1.1

25.2K 7.1K 4.5K
                                    

Yeonjun tak bisa membendung rasa penasarannya lagi. Hari ini juga, dia akan pergi menemui Bomin di rumah sakit. Iya, kecurigaannya cukup besar pada orang itu.

Soobin ia percayakan pada Kai, tentunya setelah berbagai pertimbangan. Tapi untuk jaga-jaga, dia meminta tolong pada Mark, teman polisinya, untuk bersama mereka.

Kenapa tidak Wooyoung? Karena Yeonjun meminta tolong pada temannya yang satu itu untuk mencari info dari Jongho, yang katanya bisa meretas ponsel orang.

Kalau Beomgyu pergi menjalankan perintah Yeonjun untuk mencari Taehyun, padahal Beomgyu tidak mau.

Dia pun sampai di ruang tempat Bomin dirawat, dan lagi-lagi pemuda bermarga Choi tersebut tersenyum aneh, mana tidak ada orang lain.

"Hai, Choi Yeonjun," sapa Bomin, nadanya suaranya aneh.

"Gue gak peduli lo sakit, gue mau tanya tentang lo, tentang semuanya," ujar Yeonjun to the point karena malas membuang waktu.

"Boleh, hehe."

Kekehan Bomin terdengar menyeramkan, tapi Yeonjun mengabaikannya dan duduk di kursi yang tersedia di samping bangsal, lalu memulai introgasinya.

"Ceritain masa lalu lo."

Deg!

Senyum Bomin menghilang, ekspresi terkejut terlihat jelas di wajahnya, membuat Yeonjun terkekeh, dia tahu ini akan terjadi.

"Ceritain semua yang lo tau," lanjut Yeonjun, ia menyunggingkan senyum miringnya. "Gak apa-apa, gue akan jadi pendengar yang baik."

"Lo gak perlu tau." Bomin pun bersuara, nadanya tak bersahabat. "Lo bukan Sanha yang bisa gue ceritain semuanya."

Setelah mengucapkan nama temannya itu, Bomin jadi murung. Tapi anehnya, dia mendadak tersenyum seperti sebelumnya.

"Lo mau tau kan? Iya kan?" Tanyanya, terlihat antusias.

"L-lo kenapa?" Yeonjun bergidik ngeri dia merinding.

"Dulu, gue itu pernah dituduh bunuh orang tau. Terus masuk rumah sakit jiwa deh, semua orang gak ada yang percaya karena sikap dingin gue. Yang lebih menyakitkan lagi, Sanha juga gak percaya sama gue. Tapi cuma dia yang masih mau temenan sama gue, jadi ya udah deh. Haha, cerita gue menyedihkan banget, kan?" Oceh Bomin sambil tertawa, mengabaikan Yeonjun yang kebingungan melihatnya.

Yeonjun merinding, Bomin kenapa?

"Terus lo mau tau hal lain, gak? Ada dua cowok lebih tua dari gue ngajak gue buat bunuh orang disaat gue keluar dari rumah sakit jiwa. Gue tolak ajakan dia, eh taunya gue didorong terus ketabrak mobil deh."

"Tunggu! Kenapa lo tiba-tiba ceritain semuanya begini?" Potong Yeonjun curiga. "Lo sebenernya kenapa? Lo sakit?"

Suasana berubah menegangkan ketika Bomin tertawa, kemudian tiba-tiba ia menunjukkan senyum anehnya.

"Katanya mau diceritain, jangan takut gitu dong. Gue gak sakit, kok. Bener-bener gak sakit."

Ini benar-benar aneh, sebenarnya apa yang terjadi. Dan apakah Yeonjun harus percaya? Dia tidak mau dibodohi dan tertipu.

Beberapa saat kemudian, Bomin memejamkan matanya, dia meringis lalu menatap Yeonjun seperti orang linglung.

"Gue... gak ngomong yang aneh-aneh, kan?"

















































"Dasar Kak Yeonjun, masa gue disuruh cari makhluk merah itu sih," gerutu Beomgyu sambil menendangi kerikil dengan cemberut.

"Padahal gue mau main sama Toto," lanjutnya lesu.

Dia harus cari Taehyun kemana? Dia kan tidak tahu rumah pemuda itu, dia juga tidak punya informasi apapun tentangnya.

Ah, bikin ribet saja. Lain kali Beomgyu tidak akan mau, bodo amat disuruh makan mie kuah oreo buatan Kai, dia malas.

"TAEHYUN, TAEHYUN, TAEHYUN, OHHH TAEHYUN! MUNCUL DONG, GUE CAPEK JALAN NIH!" Teriaknya memanggil tiga kali.

"Gue bukan jin yang harus dipanggil tiga kali," balas seseorang dari arah kanannya.

"HEHH SETAN MERAH!" Pekik Beomgyu terlonjak kaget sambil memegangi dadanya.

Bagaimana dia tidak kaget, dia tidak menyangka orang yang dia cari ada disini, mana di bawah pohon pula. Mungkin benar apa kata Soobin, Taehyun penunggu pohon kali ya.

"Kenapa lo cari gue?" Tanya Taehyun sembari menghampiri Beomgyu disertai senyuman anehnya.

"Gue tau gue ganteng, gak usah senyum-senyum kayak gitu."

Senyum Taehyun langsung hilang, digantikan dengan raut wajah datar. Sial, Beomgyu berbeda dengan Soobin, Yeonjun, dan Kai saat meresponnya.

"Disini panas ya... pindah tempat aja yuk."

"Makasih, gue ada urusan."

"Eits nanti dulu."

Dengan santainya Beomgyu menarik kerah baju Taehyun bagian belakang ketika Taehyun hendak nyelonong pergi begitu saja, Taehyun hampir kejengkang dibuatnya.

"Lepasin!"

"Gue lagi jalanin tugas negara nih, enak aja main pergi," kata Beomgyu santai. "Anak kucing yang imut dan lucu, hayu ikut gue, hayu main yu."

"Lo ada urusan apa sih sama gue?!" Bentak Taehyun marah sambil menepis tangan Beomgyu dari kerah bajunya.

"Hah? Arisan?" Beomgyu melongo, pura-pura tidak mendengar. "Ihh, gue lagi gak ada uang buat bayar arisan."

Taehyun makin marah, tapi Beomgyu semakin senang. Haha, sudah lama dia tidak melancarkan aksinya. Aksi apa? Aksi bikin orang marah lah, apalagi.

"Clue pertama cukup jelas, merah dan kelam. Merah warna rambut lo, kelam masa lalu lo. Ya... walaupun semua anggota keluarga gue punya masa lalu yang kelam, termasuk gue. Dan hwouyo, kalau disusun bakal jadi who you, itu tulisan di jaket lo, kan?"

"A-apaan sih, jangan asal nuduh!" Seru Taehyun, dia mulai panik bung.

"Lo mau ngomong apa lagi?" Tanya Beomgyu, menyeringai puas karena Taehyun tak mampu membalas perkataannya. "Lebih baik lo ikut atau gue bawa lo ke kantor polisi."

Tatapan tajam Taehyun tunjukkan, dia mendadak diam. Lagi-lagi, Beomgyu menyeringai.

"Mau ngapain? Mau bikin gue kayak Kak Soobin juga? Maaf ya, gue pake jimat dari Kak Yeonjun nih. HAHA, KASIAN UTUTUTU."

"Cih, mau bagaimana pun juga lo gak akan bisa bawa gue kemanapun."

"Kenapa? Karena kakak lo yang cantik itu bakal tolongin lo? Nih gue kasih tau, sebelum gue kesini gue ketemu kakak lo, loh. Tau gak apa yang gue lakuin? Gue copot ban mobilnya HAHAHAHA! Dia gak bisa kesini deh, hayo panik kan lo."

Ini lah alasan Yeonjun menyuruh Beomgyu untuk bertemu dengan Taehyun, karena Beomgyu selalu memiliki ide cemerlang walaupun minta ditampol orangnya.

Sekarang, panik menyerang Taehyun. Dia kalang kabut, bingung harus berbuat apa, Beomgyu benar-benar menskakmat dirinya.

"Ikut gue sekarang atau lo tau akibatnya," ancam Beomgyu selanjutnya, mendadak berubah dingin dan menyeramkan.

The Phone 3 | TXT ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu