4: maaf

3.8K 511 73
                                    

⚠Warn!
- contain 18+ stuff (kebijakan pembaca sangat diharapkan)

Hujan rintik mulai turun membasahi bumi. Jalanan besar kali ini nampak sepi karena waktu juga sudah menunjukkan nyaris jam sebelas malam. Warna kuning dari lampu jalanan menjadi satu-satunya penerangan sosok kecil yang saat ini terus melangkah tanpa tujuan.

Hyunjin mendekap tubuhnya sendiri menggunakan lengan guna menghalau angin dingin yang setia menerpa. Betapa bodohnya dia karena tidak mengenakan alas kaki saat keluar tadi. Perkataan menyakitkan Jisung membuatnya lupa akan apapun.

"Sekarang Hyunie harus kemana?" gumamnya kecil. Kepalanya mendongak menatap jajaran lampu jalan dan itu membuat matanya berembun lagi.

"Hiks, Tuan Chris, Hyunie mau pulang. Hyunie janji tidak akan kesal lagi pada tuan Chris. Hyunie juga akan terima kak Jihyo." dia terus meracau menyalahkan diri sendiri.

Semua ini bermula akibat kebodohannya yang berani menaruh rasa kesal pada Chris hanya karena pria itu membawa kekasihnya untuk dikenalkan kepada Hyunjin. Seharusnya Hyunjin senang karena Chris sudah mendapatkan tambatan hati. Namun sisi egoisnya muncul, dia hanya takut bahwa mungkin setelah Chris resmi menikah dengan Jihyo, Hyunjin akan dibuang.

Suara denting pelan dari botol yang jatuh menyentuh trotoar jalan menyadarkan Hyunjin. Dia mengalihkan pandangan dan mendapati dua pria mabuk tengah menatap dalam ke arahnya. Langkahnya terhenti disana, tak berani maju karena dua pria itu nampak sangat menyeramkan.

Mereka mengenakan jaket hitam kumal dan topi sehingga Hyunjin tidak bisa melihat jelas wajah keduanya. Namun instingnya mengatakan bahwa sesuatu akan menjadi buruk jika dia nekat mengambil jalan terus.
Pria yang lebih pendek nampak berbisik pada temannya sambil sesekali melirik Hyunjin. Tentu saja Hyunjin tak senang. Dia mendesis pelan seperti kucing yang tengah melakukan defense saat dua laki-laki itu berjalan mendekat.

"Hey cantik, kenapa berjalan sendirian?"

Hyunjin tidak menjawab, tatapannya semakin waspada ketika satu pria yang lain mulai berjalan ke sisi yang berlawanan. Hyunjin dikepung.

"Kebetulan kami sedang kedinginan," sahut si pria pendek. Hyunjin benci, dia tidak suka keadaan seperti ini.

"Mau bermain?" Tangan kasar pria itu menyentuh pantat Hyunjin dengan kurang ajar. Namun karena refleks, Hyunjin langsung mencakar pipi si pria hingga sang pemilik mengerang keras.

"Jalang sialan,"

Suara tamparan terdengar nyaring saat pria yang lebih tinggi menampar pipi Hyunjin. Hanya sekali, namun mampu membuat tubuh kecilnya terhempas ke trotoar jalan. Tenaganya serasa ditarik paksa karena sungguh pria itu tidak main-main dengan tamparannya. Kemudian Hyunjin bisa merasakan tubuhnya diseret ke sebuah gang sempit yang lembab. Hanya suara samar yang mampu Hyunjin tangkap, telinganya masih berdengung efek tamparan keras dari pria itu.

"J-jangan," bisiknya lirih saat merasakan ada tangan-tangan kasar menyusup kedalam kemejanya, menjamah tubuhnya seolah dia hanyalah mainan yang siap dipakai.

Hyunjin tidak bisa melakukan apapun. Kedua tangannya di tahan dan tubuhnya dihimpit. Pergerakannya mati total. Air mata Hyunjin jatuh lagi, namun bibirnya mengalunkan desah lirih tanpa bisa dikontrol. Para pria bejat itu tertawa senang satu sama lain dan mengatakan hal-hal tidak senonoh mengenai betapa moleknya tubuh Hyunjin.

"Siapapun.. t-tolongㅡnggmm.."

Bibir kemerahan itu dibungkam paksa, disesap dengan begitu kasar hingga dia bisa merasakan sisa alkohol yang begitu menyengat dari mulut si pria. Cicit kesakitan tak henti Hyunjin keluarkan saat bibirnya digigit hingga berdarah.

kitten | hyunsung ✔️Where stories live. Discover now