16

1.2K 159 81
                                    

Guys.. Vote dan komen yang banyak ya..

***

"Mbak kenapa? Diapain sama biji kedondong ini semalem? Kok cemberut terus dari tadi?" tanya Yerin pada Airin.

"Biji kedondong?" tanya Airin "Ini loh Mbak.. Suamimu tercinta ini," jelas Yerin sambil menepuk bahu Arjuna dua kali.

"Kemaren biji duren, sekarang beda lagi?" tanya Airin "Iya soalnya mulutnya berantakan kayak biji kedondong," kata Yerin.

"Kamu tuh ya! Masih pagi lo udah mancing-mancing keributan," kata Juna.

"Yer.. Kamu tau sama Febi itu ndak?" tanya Airin "Febi? Ohh Kak Febi, mantannya Mas Juna waktu SMA?" tanya Yerin memperjelas.

"Iya.. Yang cantik itu loh.. Yang seksi itu Yer..," kata Airin sambil melotot kearah Juna.

"Mulai deh..," gumam Juna kesal.

"Kamu masih marah gara-gara semalem? Mas kan udah minta maaf," kata Juna.

"Ndak marah.. Tapi kalau liat mukanya Mas Juna jadi pengen marah!" kata Airin "Kesel!" sambungnya.

"Kerjaannya nyakitin terus... Nyakitin terus..," kata Airin sambil meletakan telor dadar ke piring Juna.

"Dasar biji kedondong! Emang mukanya nyebelin Mbak!" kata Yerin berada dipihak Airin.

"Jadi ngeroyok Mas Juna ni?" tanya Juna.

"Mas.. Mau kedondong," kata Airin tiba-tiba.

"Ya cari..," kata Juna singkat.

"Dasar! Arjuna!" teriak Airin lalu pergi dari sana dan pergi ke kamar.

"Mas Juna keterlaluan banget si," kata Yerin "Yaampun salah Mas apa?" tanya Juna "Cewek itu sensitif banget tau gak si Mas.. Apa lagi Mbak Airin kan lagi hamil," kata Yerin.

Juna hanya diam sambil memakan sarapannya.

"Mas Yerin serius ya.. Yerin pernah baca artikel, katanya emosi Ibunya itu bakal sampe ke bayinya.. Jadi kalau Mbak Irin stres, sedih, kesel terus itu artinya bayi dalem perut Mbak Irin juga gitu," jelas Yerin.

"Sok tau kamu!" gumam Juna "Kapan Mama sama Papa balik?" tanya Juna "Besok," jawab Yerin.

"Bik Ida..," panggil Yerin dengan begitu manja "Tolong dong.. Yerin mau apel," sambung Yerin.

"Bik sekalian buat Airin juga ya," sahut Juna.

"Siap..," jawab Bik Ida.

Setelah menerima piring berisi apel itu Juna pergi menyusul Airin, sambi membawa susu juga untuk Airin.

Juna tersenyum saat melihat Airin sedang berdiri di balkon sambil menatap taman rumah mewah itu.

Juna mendekat, meletakan bawaannya tadi lalu bersender di pagar balkon itu sambil menatap Airin.

"Kenapa lagi sih?" tanya Juna "Jangan bikin Mas bingung.. Mau kedondong kan? Yaudah Mas beliin tapi jangan gini," kata Juna.

"Kamu belum sarapan lagi," kata Juna "Biarin!" kata Airin yang masih saja kesal "Nanti sakit," jawab Juna "Biarin!" jawab Airin lagi.

"Mas Juna juga nanti yang repot," kata Juna "Mas Juna tuh emang gitu.. Ndak pernah sayang sama Irin.. Ndak pernah sayang sama Bayi ini juga," kaya Airin tiba-tiba dengan derai air mata.

Juna menarik Airin agar mendekat padanya. Lagi-lagi Juna membuat Airin menangis pagi ini.

"Kira-kira Ayah, Ibu, Eyanguti, Mama, Papa, Yerin itu sayang gak sama kamu?" tanya Juna pada Airin.

"Ya sayang lah..," jawab Airin "Tapi mereka gak tiap hari bilang sayang ke Irin kan?" tanya Juna dan membuat Airin mengangguk.

"Walau pun gak ngomong belum tentu gak sayang," kata Juna "Berarti Mas Juna sayang dong sama Irin?" tanya Airin.

"Ya enggak lah!" kata Juna.

"Tuh kan... Benci banget sama Mas Juna!" teriak Airin sambil terseduh.

Melihat Airin yang menangis kian kencang malah membuat Juna tertawa. Juna segera merengkuh tubuh Airin kedalam pelukannya.

"Ssssttt.. Udah ahh..," kata Juna sambil mengelus rambut Airin.

"Jawab dulu! Mas..," kata Airin "Jawab apa sih? Gak udah bikin pusinh deh, Mas Juna mau pergi ini," kata Juna.

Airin melepas pelukan Juna lalu menatap mata Juna "Mas Juna masih ndak bisa angep Irin sebagai istri Mas Juna ya?" tanya Airin.

"Irin ndak peduli Mas.. Mau gimana pun buat Irin, Mas Juna tetep suaminya Irin dan yang paling ndak bisa diubah adalah kenyataan kalau Mas Juna itu Ayah dari anaknya Airin. Airin ndak masalah, Mas Juna nda sayang sama Irin, ndak cinta, ndak masalah Mas..," kata Airin.

"Tapi Mas Juna bisa kan pura-pura sayang dan cinta sama Airin, paling enggak sampai Dedeknya lahir aja.. Airin ndak kuat kalau di bikin sakit terus gini Mas. Irin tuh sedih banget digiin terus" kata Airin mengadu.

"Anak Mas Juna butuh perhatian," kata Airin "Mas Juna tau ndak.. Tiap hari Irin nangis cuma gara-gara mulut Mas Juna yang kasar," sambung Airin.

"Kalau Airin sendiri ndak masalah Mas, tapi sekarang Irin ndak sendiri. Di perut Irin juga ada darah daging Mas yang butuh perhatian dan kasih sayang, butuh kelembutan," kata Airin.

"Udah empat bulan umurnya Mas, sekali pun belum pernah Mas Juna nyapa dia, sekali pun belum pernah Mas Juna nemein Irin ke dokter, sedikit pun Mas Juna ndak pernah kasih perhatian ke dia. Mas Juna jahat banget," kata Airin.

Juna hanya diam dari tadi, hanya menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Airin, entah kenapa semua perkataan Airin itu menyakiti hatinya, Juna tersentak tak kala mengingat semua yang sudah dilakukannya pada Airin.

Juna segera menarik tubuh Airin yang berusaha menjauh darinya.

Berlahan Juna menarik tengkuk Airin, lalu berlahan melumat bibir tipis ibu hamil itu penuh kelembutan dan pergatian. Ciuman itu seakan menyampaikan ucapan maaf dari Juna untuk Airin.

Setelah beberapa waktu, Juna melepas ciuman itu, menatap mata Airin yang basah karena air mata. Juna menghapus jejak air mata di pipi Airin.

"Udah.. Jangan nagis lagi," kata Juna "Mas Juna pergi dulu ya.. Nanti kalau pulang Mas Juna bawain kedondonnya," sambung Juna.

"Sarpannya jangan lupa di makan,susunya di minum," tukas Juna sambil tersenyum lalu berlahan pergi.

***

"Kenapa sihh Ho? Kok diem aja dari tadi.. Kenapa sayang?" tanya wanita bernama Suci itu pada Juna.

"Gak apa-apa kok sayang," jawab Juna sambil tersenyum.

Suci, wanita yang sudah dipacari Juna lebih dari tiga tahun. Bisa dibilang wanita ini tak tau diri, karena tanpa rasa bersalah main belakang dengan pria yang jelas-jelas sudah beristri.

Bukannya tak tau, Suci hanya tak ingin tau, yang diyakininya hanya lah bahwa Suho-nya itu hanya mencintai dirinya seorang.

"Kenapan sih? Akhir-akhir ini sikap kamu tu berubah banget sama aku, kamu udah gak cinta ya sama aku?" tanya Suci "Gak gitu Ci..," jawab Juna.

"Ci aku pulang dulu ya.. Udah malem," kata Juna "Kenapa? Takut istrimu itu nyariin?" tanya Suci dengan kesal.

"Kita udah sering bahas ini Ci.. Jangan bikin hubungan kita tambah ribet," kata Juna lalu mengecup kening Suci sebelum benar-benar pergi dari sana.

***

Anda terkejut?

TAKDIR SEMESTAOnde histórias criam vida. Descubra agora