Our Last Place

14 3 0
                                    


Jika mengingatnya lagi, rasanya aku ingin muntah sekarang. Kenzo berjalan melewati jalan yang ditumbuhi tumbuhan - tumbuhan kecil yang membuatnya sedikit kesulitan. Dibekali pisau kecil di tangannya, kini Ia telah siap untuk makan malam.
“Kak Kenzo?” tanya Mouni heran.
Kenzo duduk disamping Mouni sembari menyandarkan punggungnya. “Apa kau tidak lapar?” tanyanya.
Mouni menggeleng. “Tidak.”
“Apa Kakak tahu?”
“Hari ini, Mouni berhasil merebut kembali boneka milik Mouni.” Menunjukkan boneka miliknya sembari tersenyum lebar.
“Menurutmu, seberapa penting boneka itu dalam hidupmu?” tanya Kenzo serius.
“Hmm ... entahlah!”
“Mungkin ... sangat penting.” Memeluk bonekanya erat.
“Srek...”
“Srek...”
Kenzo mengiris pelan telapak tangannya.
“Plak!” Mouni menepis pisau cepat.
“Aargh!” Kenzo meringis kesakitan.
“Apa yang kau lakukan!?” bentak kenzo.
Mouni tertunduk sesal. ”Ma-maaf Kak, a-aku hanya takut.”
Kenzo meraih kedua bahu Mouni. ”Apa kau ingin mati sekarang?”
“Hah!?” Mouni terkejut.
Kenzo menatap sinis Mouni. “Selamat tinggal Adik tiri.”
“A-aku Mouni!”
“Adik kandung Kakak!” teriak Mouni.
Kenzo tersenyum miring. “ Sudah terlambat Adik kecil.”
“Jleb!” Kenzo mendaratkan pisaunya tepat ke perut Mouni.
Seluruh tubuh Mouni bergetar. ”Hiks ... Hiks...”
Mouni menangis. “Kakak ja-“
“BRUK!” Mouni tergeletak lemas akibat kehilangan banyak darah.
TIK...
TIK...
TIK...
Suara detik-detik bom telah aktif.
“Grep!” Kenzo memeluk boneka milik Mouni.
Kenzo terduduk lemas. ”Sampai ketemu, Mouni.”
TIK...
TIK...
DORR!!!
Bom yang tertanam di dalam tubuh sang boneka telah menghancurkan kedua tubuh kakak beradik tersebut.
Flashback on
Keheningan malam di hiasi suara damai angin sepoi-sepoi mengiringi perjalanan Kenzo; anak yang malang.
“Srek...”
“Srek...”
Kenzo berjalan sembari menyeret sebuah karung yang terlumuri oleh darah seseorang.
“Ck!” dengus kenzo kesal.
Berjalan diiringi dengan hembusan angin malam yang dingin membuat poni rambut Kenzo menutupi jalan penglihatannya.
“Bruk!” Kenzo melempar kasar karung tersebut.
Kenzo tersenyum licik. “Kalau pun kau hidup, aku juga akan terus mengintaimu,” ucapnya.
Skriit...
Sebuah mobil mendadak berhenti di hadapan Kenzo.
Drap...
Drap...
Langkah kaki seseorang yang rupanya tidak asing lagi di telinga kenzo.
“Halo,Nak!” Seorang pria bertubuh kekar menyapa Kenzo.
“...” Tidak ada jawaban dari Kenzo.
Walau pun lisannya tidak berbicara,Kenzo tetap bisa berbicara melalui batinnya.
“Dasar, pria keji!” batin Kenzo kesal.
“Nak...” Menghampiri Kenzo.
Membawa seorang anak perempuan maju ke hadapan Kenzo. “Akan kuserahkan anak ini kepadamu,” ucapnya serius.
“Jikalau dia menyusahkanmu.” Mendekatkan wajah.
“Bunuh saja dia,” bisiknya di telinga Kenzo.
Melebarkan kelopak mata. “Apa!?” batin Kenzo terkejut akan ucapan Pamannya itu.
“Puk...”
“Puk...”
Menepuk pundak Kenzo sekilas.
Selama 5 menit, Kenzo dengan anak perempuan itu hanya berdiam diri di tempat masing².
“Hmm ...” Kenzo menggaruk lehernya.
“Ikutlah denganku,” ucapnya dingin.
Anak perempuan itu hanya mengikuti kata-kata “Kakak tirinya” itu.
Flashback off
Selama Kenzo mengurus anak perempuan itu, Ia hanya bisa mendengus kesal.
Semenjak Kenzo bertemu pertama kali dengan gadis itu, Kenzo telah menyimpan dendam padanya.
Sebenarnya, Kenzo adalah anak yang baik, tetapi akibat asuhan pamannya Ia menjadi anak berhati keji.
Selama 3 bulan gadis itu bersamanya, si gadis hanya mendapat perlakuan dingin Kenzo.
Menjelang 3 bulan, Kenzo memiliki ambisi untuk membunuh Adik tirinya itu.
Yaitu,dengan menanam sebuah bom di dalam boneka Mouni.
Di hari terakhir,
Kedua kakak-beradik itu pun hancur berkeping-keping di tempat yang sama.

S to BWhere stories live. Discover now