakin menjadi transparan, seperti yang mereka lihat saat itu.

"Sekarang aku tau kenapa rumah itu pas siang-siang kadang suka gak keliatan jelas," perkataan Jeno mengundang perhatian dari kedua temannya.

"Kenapa?"

"Karena kalau misalnya emang bener rumah itu cuman hologram, gara-gara sinar matahari, hologram pasti membaur sama sinarnya, jadinya gak jelas gitu loh."

"Iyain aja deh, kalau nanya ntar makin ribet," ujar Haechan, mengundang tatapan datar dari yang lainnya.

"Mungkin kalau buat alasan rumah itu sehari jadi karena hologram itu masuk akal," ujar Jeno lagi.

"Tapi kemarin kata kamu ada tukangnya? Itu apaan dong sebenernya?" Tanya Jaemin ketika teringat ucapan Jeno saat itu.

"Oh iya, ya, kok lupa."

"Ih apaan coba tu rumah sebenernya? Orangnya juga, aku belum pernah liat yang Jaemin bilang," kata Haechan sambil masih sibuk memandangi rumah tersebut.

"Aku udah liat, waktu itu pas kamu kuliah siang, liat barengan Jaemin. Mukanya gak keliatan banget, tapi sorot matanya tajem banget kayak―"

"Cukup, Jeno. Kasihani ibumu yang namanya dibawa-bawa trus sama kamu," potong Jaemin dengan nada yang dibuat serius.

"Iya, iya," Jeno mendengus pelan, juga masih sibuk memandangi rumah tersebut, sampai matanya menangkap sesuatu.

"Liat! Itu Renjun!"

Seketika itu juga Haechan dan Jaemin ikut menengok dan ikut memerhatikan Renjun yang memang baru saja keluar dari pintu balkon rumahnya.

"Kita liat dia mau ngapain," tanpa disuruh, ucapan Haechan juga sudah dilakukan mereka.

Ketiganya terlihat fokus memerhatikan Renjun yang daritadi hanya berdiri di balkon rumahnya, namun yang lebih menarik perhatian adalah, Renjun sedang memandangi rumah mereka, membuat Jeno langsung menarik kedua temannya untuk mengintip lebih rendah agar tak terlihat oleh Renjun.

Baru saja Jaemin akan protes, pintu balkon didepan sana kembali terbuka dan munculah Yangyang―membuat Haechan langsung berseru karena baru pertama kali melihat sosok penghuni lain rumah tersebut. Keduanya nampak berbicara, sesekali mereka terlihat menengok kearah rumah tempat Jeno, Haechan dan Jaemin berada.

"Kok merinding sih? Mereka ngapain nengok kesini mulu coba?" Tanya Jaemin gemas.

"Mana itu kayaknya ngomongnya serius banget lagi, kayak rumah ini mau dibom aja sih―DEMI KUTANG BARU JENO! MEREKA NGELIAT KESINI!"

Jeno awalnya ingin menjitak Haechan karena berteriak tepat disamping telinganya, namun itu sudah tidak penting lagi ketika tatapan Renjun dan Yangyang sempurna mengarah kepada mereka bertiga.

"Mereka kok tau sih lagi diliatin.." Keluh Jaemin sambil memegang erat lengan Jeno disebelahnya.

"Liat senyumnya bege! Senyum ke siapa woi?! Miring gitu!" Haechan sudah tidak tahan ingin mengumpat daritadi.

"Bentar deh, kayaknya aku baru nyambung.." Jeno kembali berucap sambil matanya masih memandang kearah Renjun dan Yangyang―yang masih memerhatikan ketiganya.

"Apa, Jen?" Tanya Jaemin yang juga pandangannya tidak lepas dari kedua tetangga depan rumah tersebut.

"Soal tukang itu.. Bisa jadi mereka juga hologram, kan? Dan bisa jadi semua yang berhubungan sama rumah itu adalah hologram."

Tidak ada yang menyahut, sama-sama dilanda kebingungan dengan kejadian yang sama sekali tidak masuk akal ini. Renjun dan Yangyang diseberang sana masih memerhatikan mereka, sedangkan yang diperhatikan juga sama―mereka saling memerhatikan.

"Kamu kemarin liat tukangnya gimana? Sama kayak kemarin aku bilang pas liat Renjun gak?" Tanya Haechan setelah lama diam.

Jeno menghela napas. "Gak tau, kayaknya kemarin itu baik-baik aja deh, gak kayak gini.."

"Liat deh.. Rumahnya makin ngilang.." Tunjuk Jaemin yang daritadi sangat serius memerhatikan.

Jeno dan Haechan menengok, dan perkataan Jaemin memang benar. Bukan hanya rumahnya yang terlihat akan menghilang, namun itu juga terjadi pada sosok Renjun dan Yangyang disana.

"Mereka satu hologram, makanya mereka berdua juga mau ngilang gitu.."

"Glitch. Sekarang mereka kayak kena glitch," ujar Haechan cepat.

Rumah, Renjun dan Yangyang berkedip-kedip, kadang bahkan seperti tayangan rusak, bengkok dan tidak jelas. Ketiga pemuda lainnya serempak bergidik ketika melihat tubuh tetangga mereka itu seperti terbelah, tidak menyatu, kemudian tidak lama menyatu kembali dan terus-menerus berulang.

Mereka masih sibuk memerhatikan sebelum seruan Haechan mengalihkan perhatian ketiganya.

"Drone! Ada drone diatas sana!"













t̴̨̡̘̮͖̏͠h̷̜̻̺͕̦̾͝a̷̛̙̥̯̟̱̣̙̋̿̑͋̒̋͘t̷͔͍͓̭̙̂̌̆̆͗̊̓͂̋̕ ̵̨̘̹̙͉̞̘̰̝̀͠ͅh̶̪̗̟̪̭͍͎͈̗͂ͅó̷̢̜̤͚̞͕͔̖̌̀͊͋ų̶̨̢͇̮̱̩̜͖̃͋̄̇͐ͅs̶̛̟̐̔̋̽͌̿̏͐͜ẻ̶̢̛͍̠͕̩̥̯͍̓̈́̑̌̑͝͝

[ ; ] sepi bener, tapi mari kita gas terus biar selese:") satu chapter lagi sebelum epilog yayaya! gemes gaada yg baca tapi rajin update><

That House [NCT/WayV]✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt