17. Penjelasan

20.2K 1.3K 50
                                    

Saat ini Aldiandra tengah berada di kafe dekat pemakaman. Tentu saja bersama Oma yang tengah memergokinya menangis. Serta Aldiandra yang masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Jadi! Bisa jelaskan semua ini" ucapnya sambil sesekali meminum teh hangat yang ia pesan.

Glub. Aldiandra menelan ludahnya secara kasar.

Ia tidak tau jika akhirnya akan seperti ini.

Ia berusaha untuk menatap manik mata sang Oma, tapi kenapa rasanya sangat susah. Entah gravitasi apa yang tetap menariknya untuk selalu menundukkan pandangannya.

"Tatap mata saya!!"otomatis Aldiandra langsung gelagapan sendiri.

Aldiandra mulai menegakan kepalanya "I-iya ini Oma saya sudah menatap mata Oma"

Sang Oma hanya bisa melengos malas ketika mendengar jawaban Aldiandra.

"Kenapa kamu bolos? Dan kenapa malah ke makam? Ohh iya saya tau kamu dikeluarkan yah?" sementara Aldiandra hanya mengangguk lemah.

"Siapa tadi yang kamu kunjungi di makam?"

"I-itu.... t-tapi Oma jangan marah yah. Yang berada di makam itu mamanya Khiara. Adek kecil saya" cicitnya pelan.

Oma yang awalnya sedikit terkejut mulai menormalkan wajahnya kembali. Ia yang berfikir bahwa Aldiandra adalah wanita jal*ng, seketika musnah.

"T-trus?" tanya Oma sedikit canggung.

'Kok kepo sih jadi orang'

"Oma mau saya cerita tentang hidup saya sama adek saya?"

"Iya saya mau tau"

Aldiandra mulai menyesap teh yang berada di depannya. "Jangan bosen ya Oma kalo mau cerita tentang hidup saya"

"Pertama tama maaf bila nanti kata kata saya ada yang menyinggung"

"Nama saya Aldiandra. Hanya Aldiandra karena dulu saya ditemukan di depan pintu Panti Asuhan. Bayak yang bilang kalo saya anak seorang lacur. Dan lihat Oma saya memang sudah jadi lacur kan. Hahaha"

"Saya punya adek namanya Rajuna Asbakara dan Khiara. Jun dulu sahabat saya waktu di Panti Asuhan. Sampai pada akhirnya saya hidup mandiri"

"Saat itu pula kabar bahwa Panti Asuhan yang saya tinggali dulu sekarang telah menjadi abu. Dan yang tersisa hanyalah Jun"

"Saya mulai mengadopsi Jun kala waktu itu. Meskipun saya belum cukup umur untuk melakukan itu, setidaknya saya mempunyai Ktp"

"Bulan demi bulan terus berlalu sampai saat insiden Mama Khiara datang"

Oma berfikir sebentar, ia takjub dengan perempuan yang berada di depannya ini. Ia bisa melewati begitu banyaknya tantangan ini. Sungguh menabjubkan.

"Waktu itu Jun saat pulang mengantar surat dan karena suntuk akan pelajaran saya jadi ikut untuk menemani Jun. Disaat jam 10 itu kami melihat wanita yang tengah hamil tua. Dan kami menolongnya"

"Karena waktu itu yang dekat hanya rumah sakitnya Oma jadi kami membawa Tante Rosa ke sana"

"OHH JADI KAMU PASIEN YA-

"Iya Oma itu saya yang buat keributan waktu itu maaf" potong Aldiandra cepat cepat.

Singkat cerita waktu itu, saat Aldiandra dan Jun membawa Tante Rosa ke Rumah Sakit mereka kerap membuat keributan.

Siapa yang tidak marah ketika seseorang yang hendak melahirkan ditolak mentah mentah oleh pihak Rumah Sakit dengan alasan kamar penuh.

Dan jadilah keributan itu, ditambah ke bar-baran Jun yang belum terkontrol.

"Lanjutkan!" titahnya yang mulai sedikit tenang.

"M-maf Oma, waktu itu kami juga menyicil waktu membayar keperluan biaya Rumah sakit"

"Pihak keluarganya mana? Kenapa harus kamu?" katanya dengan nada tidak sabaran.

"I-itu t-tapi saya mohon Oma untuk tidak membenci Ara jika saya mengatakan kebenarannya"

"Jadi?" Oma mulai menaikkan alisnya penasaran.

"Mama Khiara kerja di sebuah Bar"

Oma yang wajahnya serius seketika langsung berhenti berkedip. Ia sangat kaget.

"Maaf Oma"

"Baiklah. Ada satu pertanyaan saya yang harus kamu jawab. Dengan cara Apa kamu bertahan hidup kalau sekedar mengirim surat memang bisa menghidupi tiga orang sekaligus? Apakah kamu menjual dirimu sendiri?"

Mata Aldiandra mulai melotot kaget "Astaga!! Tentu tidak Oma. Jun bekerja di dua tempat sekaligus, ia bekerja sebagai kurir maupun ojek. Sedangkan saya, dulu saya pernah menjual barang barang online juga"

"J-jadi kamu selama ini hidup menderita?" Oma mulai menggeleng gelengkan kepalanya tidak percaya.

"Iya Oma seperti itulah hidup saya memang"

Greepp

Tanpa aba aba tangan Oma yang tadinya digunakan untuk memegang cangkir kini berda dipunggung Aldiandra.

Ia memeluk Aldiandra dengan penuh kasih sayang. Ia menyesal telah mengeluh kepada Tuhan yang memberinya menantu pertama seorang jal*ang.

"Fakta yang ternyata saya selidiki itu tidak benar, maafkan saya karena menuduhmu jal*ang"

"I-itu t-tidak apa apa"

"Saya bahkan mengira jika Jun suami kamu dan Khiara anak kamu!" Oma mulai mengandurkan pelukannya.

Aldiandra tertawa canggung "Hahaha b-bagaimana bisa Oma. Oma ada ada saja"

Tetapi saat mengetahui fakta yang sebenarnya, ia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah mempertemukannya dengan seseorang sekuat Aldiandra.

"Untuk semua hutang kamu di Rumah Sakit saya lunasi semuanya" ucapnya lantang tapi masih dengan posisi memeluk Aldiandra.

~~~

Aldiandra tengah menatap ke depan pintu rumah. Ia sangat takut saat akan masuk, tapi ia harus masuk karena sebentar lagi sore.

Kriiett

"Naa udah pulang Naa"

Grepp

Alvaro memeluk Aldiandra yang diam membeku.

Alvaro segera melepaskan pelulannya dan melemparkan tatapan nyalang ke Aldiandra.

"Gak ada yang luka kan? Lo gak bunuh diri lagi kan? Lo kemana aja tadi? Kenapa baru pulang? Tadi pulang lo dianter siapa?"

Sementara Aldiandra sekarang ia tersenyum lembut seakan bahwa ia menunjukan bahwa ia tidak apa apa.

Greeepp

Aldiandra yang memeluk duluan kali ini.

"Ngapain dilepas" ucapnya pelan dan langsung menyembunyikan wajahnya diceruk leher Alvaro.

Alvaro hanya membeku di tempat. Ia sangat bahagia sekarang, karena pada akhirnya perempuan yang ia cintai kini memeluknya.

Sekarang mereka sudah masuk ke rumah. Disana terlihat wajah  seorang yang tengah khawatir dengan dirinya.

"Kakak ngak papa kan? Ada yang luka? Kakak ngak bunuh diri lagi kan?"

"An kamu itu sini sama Mama. Mama minta maaf karena udah buat ka-

"Mama ngak salah kok hehe, memang yang salah aku. Sini sini pelukan semua"

Sampai pada akhirnya mereka semua termasuk sibayi juga berpelukan layaknya teletubbies.

"Uaaa au etek muaaa" teriak Khiara lantang.





Rencananya updatenya bakalan cepet. Mau ngak?

Salam author

Bye bye

WHY ME! [END]Where stories live. Discover now