Empat puluh enam

1.4K 144 2
                                    

Suara Alarm yang begitu memekikkan telinga membuat Jennie terpaksa bangun walau terasa sangat malas.

Wanita Kim itu mematikan benda berisik tersebut lalu kembali menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuknya.

Jennie mencoba membuka matanya perlahan. Mengerjap ngerjap untuk menetralkan cahaya yang masuk menembus retina nya.

Setelah sepenuhnya sadar, Wanita Kim itu mendadak menyunggingkan senyum.

Ada yang tau Alasannya?

Ya sudah jelas ia sedang mengingat kejadian semalam. Demi apapun itu terasa seperti mimpi dan entah lah waktu terasa begitu cepat. Buktinya kini ia sudah menemukan Pagi lagi.

Jennie menyibakkan selimut Bulu nya. Mengangkat tangan kanan dan menatap Cincin bermata satu itu dengan seksama. Seperkian detik Jennie tersenyum kembali. Ternyata Benar nyata, bukan Mimpi!

Lantas dengan semangat Jennie beranjak dari duduknya dan Bersiap pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Hariini ia akan kembali bekerja.

***

Seorang Lelaki bertubuh atletis itu tengah berdiri di hadapan cermin seraya mengancingkan kemeja nya.

Setelah selesai, lelaki itu beralih pada sebuah dasi lantas mengikatnya dengan Rapih.

Semalam Hanbin tidur dirumah utamanya.
Sang mama Sandara yang meminta, Pun juga ia semalam sangat malas untuk pulang ke Apartemen nya. Jadi lah ia berangkat kerja dari rumah kedua orangtua nya.

Setelah selesai bergelut dengan pakaian kerja nya, Hanbin bergegas keluar kamar, berjalan menuju ruangan makan.

Disana, ia sudah melihat sang papa yang tengah asik menyesap kopi nya juga Sang mama yang sibuk mengolesi Roti dengan selai.

"Selamat pagi" sapa Hanbin lantas menarik kursi dan menduduki nya.

"Pagi sayang. Mau sarapan Disini atau di bawa ke kantor aja?" Tanya sandara.

Hanbin menggeleng. " engga usah mah, Hanbin sarapan roti aja"

Sandara mengangguk pelan lantas menarik sehelai roti lalu mengolesinya dengan Selai strawberry kesukaan sang anak. Sedangkan Hanbin, lelaki itu sibuk menuangkan Air putih ke dalam gelas nya.

"Papa denger perusahaan kamu melesat tinggi" Celetuk Siwon sesaat setelah menyelesaikan kunyahan nya.

Meraih Roti yang disodorkan sang mama lalu menoleh ke sang papa dan mengangguk pelan.
"Iya, Hanbin juga gak nyangka bakal naik semelesat itu"

"Bagus dong, Tingkatkan lagi. Kamu bisa jadi pengusaha muda tersukses di korea ngalahin temen kamu yang namanya Suho itu"

Hanbin terkekeh. " papah kok tau Suho temen Hanbin?"

Siwon membusungkan dada nya. "Ya tau lah! Siapa lagi tuh si Kai? Itu papa kenal juga!"

Hanbin mengangguk acuh. " iyaa iyaaa dah Hanbin berangkat sekarang"

Beranjak dari duduknya lalu bergegas pergi menuju pintu utama rumahnya.
Hanbin berjalan menuju mobil nya yang terparkir di garasi. Memasuki nya lantas melaju meninggalkan Halaman rumahnya.

Sekitar dua puluh menit mobil Hanbin memasuki Area basement. Turun dari mobil lalu bergegas jalan memasuki area gedung kantornya.

"Pagi.." Sapa Hanbin sesekali saat tak sengaja berpapasan dengan karyawan-karyawan nya.
Pagi ini Hanbin begitu bersemangat, bahkan sedari datang tadi ia tak henti henti nya menyebarkan senyuman.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang