1.4

23.7K 6.7K 4.5K
                                    

"Kak Hoseok."

"Loh Jim, tumben kesini. Ada perlu apa?"

"Boleh minta tolong? Gue butuh bantuan lo."

"Bantuan apa?"

Jimin menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mereka.

"Gue ada rencana bagus, tentang anak-anak itu. Lo sama Kak Namjoon bisa bantu, kan?"

Hoseok terkejut, dia langsung menggeleng tanda tak mau. "Gue tau apa maksud lo, tapi kita gak bisa bantu, maaf."

"Loh, kenapa?!"

"Gimana ya, gue sibuk ngurusin pasien, gue lagi gak ada waktu buat ngelakuin hal lain. Kalau Namjoon, dia mau ke luar negeri karena ada pertemuan penting sesama pemilik rumah sakit."

"Padahal lo kan udah janji..."

"Gue tau dan gue inget, tapi maaf banget Jim, gue gak bisa, begitu juga Namjoon."

"Ya udah deh," kata Jimin lesu. "Pada akhirnya, cuma gue yang bakal jalanin rencana Seulgi dan bantu dia."

"Semoga berhasil."

Jimin tersenyum. "Makasih, tapi gue harap lo sama Kak Namjoon ada di kubu kita, bukan di kubu mereka."




























































"KAK BIN ANJING, KENAPA KEPALA GUE DIJEDOTIN KE TEMBOK HAH?!"

"Gak apa-apa, iseng doang."

Beomgyu menganga tak percaya. "I-iseng? ISENG LO BILANG? WAH, KEPALA GUE ITU MAHAL TAU, KALAU KENAPA-NAPA LO MAU GANTI RUGI?"

"Kak Soobin ngelakuin itu supaya otak lo gak kebalik lagi, katanya otak lo kebalik," celetuk Kai, lalu melakukan tos dengan Soobin.

"APA-APAAN, KALAU KEPALA GUE TERBUAT DARI KARET SIH GAK APA-APA. TA-TAPI INI KAN DARI... dari apa ya? Tunggu bentar, gue mau mikir dulu."

"Aduh, kita ini mau bahas clue, bukan adu mulut!" Bentak Yeonjun marah, untungnya tidak sampai memukul meja.

"SALAHIN TUH MAKHLUK BAMBU ITU, NANTI KEMBARAN GUE DATENG LAGI LANGSUNG DIBUNUH LO."

Yeonjun menjentikkan jarinya. "Nah, gue ada pertanyaan buat lo."

"Berasa artis ah ditanya-tanya, gak sekalian minta tanda tangan?"

"Bodo amat, gue mau tanya, kenapa lo bisa kerasukan kembaran lo? Jimat yang gue kasih lo kemanain?"

Beomgyu yang awalnya marah-marah itu langsung cengar-cengir dengan wajah tanpa dosa.

"Gue buang, hehehe."

"Kok dibuang sih?! Itu bikinnya susah woi, gue rela gak tidur tujuh hari tujuh malam demi jimat itu!"

"Serius?"

"Ya enggak lah."

"Ck, masalah kapan selesai kalau begini caranya," cibir Soobin sambil memijat pelipisnya.

"Gue pikir gak ada setan, makanya gue buang. Tapi gue bohongin Taehyun kalau gue punya jimat supaya dia takut, eh taunya kembaran gue dateng dan masuk ke badan gue."

"Tapi ada bagusnya sih," sahut Kai. "Kak Beomgyu, Choi Beomgyu maksudnya, dia berhasil bawa Taehyun kesini walaupun harus pinjam raga lo. Dan gara-gara dia Taehyun kena meja."

"MEJA? MEJA KESAYANGAN GUE?!" Pekik Yeonjun terkejut. "PANTESAN POSISINYA AGAK GESER DAN KACANYA AGAK RETAK, TERNYATA INI ULAH LO, YA!"

Beomgyu menunjuk dirinya sendiri, dia ingin marah tapi kan ada benarnya juga walaupun Choi Beomgyu yang melakukannya. Kan Choi Beomgyu meminjam badannya, otomatis dia juga melakukannya.

"Gue gak mau tau ya, lo benerin mejanya, kalau perlu lunasin sekalian," ucap Yeonjun final, tak mau dibantah.

"Ck, dasar tukang gas, ngegas mulu jadi orang."

"Gue habis baca cerita tentang cermin loh, mau gue cariin cermin kayak gitu biar setannya bawa lo masuk ke dalam cermin?" Ancam Yeonjun, seketika Beomgyu diam sambil merengut.

"Oke, clue pertama itu merah, kelam. Merah warna rambutnya, kelam gue gak tau maksudnya apa, karena kita gak tau hidupnya Taehyun kelam atau engga," kata Kai sambil menunjuk tulisan demi tulisan hasil pikirannya.

"Kedua, clue 2, bulan lahir dia, tahun lahir dia. Ketiga, hwouyo, kalau disusuh jadi who you, kata Kak Soobin itu tulisan di jaketnya."

"Gue malah inget lagu," sela Beomgyu. "Who~ you~ you~ gitu liriknya."

"Itu mah lagu Crown dari Tubatu!" Balas Yeonjun ngegas sambil menoyor kepala Beomgyu.

"Gue lanjut ya," kata Kai sebelum terjadi adu mulut lagi. "Keempat, 20 sama 7. 20 itu bisa aja tahun 2002, diambil dua angka depan aja. Kalau 7, itu hasil tambah tanggal sama bulan lahir dia. Kelima, 8 sama 3. Untuk dua ini gue belum tau maksudnya apa. Kalau luka vertikal... luka di pipi Taehyun kan gak vertikal."

"Mungkin aja Taehyun punya luka lain selain di pipinya," tukas Yeonjun, lalu lanjut bermain ponsel.

"Tunggu, lo yakin semua clue mengarah ke Taehyun?" Tanya Soobin sebelum Kai lanjut bicara.

"Gue ragu..."

"Sebagian besar clue emang mengarah ke dia, tapi gue yakin clue-clue tersebut mengarah ke orang lain juga."

"Gue curiga sama kakaknya, juga Kak Jimin."

"Loh, kok Kak Jimin?"

"Sikapnya agak aneh, ya gak, Kak Beomgyu?"

Beomgyu langsung menoleh dengan mulut belepotan karena makan kue cokelat. "Bisa jadi, gue mah gak perhatiin orangnya, gue perhatiin mie ayamnya."

"Guys..."

Keempatnya menatap Yeonjun dengan segera, pemuda berambut seperti lemon itu terlihat terkejut dan... tak percaya?

"Kenapa? Lo tau siapa pelakunya?"

"Bukan, Bomin..."

"Bomin kenapa?!"

"Temen gue yang gue perintahin untuk ngawasin Bomin baru aja kirim pesan, Bomin meninggal... dicekik."

"Kok bisa?! Pelakunya berhasil ketangkap?"

"Dia berhasil lolos. Tapi, pas temen gue dan pihak rumah sakit cek cctv, dia nyamar pakai wig dan pake baju perawat."

"Terus?"

"Dibalik wig yang dia pake, keliatan jelas kalau warna rambutnya itu merah."

The Phone 3 | TXT ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora