Je Me SERIES 2
DARK ROMANCE, MAFIA'S STORY
__________________________________________________
Gara-gara tua bangka itu, Jayden Wilder menganggap cinta hanyalah sebuah fantasi belaka. Namun, teori tersebut terbantahkan ketika bertemu dengan Berlian M...
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen
Tandai jika ada typo (I’m a Queen of typo)
Kamsyah
Happy reading everyone
Hope you like it
❤❤❤
______________________________________________
Everything perfect on the wrong day by sky eats air plane
______________________________________________
Cara memberantas kemiskinan paling baik bukanlah memberi materi dalam jumlah banyak pada sekali jumpa, melainkan memberi kehidupan bagi mereka dengan pekerjaan
—Jayden Wilder
______________________________________________
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jakarta, 2 Juni 11.30 WIB
Siang ini matahari begitu terik. Angin bertiup membawa hawa panas dan gerah. Jumper hitam Alan Walker yang kutanggalkan dan kutinggal di mobil, menyisakan kaus hitam gambar dewa kematian tidak bisa membuatku lebih sejuk di tengah perdebatanku dengan Jameka yang belum kunjung usai.
“Sejak kapan lo nge-date ama nih human?” tanyaku. Nada yang kugunakan datar, tetapi bisa kupastikan mengandung begitu banyak tekanan. Jenis nada yang harusnya membuat semua lawan bicaraku patuh atas perintah mau pun kewajiban menjawab pertanyaanku. Kecuali Jameka.
“Bukan urusan lo, Bambang!” jawabnya judes.
“Urusan lo yang satu ini, urusan gue juga.”
“Jayden, udah! Kak Jame, udah!” Melody yang dari tadi diam memperhatikan kami pun akhirnya meletakkan sumpit di mangkok untuk mempertegas perkataannya dengan tindakan. Lalu mengarahkan pandangan ke belakangku dan Jameka yang duduk sebangku. “Lihat tuh, Jayden. Temen-temenmu dateng. Kayaknya mau pesen bakso atau mie ayam di pak Man,” imbuh Melody. Menunjuk siapa yang ia maksud menggunakan dagu.
Saat Jameka fokus ke ponselnya lagi, aku refleks menoleh ke belakang. Mendapati tiga orang dengan dandanan preman mengerubungi pak Man.
Kunilai tiga orang tersebut satu per satu dan menarik kesimpulan tidak ada satu pun yang kukenali. Itu berarti mereka bukan anggota klanDavidde atau penghuni basecamp kami. Jadi, kuputuskan untuk menunda pertikaian dengan Jameka dan memerintahkan dua wanita ini untuk segera pulang.