Empat puluh empat

1.5K 153 8
                                    


Vote dulu sebelum baca.
Happy Reading



Jadi sekarang akan bagaimana lagi?
Jennie sudah tak bisa menampik Rasa cinta juga Rindu nya pada Lelaki yang kini tengah terlelap Di sampingnya.

Jennie memicingkan matanya, menatap Wajah Hanbin yang mungkin baginya terlihat seperti sebuah Mahakarya. Hidung yang tegas, bibir yang tebal dan berwarna merah muda. Seperti nya Tuhan benar benar sedang Bahagia saat menciptakan Hanbin.

Perlahan tangan kanan Jennie terulur, mengusak surai Hanbin pelan.

"Kim Hanbin. Laki laki bodoh dan brengsek"

Seperkian Detik Jennie mengukir senyumnya tipis. "Tapi gue lebih bodoh karena gak bisa ngelepas lo dari hati gue barang sedikitpun"

Jennie masih tetap memandangi wajah Tampan itu. Rasanya baru kaliini ia bisa memandangi Hanbin dalam keadaan dekat. Teringat Dulu bahagimana Hanbin begitu tak menyukainya.

Jangankan mengizinkannya untuk menyentuh, mengizinkannya untuk mencintainya pun Hanbin seperti masih Ragu.

Perlahan Jari jari Jennie meraba pelan serta menelisik setiap Inci pahatan Wajah Tampan Hanbin. Jennie benar benar Enggan untuk memalingkan pandangan nya ke Objek lain.

"Entah bakal seperti apa lagi jadinya sekarang, yang jelas gue bener bener belum bisa lupain lo Kim Hanbin" gumam Jennie pelan.

Wanita Kim itu pun perlahan menurunkan tangannya ke leher Polos Hanbin. Menatap wajah Hanbin semakin dalam. Kemudian perlahan Wajahnya mendekat, Mengikis jarak yang tercipta diantara mereka Hingga Akhirnya Hidung mungil Jennie hampir menyentuh Hidung tegas itu tiba tiba saja.......

Ceklek

Jennie terkesiap, menjauhkan wajahnya lalu menoleh ke arah Pintu kamarnya yang terbuka begitu saja.

Perasaan tadi kamarnya di kunci, atau memang tak terkunci? Ahhh sudahlah yang Jelas kini wajahnya sedang memerah menahan malu serta Amarah saat melihat Seonggok manusia yang berdiri di ambang pintu kamarnya dengan tampang tak berdosa.

"Dek, kamu udah gede ya" Ujar Mino masih betah memandangi Jennie diseberang sana.
Mino tampak menggeleng gelengkan Kepalanya tak percaya.

Kim Jennie yang polos, Pendek, imut dan Terkadang seperti Bayi, kini ternyata sudah dewasa. Bahkan ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Jennie akan Menc—-

Errrrrr apa apaan kamu ini Mino?!
Tentu saja Jennie sudah besar!
Pikiran yang bodoh!

Jennie menatap sengit ke arah Mino yang Sialnya masih berdiri di pintu dengan tatapan datar nya.

"Kak! Masuk tuh ngetuk dulu kek!" Desis Jennie tajam, memandang Mino dengan sedikit nyalang.

Mino lantas menggaruk tekuk nya yang entah mengapa mendadak terasa gatal, lalu kembali menatap Jennie yang bodohnya masih diam dalam posisi yang sama.

"Lain kali dikunci pintu nya dek kalau mau nganu, Masih mending kakak yang masuk. Coba kalau papa atau mama? Atau pak Park?"

Bugh

Jennie melempar Sebuah Bantal yang berhasil ditangkap Oleh Mino yang ada di ambang pintu sana. Jennie menatapnya sangat sengit.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang