0.6

25.4K 7.1K 4.3K
                                    

Pagi ini, Yeonjun bersiap untuk kuliah. Kai dirawat di rumah sakit, jadi dia berangkat kuliah sendiri :(

Niatnya ingin berangkat bersama Beomgyu, tapi dia urungkan niatnya. Nanti di sepanjang jalan yang ada mereka bertengkar terus sampai mulut berbusa.

Pas dilihat dari luar saja, rumahnya Beomgyu sudah tertutup rapat. Itu tandanya si pemilik rumah sudah berangkat.

Loh, bukannya itu rumahnya Jungkook? Iya, tapi ayahnya Jungkook memberikan rumah itu untuk Beomgyu, kan Beomgyu masih anaknya walaupun anak angkat.

"Sendiri lagi, miris banget hidup gue," gumam Yeonjun meratapi nasib.

Hari ini, dia berniat berjalan kaki ke kampusnya, sekalian olahraga. Tapi saat melewati rumah si kembar, ada mobil terparkir rapi di depan halaman.

Yeonjun mengernyit, tumben-tumbenan mereka menerima tamu sepagi ini. Ah, apa tamunya itu temannya Sanha?

Wah, harus diselidiki nih.

"Ngapain lo ngeliatin mobil temen gue? Mau lo curi ya?!" Seru Sanha menuduh dari teras rumahnya.

Yeonjun terlonjak kaget. "Mana ada, ngapain gue curi mobil orang kalau gue bisa beli sendiri."

"Cih, sombong amat. Ngakunya orang kaya tapi meja belom lunas."

Sial, Yeonjun tertohok bung.

"Lo ngapain kesini? Mau berangkat bareng Soobin?" Tanya Sanha. "Dia berangkat bareng Beomgyu, gak tau dah ada angin apa mereka tiba-tiba akur."

"Serius?" Yeonjun menyipitkan matanya curiga. "Terus lo kok gak kuliah?"

Sanha senyum lebar. "Gue kuliah siang dan kebetulan temen lama gue dateng. Lo tau, dia pindahan dari Daegu ke kampus kita! Mau kenalan, gak?"

"Gak deh, gue buru-buru. Takut tel-"

"Eh, tetangganya Sanha, ya?"

Tiba-tiba, seorang pria bertubuh tinggi sekitar 180 cm-an keluar dari dalam. Dia tersenyum melihat kedatangan Yeonjun, tapi Yeonjun tidak membalas senyumannya.

Dia curiga.

"Dia punya usaha sendiri loh, tapi masih kuliah. Keren kan temen gue," kata Sanha membanggakan temannya. "Kenalan gih, biar temen lo tambah banyak. Kasian gue liat lo gak punya temen lain disini."

"Maaf San, gue buru-buru," kata Yeonjun datar, lalu berbalik badan untuk pergi.

"Eh nanti dulu!" Sanha menghadang Yeonjun. "Dia bakal sering main kesini, kenalan dulu dong biar akrab, jangan kayak Soobin yang langsung pergi pas dia dateng."

Yeonjun berdecak, ayo sabar. Jangan sampai dia marah, masih pagi, ayo sabar.

"Ck, iya deh. Gue Yeonjun, Choi Yeonjun," decak Yeonjun malas sambil memperkenalkan dirinya.

Temannya Sanha tersenyum lebar, sangat lebar sampai membuat Yeonjun merinding melihatnya.

"Gue Bomin, Choi Bomin. Kayaknya, kita bakal sering ketemu deh, hehe."


































































Seseorang menjadi pusat perhatian begitu ia masuk ke area kampus. Bagaimana tidak, pakaiannya tertutup. Dia mengenakan topi yang menutupi mata dan masker, selain itu dia berjalan sambil menunduk.

Orang-orang pikir dia itu artis, soalnya selain tertutup, rambutnya juga dicat. Belum lagi pakaiannya yang serba hitam dari atas sampai bawah.

Dia sadar kalau dia menjadi pusat perhatian, tapi dia tak mendongak.

Soobin dan Beomgyu yang kebetulan melihatnya otomatis berhenti melangkah. Mendadak pikiran buruk berdatangan dan membuat mereka berpikir yang iya iya.

"Kak Bin, orang itu agak mencurigakan gak, sih?" Bisik Beomgyu memulai gosipnya.

"Iya..."

"Mau samperin, gak?"

"Gak usah, nanti kalau zonk gimana?"

"Ayo samperin, Kak Bin. Huweee, ayoooo," rengek Beomgyu keras sambil melingkarkan tangannya di lengan Soobin.

Suaranya yang keras itu membuat Soobin kaget. Dia mengumpat, Beomgyu bisa memancing perhatian orang lain.

"Ck, iya! Puas lo?!"

Beomgyu tersenyum ceria. "Yes! Gitu dong dari tadi, ayo kita ikutin dia!"




























































Disinilah mereka, di depan pintu toilet. Mereka berdua mengikuti orang itu, ternyata dia mau ke toilet. Hmm, mereka ingin masuk tapi kan tidak sopan.

"Kak Bin, masuk yok. Dari tadi gue gak denger suara air, cuma senandung doang," ajak Beomgyu.

"Ck, gak mau ah! Nanti gue dituduh yang aneh-aneh gimana?!"

"Gak bakal elah, nanti gue berani tanggung jawab deh kalau misalnya terjadi apa-apa."

Soobin menyipitkan matanya, kenapa ucapan Beomgyu terdengar meragukan? Soalnya Beomgyu kan sering bercanda, kalau dalam mode serius jadi aneh.

Iya aneh, kayak Kai yang suka makan mie kuah dicampur oreo strawberry.

"Ya udah, ayo masuk."

Beomgyu jingkrak-jingkrak kesenengan, lalu masuk ke dalam toilet diikuti Soobin.

Rupanya, orang tadi sedang bermain ponsel di depan cermin sambil bersandar di wastafel. Menyadari kehadiran keduanya, dia mengernyitkan kening.

"Hai, murid pindahan, ya? Boleh kenalan?" Sapa Beomgyu sok basa-basi. "Gue Beomgyu, lo siapa?"

Orang itu menatapnya aneh, jelas lah. Orang asing tiba-tiba mengajaknya berkenalan, mana temannya yang satu lagi menatapnya seperti maling.

"Sombong banget, tapi gak apa-apa deh." Beomgyu cemberut. "Dari sikap lo gue langsung tau lo itu orang yang ansos."

Soobin melotot mendengarnya. "Gyu, jaga omongan lo."

"Penampilan sok terutup begini, mau jadi famous lo disini? Ckck, ada-ada aja. Sorry to say, lo gak bisa menyaingi kepopuleran Kak Yeonjun."

"Beomgyu, lo udah kelewatan!"

"Kenapa diem? Mau sok misterius? Ohh, jangan-jangan lo orang jahat?"

"DIAM!"

Bentakkan pria di depannya langsung membuat Beomgyu terdiam. Bentakkannya cukup keras dan menggelegar, mungkin bisa didengar dari luar.

"Jaga bicara lo, lo siapa berani bicara begitu, huh? Lo punya mulut dipake yang bener!" Lanjut orang itu geram.

Tapi Beomgyu, dia malah tersenyum miring. Berani juga dia, begitu pikirnya.

"Ngomong yang jelas dong, masker dan topi lo menganggu." Beomgyu menyeringai.

Orang itu menggeram tertahan, matanya menatap tajam Beomgyu yang memancing emosinya.

"Ayo buka dong, apa jangan-jangan lo beneran penjahat, makanya gak mau copot masker dan topi?" Pancing Beomgyu.

Tak ingin Beomgyu berbicara lagi, dia langsung melepas topinya, menunjukkan rambut merahnya. Setelah itu, dia membuka maskernya, menunjukkan wajahnya dengan luka di pipinya. Tunggu sebentar, wajah itu...

"Ta-Taehyun?!"








































"Kalian... kok tau nama gue?"

The Phone 3 | TXT ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz