𝟎𝟓

4.7K 778 317
                                    

Taehyun menggerutu sepanjang perjalanan menuju rumah sakit tempat Beomgyu bekerja. Oh ayolah, dia hanya ingin merenung di rumah Beomgyu dan memikirkan bagaimana cara mati.

"Disana pasti membosankan!" Taehyun berujar kesal pada Beomgyu yang tengah memandang pengemis di pinggir jalan.

"Kau lihat Taehyun? Mereka bahkan berusaha mati matian untuk hidup." Beomgyu berucap sembari menunjuk pengemis itu.

Taehyun menaikkan sebelah alisnya. "Lalu? Apa tujuanmu memberitahu hal random begitu padaku?" tanyanya.

Beomgyu mengendikkan bahu. "Kau pikir sendiri. Disaat orang lain di luar sana berusaha untuk terus menghirup oksigen. Ada saja orang-orang yang ingin diam di dalam peti secepatnya," ucap Beomgyu.

Taehyun memandang Beomgyu acuh dan mengalihkan pandangannya ke arah kucing mati di depan sebuah ruko.

Taehyun menepuk paha Beomgyu dan menunjuk kucing itu. "Lihat hyung. Penderitaan yang dialami kucing itu sudah berakhir. Betapa damainya tidur selamanya," ucap Taehyun dengan senyum.

Beomgyu menghela nafas lelah, sepertinya kejiwaan Taehyun benar-benar terganggu.

"Beberapa saat lagi kita sampai di rumah sakit. Kalau aku sedang tidak ada pasien, aku akan memeriksa dirimu," ucap Beomgyu dan kembali menggerakkan stir mobil itu.

"Ah ya, aku juga mempunyai pasien seorang lelaki baik. Dia mengalami insomnia akut dan belum pernah tidur selama 2 bulan," ucap Beomgyu membuat Taehyun terkejut.

"Mwo? 2 bulan?! Jadi dia tidak merasakan enaknya tidur dan mendapatkan mimpi indah yang jauh lebih indah dari kenyataan?!" tanya Taehyun bercabang.

Beomgyu mengangguk. "Sudah 2 bulan dia konsul denganku. Kami sudah seperti teman,"

Taehyun mengangguk polos. "Apakah dia tampan?" tanyanya tiba-tiba.

Beomgyu tergelak. "Apakah semua submissive atau perempuan menanyakan itu?" tanya Beomgyu.

Taehyun mengendikkan bahu. "Itu hanya pertanyaan refleks," sahutnya.

Beomgyu mengangguk. "Kalaupun tampan, kau mau apa?" tanya Beomgyu.

Taehyun terkikik kecil. "Hm... mungkin menjadi suami—ah maksudku babu hahahah," jawabnya dengan tawa.

Beomgyu menggeleng dengan senyum, ah dia berhasil lagi membuat Taehyun tertawa.

Ya walaupun sedikit kesal karena adik tirinya itu ingin menjadikan pasiennya suami.

Ya, pasiennya itu memang lumayan tampan, dan jangan lupakan tingginya yang menjulang dengan bahu lebar serta sifatnya yang ramah.

Jangan sampai adiknya naksir. Iya, jangan pernah.

"Sampai!" Beomgyu memekik dan segera membelokan kemudi ke arah tempat parkir.

Taehyun memandang keluar tanpa berkedip, ada banyak orang-orang dengan kursi roda dan ada juga yang menangis tersedu.

Beomgyu mengajak Taehyun keluar setelah memarkirkan mobilnya.

"Lihat tempat ini, tempat yang paling orang benci. Siapa juga yang mau ke rumah sakit?" ujar Beomgyu.

Taehyun tak menghiraukan Beomgyu dan tetap memandangi setiap orang yang ia lewati di sepanjang jalan menuju ruangan Beomgyu.

Mulai dari tunanetra yang tertawa dengan khas bersama dengan orang yang disampingnya. Ah—itu pasti suaminya.

Sampai di dekat ruang bidan. Taehyun melihat beberapa ibu yang mengelus perutnya penuh dengan kasih sayang.

I Want To Die ✓Where stories live. Discover now