⭕Tankayu Rio⭕

255 40 0
                                    

  Bola mata gue rasanya mau keluar, ketika membolak-balikkan kertas ulangan. Hampir semuanya tidak dapat gue jawab, apaan coba? Di suruh nyari angka tapi soalnya pakai huruf.

  "Lima menit lagi!"

  Bapak-Bapak berambut Avatar ini ngegas melulu dah, nggak tau apa, muridnya kesusahan.

  "Dua menit lagi!"

  Gila deh! Cepat banget ngitungnya. Perasaan baru tadi ngomong lima menit, tau-taunya udah nyampe dua menit. Mandra di film Dul be like : Perhitungan amat!

  "Dalam hitungan ke sepuluh harus di kumpul segera! Satu, dua, tiga--"

  Pak Topan guru kesayangan gue dari belakang tapinya, berteriak sekuat tenaga beliau.

  "Delapan, sembilan, se-pu-luh!"

  Baiklah, naluri gue mengatakan asal saja jawabnya, yang penting jujur nomor satu.

  "KUMPUL!"

  Teriakan bagaikan petir itu membuat kuping gue bisa budek, semisal lama-lama seruangan sama Pak Topan, yang ada KO gue. Btw, istri Pak Topan kuat juga, ya, serumah sama si pemilik suara petir. Buktinya, udah punya lima belas anak, wow amazing.

  Kini ku tau, bila cinta tak~~
Ah shit! Pake nyanyi segala lagi! Haduh Zeze!

  Kini, Pak Topan telah ada di samping meja gue, lalu mengambil kertas ulangan yang gue balik. Sebenarnya, ya, percuma aja di balik, toh, nyatanya nggak ada yang mau nyontek.

  "Ze!"

  Nah, gue tau nih, pasti gue bakal di semprot Pak Topan sama kata-katanya yang pedas itu. Si Bapak mengangguk anggukan kepala, lalu beliau melepaskan kaca matanya. Lagian salah sendiri coba, udah tau kaca sebelahnya sudah nggak ada, masih aja di pakai, mentang-mentang itu harga kaca mata mahal. Kalau kata netizen mah, PANSOS!

  "Iya, Pak, ada apa?"

  Basa-basi dulu, ya 'kan? Padahal, gue tau kok, pasti bapak berambut Avatar ini nanyain jawaban ulangan gue yang bisa dikatakan aneh.

  "Maksudnya, ini, apa?" Kertas ulangan tadi Pak Topan tempelkan di jidat gue. Seperti menaruh jimat.

  "Jawaban, Pak," balas gue, seenteng meniup rautan bekas pensil.

  "MAKSUD JAWABAN KAMU INI, APA?! KENAPA SEMUA JAWABANNYA JAWABLAH DENGAN BENAR?!"

  'Pletak!

  Penggaris kayu yang biasa buat nemplok di papan tulis sekarang beralih profesi ke tangan gue. Akibatnya, gue langsung mengibas- ngibaskan tangan gue. Perih juga ternyata.

  "JAWAB!"

  Perlu kalian ketahui, pandangan mereka yang ada di kelas ini pada liatin gue bro, kek artis aja deh, gue.

  'Brak!

  Penggaris itu melayang di meja gue. Untung, nggak kena kepala, beruntungnya lagi, di depan gue duduk ada si Untung.

  "KENAPA SENYUM-SENYUM SENDIRI?!"

  HA HA HA

  Beh parah benar, enak aja mereka pada ngetawain gue. Tuh, Reval juga, lagi ketawa pura-pura nutupin mulut segala lagi, biasanya, kalau bersama gue ketawanya itu seperti peledak. Mulutnya aja kalau ketawa, lebarnya itu bisa di masukkin galon air. Sok cool amat jadi orang, di rumah kayak gembel.

  "Maaf nih, ya, Pak, bukannya saya lancang. Tapi 'kan di situ tulisannya Jawab dengan benar." Tunjuk gue, ke arah tulisan yang terletak di atas nama dan kelas.

Diary Remaja [End]✓Where stories live. Discover now