2: tentang hyunjin

3.7K 576 18
                                    

Seharusnya Jisung bisa melanjutkan pengetikan skripsinya pagi ini. Namun karena sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi melampaui batas maka pria itu berakhir menghabiskan waktu untuk bersantai di apartement miliknya yang sedikit berantakan namun nyaman.

Dia bangun tepat pada pukul delapan pagi dalam keadaaan yang jauh lebih baik. Pusing dan pegalnya pun sudah berkurang (tidak separah malam kemarin), namun yang menjadi masalah barunya adalah bahwa sekarang perutnya keroncongan.

Setelah mandi dan mengganti pakaian tidur dengan pakaian santai, Jisung segera turun ke dapur untuk mencari sesuap nasi dan lauk yang masih bisa dia kais karena sejujurnya Jisung belum membeli kebutuhan bulanan yang sudah habis sejak tiga hari yang lalu.

Langkah otomatis terhenti saat melihat gundukan aneh tergeletak di atas sofa hitam yang berdekatan dengan dinding. Jisung tidak ingat pernah meletakkan sampah disitu, jadi dia yakin itu bukanlah sampah atau apapun yang tidak penting. Kaki kurusnya mendekat, lalu tangannya sigap menyingkap sedikit gundukan berlapis selimut tersebut.

Jisung nyaris berteriak, namun urung karena dia masih bisa mengontrol dirinya dengan cukup baik. Wajah manis yang tidak familiar menyambutnya, sosok itu juga terlihat semakin menggemaskan dengan telinga kucing yang terlihat sangat nyata.

Tapi tunggu dulu,

Telinga kucing?


Otaknya yang selambat komputer tua mulai memproses sekeping dua keping kejadian semalam hingga pada akhirnya tersusun membentuk serentetan cerita yang mana Jisung kira hanyalah sebuah mimpi bodoh belaka. Dia sedang tidak menghayal atau mengada-ada karena sosok Hyunjin (si manusia setengah kucing) sekarang ada di apartementnya!

Demi Tuhan, Jisung berharap bahwa setelah bangun pagi manusia kucing itu akan pergi dari apartemennya dengan cara melompat melalui jendela atau apalah, Jisung tidak perduli. Mengingat bahwa sudah terlalu banyak hal yang harus dia urus mengharuskan Jisung meminimalisir hal lain yang bisa menambah beban pekerjaan dan intensitas kesibukannya.

"Hei kucing," Jisung menepuk pipi hangat Hyunjin beberapa kali, tapi hybrid itu tak lekas bangun dan itu jelas membuat Jisung sedikit dongkol. Kucing memang hewan yang pemalas.

Alih-alih bangun, Hyunjin malah meringkukkan tubuhnya bagai janin yang pernah Jisung lihat di film-film. Hybrid itu mengeluarkan dengkur yang lucu, tapi tak cukup membuat keinginan Jisung untuk segera memulangkan sang hybrid ke pangkuan si pemilik sedikit memudar.

"Kau harus segera bersiap karena aku akan mengantarmu ke kantor polisi pagi ini."

Selimut hitam yang membalut tubuh Hyunjin dia tarik paksa hingga sang empu nyaris ikut tertarik dan mungkin berpotensi membuat tubuhnya yang ramping jatuh ke lantai. Hyunjin mengerang kecil, kemudian sepasang manik yang Jisung baru sadari ternyata sangat indah itu menatapnya dengan pandangan sedih yang kentara.

"Jisung, biarkan Hyunjin tidur lagi. Kepala Hyunjin sakit." mohon sang hybrid. Dia hendak menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa tapi tangan Jisung yang sedikit lebih kecil namun kuat menahan lengan Hyunjin dengan lebih cepat.

"Tidak, kau harus segera dipulangkan."

"Tapi Jisungㅡ"

"Aku tidak memintamu melakukan pembelaan. Menyimpan orang asing maka artinya aku harus mengurusnya juga dan itu akan menjadi sedikit merepotkan. Sekedar info, keseharianku sudah cukup sibuk, jadi aku tidak ingin menambah pekerjaan dengan membiarkanmu mendekam disini lebih lama."

Kedua telinga kucing Hyunjin merunduk lesu menandakan bahwa sang pemilik tengah merasakan kesedihan. Ekornya pun tidak lagi bergerak hoboh seperti malam yang lalu. Hyunjin hanya menunduk seraya meremas kaus yang dia pakai sambil menggigit bibir.

kitten | hyunsung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang