Pelampiasan rasa sakit

2 2 0
                                    

"Matahari terbit pun kupandangi sampai diriku ini lelah akan waktu yang terus berputar."

_________

"Siapa itu!?" tanya Michaella yang sedari tadi bergemetaran di sudut ruangan.
Suasana yang sangat mencekam ditambah suara petir mengiringi ketakutan yang dirasakan Michaella.
Bayangan hitam tanpa ada kaki yang menyentuh lantai mewah istana milik Tuan muda.
"Shhht ... shht...."
Bayangan itu mengeluarkan suara decitan yang berirama halus di telinga Michaella.
"Semakin kau mendekat, semakin besar kesempatanmu untuk menang!" kata seseorang yang lebih dulu lahir daripada Tuan muda.
.
.
.
"Arrrghh!!" teriak Michaella melihat bayangan hitam dengan kekuatan besar melesat cepat menuju dirinya.
Waktu berlalu sangat cepat, hingga Michaella tidak menyadari bahwa bayangan hitam itu telah berada di hadapannya.
Sangat dekat, benar-benar dekat.
"A-apa maksud dari semua ini?" tanya Michaella sembari meraup hampir semua bagian tubuhnya.
"Aku bisa mendengarmu, gadis kecil...." ucap seseorang dengan suara lirih khasnya.
.
Flashback on
.
Perayaan besar-besaran digelar di hadapan Tuan muda, yang dihadiri orang-orang penting dari seluruh penjuru dunia.
Tarian dimana-mana, makanan lezat, minuman mewah, semua disajikan dalam satu rangkaian pesta meriah.
Tetapi, ada yang kurang.
Istri Tuan muda dimana??
.
"Hei! kemarilah!" panggil Tuan muda kepada anak kecil yang menari dihadapannya.
Drap...

Drap...

Drap...

Larian kecil mendatangi zona kemewahan pribadi sang pemimpin pesta tersebut.
"Ada apa, Tuan?" tanya seorang anak kecil menunduk.
"Tak apa, saya hanya ingin kamu dan seluruh anak-anak lainnya mendatangi gadis cantik dalam ruang paling mewah di sudut rumah." ucap Tuan muda sembari mendongak melihat langit-langit pesta yang begitu bergemerlap.
"Baik, apakah gadis itu sudah makan?" tanyanya polos.
.
"..."
"Kenapa anak ini melontarkan pertanyaan yang sama sekali tak ingin kudengar?" batin Tuan muda memutar bola mata malas.
.
.
"Kau mau permen, kan?"
"Kalau kau mengangguk, artinya kau menyetujuinya."
"Tetapi, kalau kau diam mematung disini, kau akan kusuruh memakan makanan yang ada disana." ucapnya sembari menunjuk kearah dan diikuti lirikan mata si anak tersebut.
.
"Kau paham?" tanya Tuan muda wajah datar yang sangat mengerikan.
Melihat pemandangan pesta di latar belakangi tragedi mengerikan, membuat anak kecil tersebut langsung pergi dan menuruti perintah Tuan muda.
.
.
.
"Hai!" sapa anak tersebut kepada segerombol anak kecil yang seumuran dengannya.

Mendatangi. "Ada apa??" tanya salah satu anak. "apa kau akan mengantar kami menuju surga permen?" tanyanya sembari menyeruput minuman favoritnya.

Menggeleng. "Tidak, aku akan mengajak kalian menuju kamar paling mewah di istana ini," ucapnya meyakinkan.

"Benarkah? jadi, kita akan menikmati kemewahannya, bukan?" ucap antusias salah satu anak.

"Hmm ... entahlah, aku juga tidak yakin akan itu," cetus anak kecil utusan sang Tuan muda.
"Mungkin ... kita semua akan mendapat jebakan manis!" seru salah satu anak bertubuh gempal, dan berhasil mendapat seluruh perhatian.
.
Seluruh anak-anak spontan menoleh kepadanya setelah mendengar seruannya tadi. "Apa!? jebakan manis??" mengerutkan dahi.

"Ahh? m-maksudku, p-permen!"
"Iya, permen!" jawabnya dengan suara gagap.
"Ayo! kita pergi! aku sudah tidak sabar akan permen manis yang menunggu disana," ucapnya sembari meninggalkan teman-teman sebayanya.
.
.
.
.
Anak-anak berwajah manis nan cantik mendatangi ruangan tanpa pengawal tersebut.
Skriit...
Pintu besar nan mewah terbuka seketika segerombol anak kecil mendatangi istri sang Tuan.
.
.
Melihat seorang gadis terikat oleh tali yang sangat ketat, anak kecil itu pun seketika meneguk air liur bergemetar.
Glek!
.
"Hei ... apa kalian tidak canggung?" bisiknya.
"Diamlah!" bisik sang anak utusan.
.
.
Dek!
Michaella menatap sinis para anak perempuan tersebut.
Dalam sekejap semuanya berantakan, makanan tumpah ke lantai, gelas minuman pecah akibat rasa takut plus kaget.
.
Michaella menatap jendela yang terbuka lebar tanpa siapa pun yang menatapnya kembali pada malam hari.
Kenapa hanya di malam hari?
Karena hanya di malam harilah, semuanya berjalan menurut perintah sang Tuan.
.
.
Kruuk...
Kruuk...
Rengekan perut sang gadis malang.
.
Semuanya sempat terhenti sekejap akibat suara rengekan tersebut.
Para anak perempuan itu spontan memundurkan tubuhnya selama 2 detik, dimana Michaella menatap sinis sembari mengeluarkan tetesan darah dari mulut mungilnya.
.
"Pergi!" teriak Michaella menyuruh para anak perempuan pergi dari ruangan pribadinya.
Para anak-anak mematung. "Ta-tapi, Tuan muda menyuruh kami," ucap spontan salah satu anak, membuat seluruh anak kecil disana memasang ekspresi seperti anak kecil yang bingung akan ucapan orang tuanya.
"A-apa? jadi, kita kesini tidak untuk menikmati permen?" tanya si anak bertubuh gempal.
"A-aku! bilang pergi!!!" teriak Michaella yang menggoyahkan kursi tempatnya diikat.
"Aku bilang pergi ... aku ingin mati saja disini ... hiks...." ucap lirihnya meneteskan air mata.
"Aku tidak ada gunanya!"
"Hanya rasa takut yang aku rasakan...."
"Tanpa ada rasa cinta disinii!!!" teriaknya spontan yang membuat air terjun darah.
Semburan darah keluar spontan bersama teriakan Michaella, yang membuat hampir seluruh lantai mewah menjadi tempat pelampiasan atas semua rasa sakit yang dirasakan Michaella.
"Huuh...." Hembusan nafas terakhir Michaella.
.
.
.
_____________________
"Sayangilah seseorang yang dekat dengan kau saat ini, bisa jadi orang itu memendam rasa sakit yang kau tidak tahu."
"Sayangilah dan cintailah, sebelum Ia meninggalkanmu suatu saat nanti."

S to BWhere stories live. Discover now