Rain

430 35 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
















Lee Jeno, seorang pria yang kucintai dan ku kagumi dari jauh, ya hanya dari jauh aku tidak bisa bersamanya lebih dekat, cukup ku melihat dia dari kejauhan saja sudah membuat wajah ku memerah, entah akan seperti apa saat aku melihatnya dari jarak dekat.

Kita satu kelas, aku tau dia ada tapi dia aku ada atau tidak entahlah, banyak yang menyukainya, ya bagaimana tidak seorang 'PANGERAN SEKOLAH' yang wajah nya seperti tokoh dalam negeri dongeng .

Hari masih pagi tapi matahari tampak malu-malu untuk menujukan dirinya.

Air hujan sudah turun dan membasahi bumi, untungnya aku membawa payung jadi aku hanya perlu berjalan menuju halte bis dan sekolah dengan keadaan kering.

Saat aku memasuki kelas rasa canggung itu ada, bagaimana tidak dikelas ini masih kosong hanya ada aku dan.....



JENO


Walaupun dia tidak melihat ku tapi tetap saja wajah ku pasti memerah dan jantungku berdegup kencang.

Saat dia sadar ada seseorang yang sedang berdiri didepan pintu ia hanya melirik sekilas kearah ku, ya HANYA MELIRIK SEKILAS lalu kembali lagi pada buku novel yang sedang dibacanya dan earphone yang terpasang ditelinganya.

👑👑👑

Kenapa hari ini harus hujan? Dari pagi sampai jam 4 sore hujan belum berhenti untung saja tidak sampai banjir

Semua orang sudah pulang duluan, hanya beberapa yang masih tinggal disekolah, aku membuka payung ku dan langsung menerobos hujan yang sudah agak reda

Aku merasakan ada seseorang disebelah ku, lebih tepatnya ikut dengan ku yang sedang menggunakan payung, sekedar menumpang mungkin, aku melihat kesamping ku, dan betapa terkejutnya aku saat melihat orang itu, ya siapa lagi kalau bukan, JENO.

"Maaf boleh aku menumpang sebentar, hanya sampai halte",ujarnya mataku hanya fokus pada wajah tampan itu

"Hei... Boleh aku menumpang? "Ujarnya sekali lagi, aku tersadar dari lamunan ku, aku mengangguk sebagai jawabannya

Pasti wajah ku sudah memerah sekarang, lebih merah dari yang tadi pagi, aku harap dia tidak mendengar degup jantung ku.

Tak lama dia mengambil alih payung yang ku pegang,tadi saja dia menunduk karena tinggi badan kita yang diseimbang.

Aku benci ini, kenapa jarak antara sekolah dan halte begitu dekat.

"Terimakasih ya atas tumpangannya"ujar nya sambil tersenyum ,tubuh ku tiba-tiba kaku, disenyumin oleh yang ku sukai selama ini, jantung ku rasanya ingin melompat dari tempat nya.

Tak lama bis nya datang, dan tentu berbeda arah dengan arah rumah ku

"Cepat pulang dan ganti bajumu yang basah itu, sekali lagi terimakasih "ucapan terakhirnya lalu masuk kedalam bis, dan meninggalkan ku yang masih diam membeku.

Tolong katakan pada ku apa ini mimpi? Jika iya jangan bagunkan aku dan putar ulang kembali semuanya dari awal.

Stupid Love: NoRenWhere stories live. Discover now